"Gimana ni gimana".
"Gimana apanya". Kata rendy terlihat bingung. Apasih maksudnya.
"Kita. Persiapan untuk ngelawan sma marga". Kata gilang bertanya.
"Santai aja kali. Masih satu minggu lagi". Ucap sakti. Laki laki itu sibuk dengan makanan didepannya.
"Hooh masih satu minggu lagi". Tambah rendy.
"Satu minggu itu sebentar. kita harus buat persiapan yang matang kalau mau menang". Ucap vino serius. Teman temannya yang tadi seperti menyepelekan hanya terdiam tidak ada yang berani menjawab.
"Sorry vin". Maaf gilang merasa bersalah. "Hmm?". Balas vino. Lalu meliriknya sekilas.
"Makanya masih mau lo. Becanda becanda". Timpal hairul. Gilang menatap teman satu timnya itu. "Iya tuan iya gue minta maaf. Gue salah". Ucap gilang sedikit menyesal.
"Udah? Udah". Kata rendy menengahi.
"We suitt suitt". Sakti laki laki dengan wajah belasteran arab itu bersiul siul riang saat melihat ada wanita cantik yang baru saja memasuki cafe.
"Cewe yang pake baju biru jangan sampai lolos". Kata sakti menggoda. Wanita itu sadar lalu tersipu malu melihat sakti. Ia cepat cepat jalan menjauhi kerumunan laki laki tampan disana.
"Dasar playboy. Kalau cewe aja cepat lo sak". Kata vino menoyor pelan kepala temannya itu.
"Iyalah gue mah normal. Emang situ". Sindir sakti sambil melirik hairul yang berada disebelah vino.
Vino mengikuti arah pandang temannya itu lalu terkekeh kecil. "Awas lo kalau dia ngamuk. Langka entar semua cabe dipasaran. takut kalah pedes sama dia". Ejek vino ikut menimpali.
Merasa tersinggung hairul melepaskan pandangannya dari layar ponsel lalu menatap kedua temannya vino dan sakti. "Kenapa". Tanya hairul. Singkat wall.
Vino tersenyum. "Engak enggak. Kata sakti lo ganteng". Ucap vino asal. Sakti melotot.
"Apaan lo gak jelas. Iri". Sahut hairul sinis.
"Ih baperan amat pakkk". Cibir sakti. Lalu tertawa.
Melihat itu hairul memutar kedua bola matanya malas. "Serah". Ucapnya lalu kembali memaikan ponselnya.
"Vin".
"Hmm?".
"Agam kenapa dari tadi diam". Tanya rendy pada vino yang ada disebelahnya. "Tumben ada masalah".
Vino melirik agam sebentar. "Gak tau". Balas vino.
"Dia pake hadset coba lo tarik colokan hadsetnya lagi dengerin apaan sih tu anak". Ucap rendy memberi saran. "Iya penasaran gue". Tambah vino.
Dengan gerakan cepat vino menarik colokan hadset yang terpasang rapat dihp agam.
"Arhh arhh arhh". Mata vino langsung melongo begitu juga dengan teman temannya yang ada disana. Suara perempuan yang sangat menjijikan terdengar menusuk telinga sangat nyaring. Bahkan pengunjung sekitar cafe menoleh kearah mereka.
Disisi lain agam langsung gelagapan. dia tidak lagi melihat bagaimana reaksi teman temannya sekarang. Ia hanya fokus untuk memelankan volume hpnya. Wajah agam kini sudah berubah merah karna malu. Teman temannya sudah menatapnya dengan sinis.
"Astafirullah".
"Nyebut gam nyebutt. Allah maha melihat".
"Allahuakbar temen gue".
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Cold Girl
Romance"Lo harus cium gue". Hah Apa Penuturan vino barusan membuat amel membulatkan matanya sempurna. Lalu mendorong tubuh vino agar mau menjauh darinya. Bughhhhh "Aww". Vino meringis menahan sakit. Gerakan tiba tiba gadis yang ada didepannya ini tidak b...