2 hari sebelum acara Pengukuhan Tsuna. Juri sedang sibuk dengan laporan di ruang OSIS, hari terlihat biasa saja walaupun sebenarnya dia ingin sesuatu terjadi. Hari seperti biasa membantunya mengurusi dokumen yang berantakan diseluruh ruangan. Dia memutarbalikkan kursinya, melihat para murid sedang istirahat tapi dia malah tergenang dengan laporan yang kian banyaknya menumpuk jadi ketua OSIS itu berat. Juri sampai memijat keningnya karena banyak laporan karena Adelheid dan Hibari berantem di atap sekolah sampai kepala sekolah komplen ke Juri lewat surat resmi. Kepala sekolah tidak berani ngomong secara langsung takut di gigit sampai mati atau disucikan oleh Adelheid makanya dia kirim surat resmi kepada Juri.
"Aduh.. ini dua orang bikin aku pening aja..." gumam Juri
"Iya. Sejak kita pergi ke masa depan... Kita mulai mengasingkan tugas OSIS. Tahun depan..kita bakal lulus ya? Sekarang sudah bulan september sudah tidak terasa ya?" ucap Hari menata dokumen dengan menyelipkan pembatas.
"Eh iya. Kita harus selesaikan ini biar bisa pergi acara pengukuhan Tsuna. Kalau kita tidak datang, sama saja kita tidak sopan, ya kan?" ucap Juri.
Hari mengangguk. Tiba-tiba datang wanita berambut pirang dengan gaya style gal jaman sekarang. Ntah itu trend anak remaja atau gimana. Sudah lama Juri tidak melihat Asagi Yamagi, dia sepupunya Irie Shoichi. Dia tiba-tiba menaruh sebuah surat yang ada tanda Dying Will Sky Flame. Juri bingung.
"Apa itu?" tanya Juri
"Undangan untuk Cavaliere Nero untuk menghadiri acara pengukuhan Decimo. Adikmu. Masa lupa?" ucap Asagi mengingatkan.
"Oh ya? Suruh Meisjke saja yang datang." ucap Juri
"Eh? Kau tidak datang?" ucap Asagi kaget.
"Dateng. Datenglah! Cuman aku datang sebagai perwakilan Vongola. Kalau aku tidak ada, semuanya bisa curiga dong?" ucap Juri berpikir logika.
"Oh ya, benar juga. Katanya Azhari akan membawa perwakilan kita untuk tinggal disini." ucap Asagi.
"Siapa?" ucap Hari
"Siapa lagi, kalau bukan Eugene." ucap Asagi
"EUGENE? Dia kan katanya pergi berkelana ntah kemana." ucap Juri membentakkan meja.
"Ya, tapi karena tetua klan ingin dia mengawasi Namimori, apa boleh buat? Siapa yang bisa menolak keputusan klan?" ucap Asagi.
"Baiklah.." ucap Juri tidak semangat.
Asagi lalu pamitan dan membiarkan mereka sendirian berdua di ruang OSIS. Juri mulai lagi mengerjakan tugasnya di ruangannya bersama Hari. Setelah matahari terbenam, mereka pulang kerumah. Dan melihat Clarissa si cewek itu ada dirumahnya sendiri. Tetapi sayangnya, Juri tidak punya tenaga untuk meladeninya. Malam hari tiba, mereka makan seperti biasa dan kembali ke tempat tidur. Disaat tengah malam, Juri dibangunkan dengan suara HPnya yang berdering.
"Apa? Aku lagi tidur ngantuk." ucap Juri
"Master. Aku minta waktu sebentar." ucap gadis yang menelpon.
"Irena? Ngapain tengah malam gini nelpon?" tanya Juri bangun dan menyalakan lampu.
"Yamamoto terluka." ucap Irena.
"APA?" ucap Juri kaget dan karena shock hpnya jatuh.
Juri yang tidak menjawab panggilan Irena, langsung ke kamar Clarissa dan menampar perempuan tersebut sampai terdengar oleh orang rumah.
"KAU...Apa yang Shimon lakukan kepada Yamamoto?" ucap Juri mengancam.
"Mana kutahu, lagian aku tidak ada disana." ucap Clarissa masih bisa sok cool
"Juri, tenang dulu..." ucap Hari
"T-t-tapi..." ucap Juri
"Ada apa ini berisik sekali?" ucap Kyoya datang.
Semua langsung meninggalkan TKP karena Kyoya sang prefek datang.
"Kyo-kun, Yamamoto kecelakaan. Dia di serang oleh family lain." ucap Juri menangis.
Kyoya kaget. Di matanya dia akan menemukan pelakunya dan akan mengigitnya sampai mati. Juri kembali ke kamar sama Kyoya saat berjalan menuju kamar, Juri ingin mengajak Kyoya berbelanja baju tapi dia menolak. Tapi dia diimingi-imingi, kalau kesana harus pake baju formal. Oke, Kyoya mau besok siang. Semuanya di kediaman Hibari damai dan tentram sampai keesokan paginya. Juri tertidur sampai makan siang selesai, dia mandi dan memakai baju dengan tanktop hitam yang ditambah baju putih yang transparan dan celana yang memperlihatkan betis dan pahanya. Kyoya yang menunggu di depan gerbang rumahnya langsung kaget.
"Ngapain pakai baju begitu?" tanya Kyoya melihat pakaiannya yang senonoh.
"Kan kita cuma ke pusat perbelanjaan Namimori doang. Kan deket dari sini." ucap Juri
"Ya, tapi aku tidak suka cara berpakaianmu. Ganti." ucap Kyoya memerintah.
"Eh? kok ganti sih? Aku dah capek milih baju, Kyo-kun." ucap Juri protes
"Ganti." ucap Kyoya. Kali ini, kalimat ini ditekan sedikit oleh Kyoya. Bahwa tidak ada pengulangan.
"Oke.." ucap Juri mengembungkan pipinya.
Juri kembali ke dalam rumah, lalu Hari kaget kenapa nih anak pulang. Lalu dia nanya, ternyata Kyoya gak usah pakaian dia yang begini. Yaudah Juri ganti pake jaket hitam panjang sama celana jeans panjang. Setelah itu mereka berangkat ke salah satu boutique terkenal Namimori yang menyediakan tuxedo dan gaun-gaun khusus laki-laki dan wanita. Kyoya pas masuk kedalam lihat banyak orang didalam, lalu dia melirik Juri dia gak mau masuk tapi ditarik juga.
"Selamat datang. Ada yang bisa dibantu?" ucap mbak-mbak penjaga boutique.
"Oh ya, ada tuxedo khusus laki-laki ga? Bisa lihat beberapa?" ucap Juri dengan sopan.
"Tunggu sebentar." ucap mbaknya pergi.
Setelah beberapa menit menunggu mbaknya dateng memberikan pilihan warna kemeja yang tersedia. Juri menyuruh Kyoya mencoba tiga tuxedo itu. Kyoya mau gak mau harus coba. Setelah menunggu beberapa lama, Juri kaget dan berakhir mimisan melihat Kyoya terlalu ganteng pake tuxedo begitu. Tatapannya Kyoya mengatakan 'Cepat. Keluarkan. Aku. Dari. Sini' Juri lalu menyuruh dia memakai beberapa. Tapi bagusan pake kemeja ungu yang dia pakai seperti TYL!Kyoya. Aduh duduh. fantasinya Juri lucknut sekali.
"Ya ini saja. Kami beli." ucap Juri
"Ya. Mbaknya ga mau milih gaun?" ucap Mbaknya
"Oh ya. Aku lupa." ucap Juri
Kyoya yang terdiam terus ganti lagi ke baju sekolah SMPnya masih nunggu dibelakang Juri. Dia mau keluar dari kerumunan ini tapi dia juga kasihan meninggalkan Juri disini. Dia harus tahan dulu sekarang.
"Kalau begitu, saya merekomendasikan blouse ini." ucap mbaknya memperlihatkan.
"Boleh dicoba dulu?" tanya Juri.
"Boleh sekali. Ini." ucap mbaknya memberikan bajunya
Juri langsung ke kamar ganti. Pakaiannya blouse warna putih seperti balon atas branya berwarna hitam di iringi stocking hitam dan sarung tangan hitam. Juga selendang putih transparan yang kecil juga bunga biru yang cocok dengan matanya yang disematkan diatas kepalanya. Juri memperlihatkan apa yang dia pakai. Kyoya diam aja. Lalu, tiba-tiba dia ngasih kartu kredit sama mbaknya. Juri langsung ganti lagi. Eh, Juri yang ngajak pergi dia yang bayar. Juri menghela nafas. Hari sudah menjelang sore, pada akhirnya Juri yang bawa belanjaannya karena Kyoya gak mau. Hari ga ada dirumah dia pergi ke hotel dimana Dino singgahi malam ini. Besok acara pengukuhannya Juri gugup apa yang akan terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]
FanficCerita yang difokuskan setelah Juri Sawada dilepaskan dari segel Zero Point Breakthough oleh Vongola Nono, Timeteo dan perjalanan cintanya dengan Kyoya Hibari. Pairing: Juri (OC) X Hibari Kyoya Freasha (OC) x Giotto Mei Li (OC) x Fon Hari Natari x...