Chapter 111: Cozart's Birthday

15 1 0
                                    

Hari ini hari minggu, Sejak dua minggu kemarin Lisara telah dekat dengan Cozart karena besok hari ulang tahunnya, ia ingin membuat hadiah yang bisa membuat senang. Disaat dia sedang asik-asik memikirkan, kakak pertamanya yang bernama Raeliana mengintip. Warna rambut wanita itu coklat dengan sediki kemerah-merahan dan matanya hijau seperti Lisara. Lisara pun kaget lalu menutupinya karena malu.

"Ah, ada apa ini? Kok sembunyi-sembunyi, Lisara?" Raeliana kepo.

"Ga ada apa-apa atuh, kak. Cepat keluar dari ruanganku!" ucap Lisara malu.

"Kenapa wajahmu merah? Apa jangan-jangan adikku tersayang Lisara sudah dapat pacar sebelum aku? Tidak adil!" ucap Raeliana pura-pura nangis dan emosional.

"T-t-tidak! Cozart bukan pacarku tapi cuman sebatas teman." ucap Lisara berkata.

"Owalah? Cozart? Cie cie...yaudah aku pergi dulu laporan sama papa tentang ini." ucap Raeliana kabur.

LIsara bingung. Tetapi ia ingin membuat seorang yang ia taksir bahagia. Jadi saat itu ia membuat cincin seperti trinisette tetapi berbeda elemen. Jika Freasha bisa, maka Lisara juga bisa membuat keajaiban. Ia menggunakan seluruh dying will flame miliknya dan berhasil menciptakan walaupun selesainya besok. Selama dia bisa merasakan apa yang Giotto punya. Dia terus bergelut didalam laboratorium milik keluarganya dan dia tidur saat subuh datang.

Freasha sedang menyiapkan hadiah untuk Cozart karena dia baru pulang dari Vindice pagi itu. Giotto tidak curiga dan G tidak mau suudzon lagi makanya dia diam aja. Asari juga sebaiknya menasehati pria itu lagi. Sarapan bersama sambil menunggu kedatangan Cozart. Lalu siang itu, Cozart datang smeua mengadakan pesta dengan riangnya tetapi Cozart mulai tidak menyadari kemana perempuan pendek itu. 

"Selamat ulang tahun Cozart!" balas semuanya bersulang

"Ah, terimakasih semua. Aku merasa terhormat untuk berada di mansion Vongola. Terimakasih untuk hadiah-hadiahnya aku merasa senang. Aku sungguh bahagia sekali." ucapnya tersenyum.

"Ah, gausah gitu Cozart. Kita kan teman!" ucap Giotto berpelukan dengannya.

"Iya, Giotto benar. Gausah humble begitu, kita semua selalu ada untukmu." ucap Asari tersenyum dengan sopannya.

"Cozart, kenapa?" tanya Elena.

"T-t-tidak apa-apa." ucap Cozart tersenyum.

Mereka berpesta sampai malam, lalu Cozart merasa sedih wanita itu yang mau datang ke ultahnya tidak hadir. Dia sudah janji, apa ada masalah atau karena dia sibuk? Ribuan pertanyaan muncul dikepala Cozart. Lalu dengan berat hati karena sudah larut malam dia pulang. Saat dia jalan, perempuan itu tiba dan berlari karena ngos-ngosan. 

"M-m-maafkan aku Cozart! Aku tahu hari ini ulang tahun mu! Tapi aku telat datang karena aku ketiduran!" ucap Lisara mengelap keringatnya.

Lisara seperti Freasha, seorang anak tomboy jadi dia lebih memilih memakai jas dan celana panjang tidak seperti kedua kakaknya yang selalu elegan. Ya, tetapi karena hal ini Cozart jatuh hati juga. Giotto, Freasha, Elena, G dan dkk malah ngintip lewat semak-semak. Freasha lalu berbisik ternyata Cozart nungguin si Lisara. 

"Tidak apa! Asal kau datang!" ucap Cozart memeluknya. 

Topi yang ia pakai pun jatuh ke tanah yang keras tetapi ia tidak menghiraukannya, Lisara yang menyadari apa yang terjadi langsung pingsan karena memerah. Cozart lalu mengangkatnya dan membangunkan perempuan berambut merah itu dengan lembut.

"Hei, bangun. Lisara, bangun!" ucap Cozart dengan lembut.

"C-c-cozart.. Aku lupa memberikan hadiahmu." ucap Lisara terbangun.

"Tidak masalah. Asal kau datang, itu sudah cukup." ucapnya tersenyum.

"Tetapi aku sudah bawa. Ini adalah cincin. Cincin seperti Vongola milik Giotto. Ini aku berikan padamu." ucap Lisara mengeluarkan box berisi tujuh cincin.

"Ah, aku tidak mau menerima semua ini terlalu berharga." ucap Cozart ingin menolak.

"Aku membuatkannya sejak kemarin hanya untukmu, walaupun selesainya tadi subuh. Makanya aku telat karena tidur sebentar. Cincin ini mempunyai Dying Will Flame of the Earth. Berbeda elemen dengan Giotto. Tetapi aku pikir, cincin ini pantas untukmu. Mau ya?" ucap Lisara pakai senjata ampuh yaitu puppy eyes.

Cozart akhirnya mengangguk pasrah karena rautan wajah perempuan itu. Lalu mereka pulang dulu kerumahnya Cozart. Giotto dan Freasha serta dkk mulai senang dan bahagia juga shock kalau Lisara bisa melakukan hal seperti itu. Freasha mah senang aja, berarti dia punya potensial. Tetapi masa depannya adalah bersama Cozart. 

Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang