75. Rani

326 40 36
                                    


Warna rumah yang elegan terlalu jelas melambangkan betapa indah sebuah keluarga yang tinggal didalamnya.

Bahkan wangi khas sentuhan perempuan sangat kentara ketika memasuki area ruang tamu.

Amel tersenyum tipis. Tatapan sendu mengelilingi mengikuti setiap tepi rumah.

Rasa iri mulai menyelimuti hati amel. Terlalu beruntung orang yang merasakan suasana rumah yang seperti ini.

"Tante nyiapin bahan bahannya dulu ya".

Amel terdiam.

"Iya mom". Jawab vino.

"Gak usah repot repot Tante hehehehe". Sahut agam terkekeh pelan.

"Kalian tunggu disini aja dulu ya!".

"Iya mom".

"Kalau mau tidur pergi kekamar tamu aja ya". Tawar mona.

"Makasih tante mona! Kebetulan banget agam lagi ngantuk". Kata agam sambil menguap.

Mona terkekeh. "Yaudah tidur sana". Suruh mona.

"Oke tante". Jawab agam bersemangat.

"Gam jangan tidur dikamar gue". Peringat vino.

"Terlambat keburu telat". Sahut agam lalu pergi meninggalkan vino yang sudah memasang wajah kesal.

"Agam Agam". Mona menggelengkan kepalanya pelan.

Agam sudah sangat terbiasa berada dirumah vino. Besar bersama membuat agam sudah dianggap seperti anak sendiri.

"Gak sopan".

Vino menoleh. Ia mendapati wajah merah gio yang menatap kelakuan agam tidak suka.

Mona tertawa saat mendengar jawaban dingin dari gio.

"Udah gapapa sayang! Abang agam udah tante anggap anak sendiri kok! Nanti kalau bang agam pulang jangan dimarahin ya". Peringat mona. Ia tau bahwa gio sudah memasang wajah kesal.

"Kenapa gak di usir aja".

Hahahahaha

Amel terdiam. Ia sempat terpaku beberapa saat karena persis disampingnya vino tertawa lepas.

Segaris senyum ikut terukir saat mata tidak sengaja melihat kebahagian yang terpampang nyata didepannya.

"Ni bocil kalau ngomong suka gak ngotak". Ucap vino sambil melihat gio. "Kalau gue tau gimana cara ngusirnya! Udah dari dulu gue usir tu abang Lo".

"Vin".

Vino terkekeh.

"Lain kali gak boleh gitu ya". Tegur mona. Ia mengusap lembut kepala gio.

"Agam kan abangnya gio".

"Bukan".

Mona terkekeh.

Vino kembali tertawa lepas.

Sedangkan amel.

Gadis itu hanya mampu tersenyum tipis saat melihat dan merasakan suasana yang jarang ia rasakan dirumahnya.

Yaitu

kehangatan.

"Yaudah momy mau kedapur dulu ya". Pamit mona.

Vino mengangguk.

Mona tersenyum.

"Tante".

Mona berhenti. Ia kembali menoleh kebelakang saat mendengar seseorang memanggilnya.

"Kenapa sayang". Jawab mona.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang