51. Muka vino

1.1K 48 2
                                    


"Amira". Kata agam. Kaget binar matanya seperti bertanya mengapa wanita dengan wajah baby face itu ada disini. Masalah apa yang ia lakukan bisa sampai berada dikantor polisi.

"Haii". Sapa amira lembut. Vino dan rendy yang baru menyadari wanita itu menoleh. Menatap wajahnya dengan lekat.

"Ko. Lo ada disini". Tanya vino.

Amira tersenyum.

"Tadi saudara amira. Yang menelpon pihak kepolisian jika dijalan Ahmad yamin. Ada tawuran".  Jelas polisi. Vino. Agam dan rendy melotot tidak percaya.

"Ja- ja".

"Iya. Gue yang nelpon polisi. Abisnya bingung mau nolongin kalian gimana. Gak mungkinkan kalau ikut bertarung juga. Bisa mati kali gue disitu". Tukas amira lalu terkekeh pelan.

"Iyalah. Bisa abis juga kita sama hairul. Kalau sampai lo tadi nolongin kita. Mana mau dia ngeliat lo lecet sedikitpun. Kalau perlu nyamuk aja dia gak rela. Apalagi orang". Jelas agam. Amira diam. Menunduk untuk menutupi wajahnya yang sudah mulai memerah.

Vino tersenyum. "Thaks ya ra. Kalau gak ada lo. Mungkin gue sama yang lain udah mati". Ucap vino tulus.

Amira mengangguk. "Iya sama sama".

"Kita utang nyawa sama lo. Sebagai gantinya lo mau apa dari kita". Tawar rendy. Ia bertanya pada gadis itu. Amira diam. Mencoba berfikir.

"Lo mau hairul". kata vino. "Eh-". Amira kaget. Vino terkekeh. "Gapapa tenang aja. Gue sama yang lain bakal bantuin lo. Supaya hairul dekat sama lo. Kalau bisa jadi milik lo". Tukas vino. Amira tersenyum senyum yang sangat tulus. Menandakan bahwa gadis itu sedang bahagia.

                             **************

Mereka bertiga keluar dari kantor polisi. Diikuti juga dengan amira. Jangan tanya kenapa mereka bisa dengan gampang lolos dari polisi. Ini semua berkat vino. Pengacara papanya yang mengurusnya semua. Jadi beres. Anak sultan mah bebas. Yakannnn

"Lo gak sekolah ra". Tanya agam. Amira menggeleng. "Enggak".

"Kenapa".

"Gue lagi gak enak badan". Tukas amira. Terlihat dari wajahnya yang jauh dari kata sehat. Bibirnya yang biasa merah alami kini nampak pucat. Matanya pun terlihat sayu. Itu semua menandakan bahwa ia sedang tidak baik.

"Kok keluar". celetuk rendy. Ia penasaran. Sudah tau sakit kenapa masih keluyuran.

"Tadi mau beli obat ke apotik. Eh malah ketemu kalian. dikeroyokin". Kata amira tertawa. Saat mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

Vino tersenyum mendengarnya. Ia memperhatikan amira. Lalu berfikir. Bagaimana bisa temannya hairul rela melepaskan gadis sebaik dan semanis amira hanya karna gengsi. Dasar bodoh.

"Kalian. Kerumah sakit gih". Saran amira.

"Ngapain". Tanya agam.

"Ya obatin luka kalian lah. kan sayang mukanya ganteng ganteng. Entar gak ada yang suka lagi gimana". Kata amira. Gadis ini benar benar lucu ternyata.

"Gak papa. Entar kita bisa obatin sendiri. Lo pulang gue anter ya". Tawar vino. Mendengar itu agam menoleh. "Eh. Oon motor kita kan masih dijalan tadi. Terus lo mau anter amiranya naik apa? naik sandal". Tukas agam. Amira tertawa mendengarnya.

Vino menggaruk tekuknya yang tidak gatal. "Iya juga ya? Sorry Atau gue telponin hairul aja suruh dia kesini jemput lo".

"Gak usah vin". Tolak amira cepat. "Gue bisa naik taksi". Katanya. Yakin.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang