54. perubahan

1.1K 61 12
                                    





Mata amel terpaku melihat semua adegan yang ada didepannya. Refleks kedua tangannya mengepal kuat ketika ia melihat vino menghajar lawannya yang jelas sudah tidak sama sekali memiliki tenaga.

Dugaannya sudah jelas tidak pernah meleset. Soal darpa yang akan vino pukul untuk kedua kalinya. Amel menelan salivahnya. Ketika vino sudah berbalik menghadap kearahnya.

Kecewa. Hanya satu kata itu yang bisa mendekripsikan perasaannya sekarang.

Amel memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya mendatangi vino.

"Selalu lo ngelakuin ini". Lirih amel pelan. Tapi mampu membuat agam dan rendy menoleh.

"Amel". Ucap agam kaget.  Vino laki laki itu sedari tadi diam. Ia tau apa yang akan terjadi kedepannya.

"Gue tau lo hebat vin? Gue juga tau kalau lo berkuasa disini. Tapi gak gini caranya". Kata amel memberitahu. Wajahnya sirat kekecewaan. Vino diam. Tidak sama sekali berani menatap gadis itu.

"Dengan lo mukulin darpa kaya gini? Itu yang bikin lo puas". Tegas amel dengan suara sedikit meninggi.

"Lo gak tau apa apa? Sebaiknya lo diam". Tegur rendy. Ia sudah sangat muak dengan keadaan apalagi melihat vino yang selalu diam.

Mata amel memincing menatap kearah rendy. "Kalau gue gak tau? Yaudah sekarang kasih tau gue apa alasan kalian mukul darpa". Tanya amel. Pada rendy.

"Ni cowo brengsek". Tunjuk rendy pada darpa. Laki laki itu sudah terduduk bersandar tidak berdaya.

"Emang lo gak". Balas amel. Rendy diam. Ia mengepalkan kedua tangannya kuat kuat.

"Ren udah". Agam menenangkan rendy. Ia mengusap usap bahu sahabatnya itu seperti memberi kekuatan.

"Kenapa lo diam". Tanya amel pada rendy. "Gue tanya emang lo gak brengsek". Tambahnya.

"Lo gak kenal siapa darpa mel". Ucap rendy pelan. Ia mencoba untuk selembut mungkin.

"Gue tau dia orang baik". Tukas amel. Itu membuat rendy tercengang.

Prokk

Prokk

Prokk

Suara tepuk tangan memenuhi tempat ini. Rendy tertawa saat mendengar amel berkata kalau darpa orang baik. "Vin lo denger apa yang tadi ni cewe bilang". Ucap rendy disela sela tawanya.

"Dia bilang darpa baik anjingg". Kata rendy dengan suara tawa yang makin kencang.

Amel hanya diam. Ia menatap rendy kesal. Tangannya ia kepalkan kuat kuat hingga jari jemari kukunya memutih.

"Lo disogok berapa duit sama darpa".

Plakkk

"Jaga mulut lo". Amel refleks langsung menampar rendy dengan tangan kanannya. Vino dan agam melotot melihat pergerakan amel yang tiba tiba.

Rendy tersenyum. Pipinya masih terasa panas. Bahkan bekas merah tercetak jelas dikulitnya. "Gini ni vin? Cewe yang selalu lo perjuangin. Ternyata murahan".

"Ren". Tegur vino memperingati. Sedangkan amel hanya diam mendengarkan semua ucapan rendy.

"Ni cewe gak ada otak kalau lo tau? Bahkan untuk ngebedain yang baik sama yang gk aja dia gak bisa". Cecah rendy menyindir amel.

"Ren gue kira lo gak perlu berlebihan gini? Jaga sikap lah dia cewe broo". Tukas agam memberitahu. Mata rendy memincing memperhatikan vino berjalan kearah darpa.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang