Chapter 46: The Secret of Merone Base

29 1 3
                                    

Shoichi Irie sedang memantau situasi Vongola di ruang command center bersama dengan kedua anggota Cervello. Dan lagi, dia sedang memikirkan jalan terbaik agar bisa meminimalisir semua damage di Millefiore. Semua yang ia lakukan hanya demi satu tujuan tapi tak semua orang membacara pikiran captain squad nomor dua ini.

"Irie-sama, apakah anda akan menggunakannya?"

"Kenapa?  masalah? Disaat kita melihat tadi, sudah dipastikan Vayshana kalah. Kalau mereka sampai ke lab research, semua pasti sudah terlambat." ucap Irie.

"Yang tahu rahasia ini cuman anda, Byakuran-sama dan kami."

"Jika anda melakukan ini, semua pasti akan protes, apalagi black spell squad."

"Itu tidak penting dibandingkan dengan apa yang terjadi jika kita tidak melakukan apapun. Inilah aksi yang benar yang harus kuambil." ucap Irie lagi.

"Jika kau menggunakannya, fungsi lain yang ada di base pasti tidak bisa digunakan."

"Apa kalian keberatan?" tanya Irie.

"Tentu saja tidak. Perintah anda itu absolut. Mana mungkin kami keberatan dengan pilihan anda."

"Tidak usah memujiku, tetapi aku senang mendengarnya." ucap Irie lagi. 

"Melihat apa yang terjadi, Aku tak pernah menyangka akan menggunakan apa yang kuminta pada Byakuran-san. Membuatku harus menginstallnya secepat ini. Mari kita mulai. Ayo, bangunlah, box weaponku, Merone Base." Irie memberikan apinya beratribut matahari ke box weaponnya. 

Disaat Juri sedang berjalan bersama kawan-kawannya, dia merasakan bahwa hal buruk akan terjadi, dan benar, ada getaran diseluruh base merone yang membuat mereka terpisah. Tsukino bersama Mei Li, Leila bersama Tsubame. Dan Hari bersama Juri. Apa yang terjadi? 

Juri berpikir, tetapi dia tidak tahu apapun. Dia sering bertukar informasi dengan Irie secara tidak langsung sih, tetapi ada hal yang belum ia ketahui. Tetapi, untung saja Shoichi tidak melihat kedatangan mereka di dalam kamera yang tersembunyi.

"Ada musuh disana! Vongola?"

"Menurutku bukan. Mana mungkin gadis-gadis ini bagian vongola? Siapa mereka? Penyusup!"

"Heh. Penyusup. Dasar Lemah." ucap Tsukino.

Tsukino membuat staffnya muncul ditangan dengan cepat, dia menendang kedua anggota tersebut tetapi mereka berdiri lagi, panik, mereka menggunakan box weaponnya. Tsukino dan juga Mei Li hanya diam menatap mereka mengeluarkan kekuatan mereka yang terkuat.

"Mau kubantu?" ucap Mei Li.

"Tidak perlu." ucap Tsukino.

"Jamming Vampiro!" balas salah satu anggota Millefiore.

"Nebulosa Variabile." Dengan satu kata tersebut, ia memancarkan flame disatu pusat tongkatnya dan mengirimkan aliran tenaga yang kuat sampai tiga dinding yang kuat itu hancur. Tsukino pun mendeteksi bahwa kedua prajurit itu pingsan.

"Lah, gimana sih? kupikir anggota Millefiore kuat ternyata lemah gini. Payah." ucap Mei Li kecewa.

"Kan, sudah kubilang. Yang paling kuat paling Byakuran sama Genkishi doang." ucap Tsukino.

Tsukino dan Mei Li mulai membasmi para anggota millefiore yang berkeliaran. Sedangkan Juri dan Hari masih berjalan. Tsubame dan Leila juga melakukan tugasnya masing-masing. Dan, sampailah Mei Li dan Tsukino ditempat dimana Genkishi berada. Sepertinya Kyoya telah merebut Genkishi terlebih dahulu. Ya sudah, mereka menonton saja. 

~Tsubame POV~

Ya Tuhan jam segini gue itu dikelas atau tiduran. Aduh, terkadang misi gini memberatkan hati saya. Pengennya sih berlatih memanah di club tercinta. Tapi apa daya Juri-senpai kesini. Ya, hati saya pasrah berharap Takeshi tidak melihat saya. Saya hanya ingin bebas tanpa misi misi penting begini tetapi demi klan kami-- apa ini curhatan hati saya?

"Tsubame nee-san kok malah melamun? kangen Yamamoto ya? Cie..." ucap Leila menggoda.

"E-e-enak aja! Enggak kok! Aku cuman lagi pasrah saja. Tetapi, aku tidak mau males-malesan. Tergantung sama misi apa ini. Aku tuh maunya kita cepat balik. Ayahku pasti khawatir karena aku gak pulang-pulang!" ucapku khawatir.

"Eh, iya. maman pasti khawatir Lambo gak pulang. Tapi kita juga ga ngapain-ngapain sih. Kata nee-san nanti di Namimori mau dibangun apartemen Vongola. Berarti kita ngekost ya?" tanya Leila.

"Mungkin. Aku ingin ini cepat selesai saja. Flame radarku menunjukkan kalau Mei Li dan si Tsukino itu udah sampai ditempatnya Genkishi lagi ngelawan Kyoya. Kenapa si iblis itu cepet banget nyampe sini? kupikir bakal seharian." ucapku lagi.

"Mungkin dia pengen cepet selesai biar mesra-mesran ama Juri-senpai kali? Kudengar, mereka di masa depan sudah menikah. Melihat Hibari, kurasa tidak mau nikah sama siapa-siapa kecuali kalau Namimori itu manusia. Sejak kapan Juri-senpai bisa ngegaet orang kayak gitu?" tanya Leila lagi.

"Jangan tanya aku, tanya orangnya saja. Aku gak bisa telepati. Yang bisa seperti itu cuman Irena doang. Dan lagi..." ucapku.

"Ada penyusup! serang.!"

"Ngomongnya nanti saja Tsubame-senpai, ada musuh nih." balas Leila.

"Iya."

~End of POV~

Hari dan Juri juga dihadang oleh anggota Millefiore tapi dengan cekatan mereka bisa menghajar mereka dan membereskan mereka tanpa ada masalah. Mereka tidak butuh box weapon, mereka punya senjata yang memiliki bahan yang sama dengan trinisette. So, ga ada masalah. Pertarungan sengit masih berlanjut melawan Millefiore. Akankah Tsuna yang terperangkap oleh Spanner bisa menyelesaikan misi ini?


Vongola's Lost Princess [OC x Hibari Kyoya] A KHR Fanfic [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang