Chapter 97: The Guardian

17 0 0
                                    

Kedua pria tersebut langsung menjaga jarak kepada tamu yang tidak diundang. Mereka langsung menyerang membabi buta bahwa rombongan Tsuna, Juri, dan dkk harus segera meninggalkan tempat sebelum mereka tewas seperti tengorak-tengorak yang tergeletak dibawah lantai. Juri langsung menghadang Tsuna yang sudah menjadi hyper dying will dan bersiap-siap untuk melawan. Tsuna kaget.

"Aku hanya ingin mendapatkan Regal Flower. Aku tak ada keinginan untuk berseteru dengan kalian karena kita masih satu ras yang sama. Dan begitu juga lelaki berambut coklat itu. Aku tahu bunga itu berharga melebihi jiwa kalian. Tapi kami membutuhkannya untuk para mantan Arcobaleno." ucap Juri membungkukkan badan.

"Untuk apa kami menyerahkan hal yang berharga seperti itu pada kalian?" tanya Taka.

"Ya. Kami telah melindunginya beribu-ribu tahun. Dan kau ingin kami memberikannya begitu saja? Jangan bercanda!" ucap Tomite.

"Kumohon.." ucap Juri sekali lagi.

"Nee-san... jangan lakukan hal itu! biarkan kami menyelesaikannya dengan bertarung." ucap Tsuna.

"Dengarkanlah juudaime, dasar bodoh! Roh-roh ini tidak bisa ajak kompromi kalau cuman bicara doang!" ucap Gokudera udah gak sabar.

"Sudah tenang dulu!" ucap Yamamoto

"Tsunayoshi-kun benar. Tak ada gunanya untuk berbicara." ucap Byakuran.

"Semuanya tolong tenang. Kalau berseteru seperti ini, tidak ada gunanya untuk terlalu berharap. Aku percaya Juri-san." ucap Uni yakin.

"Putri..." gumam Gamma.

"Kalau itu keputusan Uni, aku akan turuti untuk sekali ini." ucap Byakuran tersenyum.

"Tt-t-api kan.. kasihan nee-san. Dan lihat, Hibari-san ingin melawan." ucap Tsuna ketakutan.

"Sudah. Percayalah kepada kakakmu. Belum pernah liat dia bertarung kan?" ucap Reborn.

Tsuna mengangguk dan akan melihat apa yang akan terjadi. Kyoya yang penasaran cara bertarungnya, memutuskan untuk diam dipojokkan walaupun dikelilingi oleh tumpukan tengorak. Juri menghela nafas. 

"Terus, aku harus apa untuk bisa mendapatkan regal flower itu?" tanya Juri.

Semua kaget. Juri tidak mau melawan tapi meminta. 

"Tidak ada. Lebih baik kau pulang saja." ucap Taka. 

"Aku harus mendapatkannya. Maestro yang bilang kalian ada disini. Aku adalah keturunan Maestro sama seperti kalian. Aku Juri Sawada. Bos Cavaliere Nero. Kalau kalian tidak percaya, tatap mataku." ucap Juri.

Mereka kaget mendengar kata maestro. Bukannya Maestro sudah meninggal ribuan tahun lalu gara-gara Taishakuten? Tetepi Tomite tidak bisa melihat kebohongan didalam matanya. Taka juga merasakan hal yang sama. Gokudera melihat wanita itu hanya meminta, Kyoya juga kaget tetapi tidak dia tunjukkan. Taka tertawa dan membuat semuanya bingung dan tersenyum. 

"Buka bajumu." ucap Taka.

Semua kaget minta ampun mendengar apa yang dikatakan Taka spontan.

"Apa?" ucap Juri kaget.

"Ya, buka baju. Aku harus mengetesmu. Jika kau benar-benar keturunan Maestro." ucap Taka. 

Semua pada protes sementara Uni mencoba menenangkan mereka apalagi Kyoya yang sudah mau menyerang tapi ditahan oleh Kusakabe beserta Ryohei dan juga Kikyo. 

"Kalau tidak mau, pulang saja." ucap Tomite.

"Baik. Akan kulakukan." ucap Juri. 

Juri didalam hati menangis. Harga dirinya sebagai wanita menghilang demi satu regal flower. Perempuan itu membuka seluruh bajunya dan cuma memakai bra dan celana dalam putih. Byakuran dan Kikyo bahkan Tsuna juga Enma hampir mau mimisan. Taka lalu menggunakan mist flamenya dan membekukan perempuan itu sepenuhnya. 

"Terus gimana ini Juudaime?" ucap 

"Mau tidak mau.. percaya dengan nee-san." ucap Tsuna.

"Untung, Julie ga ada disini. Bisa gawat." ucap Adelheid.

Sudah hampir 5 menit tidak ada reaksi, lalu api space flame memecahkan ilusi Taka. Membuatnya terkejut. Lalu, Kyoya memberikan jaket hitamnya kepada Juri. Mei Li memeluk erat kakaknya. Perempuan itu bisa selamat dengan mudah. 

"Baiklah. Kamu sudah melewati tes yang kuminta. Kumohon, hanya Juri yang akan masuk mengambil bunga tersebut." ucap Taka tersenyum.

"Kalian jangan ikut!" ucap Tomite.

"Baiklah.." ucap Juri. 

Juri dibawa oleh Taka dan Tomite untuk mengambil Regal Flower. Mereka lalu mengatakan betapa lamanya mereka menjaga gerbang tersebut. Mereka adalah penjaga pendeta yang telah menjaga trinisette. Dulunya, spesies mereka mempunyai satu kerajaan makmur selama berdekade tetapi, disaat mereka tidak bisa menjaga lagi trinisette dan teman-temannya mati satu persatu dan manusia bumi saat ini mulai menjajah dan keberadaan manusia spesies pertama pun musnah seutuhnya dari sejarah. 

Bunga itu sangat cantik. Bunga yang bermekaran seperti berlian indah. Ia pun dapat dan memasukkannya didalam toples untuk diamankan. Dan kembali lagi ke tempat Tsuna yang lainnya berada. Perjuangan selalu tidak mengkhianati hasil. Taka dan Tomite akan beristirahat untuk selamanya disaat gerbang goa ini ditutup. 

Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang