Di kala siang menyengat Juri sedang berada diruangannya sendiri. Tanpa sadar, Hari membuka pintunya dan kaget melihat sekumpulan gadis. Juri yang memfokuskan dirinya pada tumpukan kertas didepannya tidak menghiraukan ada tamu di ruangannya.
"Juri nee-san!" balas wanita paruh baya berambut emas.
"Ara ara. Sejak kapan kalian ada disini?" Tanya Hari tersenyum.
"Tante Meisjke bilang kalian ada disini. Lagipula, semua guardian harus berkumpul." balas wanita berambut hitam.
"Ada apa ribut-ribut- Leila dan Tsukino! Kenapa kalian ada disini?" Balas Juri kaget.
"Aku datang karena itu sudah waktunya. Apa kau akan mengulur waktu lagi? Klan tidak punya waktu untuk menunggu." Balas Tsukino.
"Oh itu. Aku memang memberikan rentang waktu. Aku harusnya tahu ini akan terjadi. Tsubame ada disini juga kan?" Tanya Juri menurunkan kacamata.
"Ya. Semua disini." Balas Tsukino monoton.
"Kalau begitu kalian masuk saja sebagai anggota OSIS. Kalau seperti itu tidak ada yang curiga. Aku merasakan badai akan datang." Ucap Juri.
"Oh ya. Vongola half rings? Itu urusan mereka sih." Ucap Tsubame masuk keruangan.
"Tinggal M.M yang belum ada ya?" Balas Juri
Mereka mengangguk. Juri akhirnya lanjut lagi mengerjakan tumpukan kertas yang berserakan itu. Dia ingin segera menyelesaikannya agar bisa melihat Kyoya disekolah.
"Kalau begitu, kalian ikut aku saja. Sudah tahu kelas masing-masing kan?" Ucap Hari.
Hari dan para keempat gadis itu mengikuti wanita wakil OSIS itu dan meninggalkan Juri sendirian.
~Juri POV~
Sial. Ini seperti neraka saja. Tidak ada habisnya coba! Aku menatap langit. Sekali lagi hening. Mungkinkah sudah waktu aku mengambil alih Cavaliere Nero? Klan mau berbaik hati menunggu tapi, ini terlalu cepat. Aku mengacak-acak rambut dalam dilema. Sampai pintu terbuka, seorang pria berambut hitam dan sorotan matanya yang tajam datang."Kau mengapa tidak datang keruanganku?" Tanya Kyoya.
"Aku.... Aku sedang mengurusi tumpukan kertas ini Kyoya! Bagaimana bisa ku tinggalkan kewajibanku?" Ucap ku yang berusaha mendefend diriku sendiri.
"Suruh saja wakil herbivora melakukannya. Akan kuminta wakil komite DC membantu si herbivora itu. Kalau begitu ayo." Balas Kyoya memegang tanganku dan menyeretku dari ruangan.
"Kyoya!" Ucapku.
Kyoya yang terus diam tak mengatakan sepatah kata membawaku ke atap sekolah. Dia langsung merebahkan kepalanya di pahaku. Aku tersipu malu.
"Aku mau tidur. Jangan berisik." Ucap Kyoya monoton.
Aku menghela nafas, jadi aku cuman bantal ya? Angin sepoi berhembus dengan lembutnya. Aku berpikir, jika aku harus segera mengambil sebuah tindakan. Semuanya tidak akan sama lagi jika aku tidak melakukan apapun.
~POV Hari~
Aku berjalan, menuju kelas 3-1. Tsukino akan ku tempatkan disini karena dia seumuran. Saat ku membuka pintu, guru yang melihat merasa kebingungan."Maaf, selamat siang semuanya. Aku punya sedikit pengumuman. Ada anak baru dikelas kita. Masuk saja, Tsukino." Balas Hari tersenyum.
"Aku Tsukino Azusa. 17. Salam kenal." Balas dia monoton.
Teman-teman kelasku malah kaget dan takut seperti melihat jelmaan iblis dalam wujud perempuan.
"Ah, Azusa-san. Kau bisa duduk di depan Sasagawa-san kalau begitu." Pak Yamaguchi langsung mempersilahkan murid baru itu duduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/180644779-288-k709509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]
FanfictionCerita yang difokuskan setelah Juri Sawada dilepaskan dari segel Zero Point Breakthough oleh Vongola Nono, Timeteo dan perjalanan cintanya dengan Kyoya Hibari. Pairing: Juri (OC) X Hibari Kyoya Freasha (OC) x Giotto Mei Li (OC) x Fon Hari Natari x...