3. kesal

3.6K 124 0
                                    


Amel berjalan menuruni tangga rumahnya.

Gadis itu sudah lengkap dengan seragam sekolahnya. Seragam yang tidak dilengkapi dengan atribut seperti dasi. Pendeng. Dan beberapa peraturan yang dilanggar. Rok yang terlihat kecil dari ukuran biasanya. Baju pas ditubuh langsingnya. Lengan digulung. Kaus kaki pendek. Sepatu berwarna.

Penampilannya sekarang bisa dibilang seperti brandal sekolah. Selalu melanggar peraturan dan yang pasti berbuat onar. Dan banyak mencatat nama absen diruang bk.

Dengan make up sederhana dilengkapi rambut diikat satu. Gadis itu sudah siap dengan semuanya.

Amel berjalan menuju meja makan dan duduk disamping keila saudari tirinya.

Karin yang merasakan kehadiran anak tirinya itu langsung segera bergegas membuatkan roti tawar untuk anaknya penuh dengan kehati hatian.

Karin memberikan roti yang dibuatnya tadi pada amel. "Sayang ini rotinya nak".

Amel mengambil roti itu dan memakannya.
Tanpa ada kata atau ucapan yang keluar dari mulutnya. Yang ada hanyalah

Hening

Tidak ada pembicaraan yang terjadi di meja makan.

Yang ada hanyalah suara dentuman sendok yang saling bersahutan.

"Papa berangkat dulu". Ucap dirgantara memecah keheningan.

"Berangkat sekarang mas". Kata karin bertanya.

"Iya ma". Balas dirgantara ramah.

Karin berjalan menghampiri suaminya dan menyalami tangan dirgantara patuh layaknya seorang istri. lalu dirgantara membalasnya dengan mencium kening karin sayang. "Jaga anak baik baik ya". Titip dirgantara. Karin mengangguk.

"Amel? keila papa berangkat ya. pintar pintar sekolahnya". Ucap dirgantara pada kedua putrinya.

"Iya pa". Jawab keila. Hanya keila tidak dengan amel. Gadis itu sedari tadi hanya bungkam.

Dirgantara pergi meninggalkan rumah. Tersisalah amel, karin, dan keila.

Setelah menyadari tinggal mereka bertiga. Amel berdiri.

"Mau kemana sayang rotimu belum habis nak". Tegur karin saat mengetahui salah satu putrinya akan pergi.

"Gak nafsu". Jawab amel dingin. Lalu ia berjalan pergi menuju pintu keluar.

"Amel".

Berhenti. Amel diam ditempat menunggu orang yang memanggilnya tadi berbicara.

"Maaf soal yang kemaren". Ucap keila tulus ada nada menyesal disetiap kata kata yang gadis itu ucapkan.

Diam

Amel tidak meladeni ucapan keila ia malah tetap melanjutkan langkahnya terus barjalan menuju pintu keluar.

Keila hanya bisa menatapi punggung saudara tirinya itu yang semakin menjauh dan menjauh.

"Maaf". Lirih keila.

Sekarang amel sedang berada digarasi rumahnya ia berjalan ke arah mobil berwarna merah yang terparkir rapi.

Ia berjalan kearah pintu kemudi lalu masuk kedalamnya.

Gadis itu keluar dari garasi. melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Amel sudah berniat sebelum ia pergi kesekolah gadis itu ingin mampir dulu kesuatu tempat.

Suasana sunyi senyap tidak ada siapapun disini. Batu batu tersusun rapi dengan banyak tulisan tulisan nama yang terukir indah disana. Rumput hijau bahkan menjadi pelengkap.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang