46. Fitnah

1.3K 39 0
                                    










"Aaaa? Amell lo udah sembuh yaampun tangan lo udah gak ada bungkusannya lagi. Ikut seneng dehh guee". Ucap irda yang terkesan sangat heboh. Senyum cerianya tidak bisa lepas dari bibir wanita berdarah cina itu.

"Jadi. Jadi gimana udah gak sakit lagi kan".

Amel menggeleng.

"Yahh kok lo diam aja sih mell. Atau sekarang sakit ditangan lo udah pindah kemulut ya". Tanya irda super duper polos.

"Lo banyak omong bengke? Mending diam mulut lo bau pete". Celetuk jojo tidak suka.

"Apaan".

"Udah udah. Pusing gue liat lo berdua". Lerai amel. Ia berjalan ke arah tempat duduknya. Dilihatnya vino sudah tidak ada disana.

Hari ini hari kamis. Jam pertama yang dilakukan amel adalah olahraga. Semua temannya sudah rata rata keluar untuk mengganti pakaian.

"Ayoo". Ajak jojo. Amel melihat ditangan sahabatnya itu sudah ada satu pasang seragam olahraga berwarna biru.

"Irda mana". Tanya amel ia tidak lagi melihat temannya yang satu itu.

"Udah keluar anaknya". Jawab jojo.

Amel mengangguk mengerti.

Ia berjalan beriringan bersama jojo menuju ruang ganti. Saat keluar kelas terlihat dilapangan sudah mulai ramai dipenuhi murid murid dari kelas lain juga ikut berolahraga.

Jojo dan amel mulai mempercepat langkahnya agar segera sampai dan lekas mengganti bajunya. Guru olahraganya sekarang adalah pak idar. Guru itu sangat disiplin jika ada murid yang telat pasti akan mendapat hukuman. Kalau tidak mau menjalaninya siap siap untuk coret nama di daftar absen.

Terik matahari kali ini sangat menusuk. Padahal hari masih terlihat sangat pagi. Teman teman sekelas amel sudah mulai berkumpul dan berbaris rapi dilapangan.

Pak idar didepan. Sudah berdiri tegap mengabsen muridnya satu persatu untuk mengetahui siapa saja yang tidak hadir.

"Alvino ananta. Kamu pimpin doa dan pemanasan didepan". Suruh pak idar. Cowo yang berofersi sebagai kapten futsal itu menurut.

"Jangan sok ganteng lo vin". Celetuk hairul dari barisan nomor dua.

Vino tertawa ke arah temannya.

"Iri lo". Balas vino.

Ia berjalan menuju kedepan. Berbalik arah kini wajahnya sudah mengahadap pada teman teman sekelasnya.

Amel melihat vino dari barisan nomor dua. Sial. Kenapa laki laki itu terlihat sangat tampan jika wajahnya terkena paparan sinar matahari yang lumayan terik. Mata amel atau kaum hawa yang melihat vino dijamin tidak bisa berhenti menatapnya. Bagaimana tuhan bisa menciptakan mahluk setampan vino.

"Ayo teman teman sebelum kita memulai olahraga kita pada hari ini mari kita berdoa menurut kepercayaan kita masing masing". Titah vino memimpin. "Berdoa dimulai". Terlihat laki laki itu menundukkan kepalanya kebawah. Semua barisan kelas XI ipa 5 juga ikut menundukkan kepalanya seperti apa yang dilakukan vino.

"Berdoa selesai". Tukas vino. Ia mengangkat kembali wajahnya. Begitu juga dengan semuanya.

"Ayo kita mulai pemanasannya". Ucap vino memulai. Tidak sengaja mata vino mencuri curi pandang pada amel yang saat itu kepergok juga sedang memperhatikan vino.

Vino tersenyum lembut. Dan amel melihat itu semua. Buru buru dia mengalihkan pandangannya dari vino. Ia tidak mau vino melihat wajah bahagiannya hari ini. ..

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang