Sore itu sangatlah indah. Tetapi tidak seindah yang anda semua pikirkan. Tsuna berhasil mengalahkan Skull dan peliharannya dengan menggunakan X Burner. Kyoya mengajukan kalau Tsuna mau jadi lawannya, boleh-boleh saja. Karena ia menolak, Juri dan Kyoya meninggalkan tempat tersebut tanpa membuat keributan. Cincin Kyoya bersinar ungu, tanda bahwa kita mendapatkan segel Arcobaleno.
"Kyo-kun, lihat cincinmu bersinar. Bagus sekali!" ucap Juri memegang tangan dan jari-jarinya.
"Biasa saja sih." ucap Kyoya melihat sekeliling.
"Tapi, bisakah kau bahagia sedikit? Dalam seratus tahun sejak Arcobaleno diciptakan belum ada seorang pun pernah mendapatkan segelnya. Jadi kau harusnya bangga." Juri cemberut.
"Ayo pulang." ucapnya singkat.
Keesokan harinya, hari sabtu. Dimana orang-orang mau leha-leha. Tapi di meja ada surat yang ditujukan untuk Juri sendiri. Ia membukanya dengan rasa ragu dan deg-degan. Ternyata itu dari Aria of Giglio Nero. Sudah berapa tahun ya, aku tidak pernah mengenal wanita itu. Tetapi kami terhubung dengan suatu ikatan batin.
Juri ingin menemui wanita yang sebenarnya sama umurnya dengan dia kalau saja, ibunya tidak melakukan jurus itu..Memakai baju warna hitam dan bergaris-garis serta pita yang sama, mereka bertemu di taman.
"Ini pertama kali kita bertemu, Juri." ucap wanita itu tersenyum
"Iya. Walaupun aku tidak pernah bertemu denganmu. Kita masih punya ikatan darah." ucap Juri mengulurkan tangan.
Juri bisa melihat Gamma yang menjaga dari kejauhan, pria itu terlalu setia kepada Aria dan Uni. Pastinya ia ingin yang terbaik bagi family sendiri. Aria tahu apa yang Juri lihat dan mengatakan bahwa Gamma takkan menganggu mereka. Mereka duduk disuatu tempat berdua. Saat itu, mereka melihat kabut tanda bahwa Mammon sedang melakukan gilirannya untuk memberikan Arcobaleno Trials.
"Oh, giliran Mammon ya?" ucap Juri.
"Ya, jangan pikirkan soal Arcobaleno. Kita punya waktu untuk bicara kan? Aku tahu seharusnya kamu seumuran denganku." ucap Aria.
"Baiklah. Aku sudah tahu itu, tetapi aku senang dengan hidupku saat ini, Aria." ucap Juri tersenyum.
"Katanya kamu pacaran dengan Vongola Cloud Guardian. Apa alasannya?" tanya Aria.
"Kalau dibilang sih, aku dulu menyukai Alaude-Ojii-san. Kyo-kun mirip dengannya. Terlalu mirip. Jadi, aku... " ucap Juri tersipu malu.
"Tetapi kau sudah membulatkan tekadmu untuk bersamanya, kan? Walaupun kalian beda family?" Aria menatap Juri tersenyum
"Ya. Setelah melewati banyak hal, aku tidak memujanya lagi seperti Alaude-ojji-san. Aku benar-benar menyukai pria itu. Mungkin takdir ingin menentukan jalan terbaik." ucap Juri menghela nafas.
Saat itu, Juri kaget bahwa Aria memeluknya layaknya seorang ibu kepada putrinya. Dia tahu, bahwa dia kehilangan seorang sosok ibu. Juri terlalu membawa banyak beban dan tak pernah menangis dihadapan siapapun, akhirnya menangis terisak-isak di dekapan Aria. Aria bisa membaca pikiran perempuan berambut pirang itu. Mereka memiliki darah yang sama mengalir. Bagaimana dengan cerita bahwa mereka adalah satu keluarga yang sama? Nanti juga tahu.
Gamma yang melihat itu, tahu kapan ia harus pergi. Ia pergi membeli minuman untuk dirinya sendiri. Empat jam kemudian, Juri menghapus airmatanya dan tersenyum, berterimakasih kepada Aria yang telah mau mendengarkan segala keluh kesahnya, mereka pun berpamitan. Mungkin, mereka akan bertemu lagi jika takdir ingin hal itu terjadi.
Matahari terbenam dengan indahnya, Juri akhirnya selamat sampai rumah. Hari tahu apa yang terjadi, tetapi melihat Juri terlihat segar begitu, ia tidak mau menjawabnya. Mei Li masih saja tidak pulang kerumah, orang rumah juga ga khawatir karena mungkin dia sama Fon.
"Mei.. kau tidak pulang?" balas Fon.
"Aku ingin... bersamamu.. besok kau mau melakukan tes kepada Vongola kan?" ucap Mei Li.
"Dan, kau ingin membantu?" tanya Fon.
"Tidak. Aku akan melihat dari jauh. Seseorang yang memiliki hubungan dengan Trinisette sepertiku tidak boleh ikut campur." ucap Mei Li.
Keesokan paginya, Mei Li dengan elegannya memakai cheongsam yang ia pakai di masa depan. Dan menunggu diatap sekolah untuk kedatangan Tsuna dan teman-temannya. Sementara Juri ada di ruangan Kyoya ntah ngapain. Tsuna telah sampai dengan Lambo yang diikuti oleh Haru.
"Aku sudah menunggumu." ucap Fon.
"Eh?" ucap Tsuna
"Hahi?" ucap Haru
Mereka menatap diatap ada pria itu lagi, tapi bedanya ada seorang wanita, juga Lal dan Reborn. Akhirnya Fon menunjukkan dirinya yang sebenarnya.
"Yo, Tsuna. Selamat pagi!" ucap Mei Li
"N-n-nee-san apa yang kau lakukan disini!" ucap Tsuna kaget
"Hahi? Mei Li senpai?" Haru kaget
"Memangnya, kenapa? Aku bisa melihat kapanpun aku mau, iya kan Reborn ojii-sama?" tanya Mei Li cemberut.
"Iya, boleh kok. Siapa bilang kita ngelarang, ya kan Lal?" Reborn menatap Lal.
Lal hanya mengangguk.
Mereka yang diatap merasakan keberadaan Ipin melalui semak-semak. Lalu, tesnya sudah dimulai yang bertemakan kepemimpinan. Tsuna dan kawan-kawannya susah untuk menangkap Fon, tetapi akhirnya Ipin bergabung dan menyuruh Fon untuk menyerah saja. Eh, tiba-tiba Kyoya Hibari dateng dan menghajar muka Tsuna sampai babak belur yang membuat Fon berhenti dan bisa ditangkap dengan mudah. Mei Li kesal karena Ipin mengaktifkan Mahjong Bomb karena membandingkan Hibari Kyoya dan Fon.
"Capeknya..." ucap Mei Li
"Tapi kau kan tidak ngapain-ngapain.." ucap Fon
"Tadi kulihat Kyoya kaget melihatmu." ucap Mei Li
"Ya. Biarkan saja.." ucap Fon
"Fon, aku menyukaimu kenapa kau tidak bisa menerimaku?" ucap Mei Li cemberut.
"Untuk apa kau menyukai lelaki tua sepertiku?" ucapnya.
"Aku tidak perduli soal umurmu... Tapi kau berbeda dari lelaki lainnya. Suatu saat nanti, aku harap kita semua dapat menemukan cara untuk menghilangkan kutukan Arcobaleno sepenuhnya..." ucap Mei Li bertekad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]
FanfictionCerita yang difokuskan setelah Juri Sawada dilepaskan dari segel Zero Point Breakthough oleh Vongola Nono, Timeteo dan perjalanan cintanya dengan Kyoya Hibari. Pairing: Juri (OC) X Hibari Kyoya Freasha (OC) x Giotto Mei Li (OC) x Fon Hari Natari x...