"Gimana tidurnya nyenyak". Ucap amel saat melihat vera lewat didepannya.
Berhenti. Itulah yang ia lakukan. Vera membalik badannya menghadap kearah amel yang sedang berdiri sambil mengulum senyum kemenangan.
"Pertanyaanmu kurang menarik untuk saya jawab". Tukas vera dingin.
"Oh ya? Masaa".
Vera diam.
"Ck? Lo memang cocok sih tinggal ditempat kaya gitu. Kan banyak temannya". Ujar amel sambil menyeringai.
"Apa maksud kamu". Tanya vera. Wajahnya terlihat sangat marah. Pemandangan seperti inilah yang sangat amel sukai.
"Mau tau aja apa mau tau banget". Ujar amel dengan wajah mengejek. Dengan segera mungkin ia pergi meninggalkan vera yang sudah menahan kesal mati matian.
Meja makan keluarga dirgantara sudah penuh dipenuhi oleh penghuni rumah.
Seperti biasa keadaan hanya sunyi, diam dan senyap. Tidak ada candaan? Perbincangan. Atau semacamnya.
"Amel hari ini kamu ke dirgantara hospital untuk konsul luka kamu". Ucap dirgantara akhirnya membuka suara.
Amel menoleh."Hmm?".
"Jangan pergi sendiri". Tegas dirgantara.
"Hmm?".
"Bersama siapa nanti kamu akan pergi? Kalau bisa kamu ditemani oleh mama kalau tidak kakak kamu keila". Ucap dirgantara memberi saran.
"Tidak perlu? Aku bisa melakukannya sendiri". Tukas amel dingin. Pandangannya masih menatap makanan yang ada didepannya.
"Papa bilang jangan sendiri".
"Apa perduli anda". Jawab amel sarkas.
Dirgantara diam. Anak kandungnya ini memang sangat keras kepala. Emosi rasanya sudah diubun ubun. Lagi lagi perdebatan yang dirgantara rasakan saat berbicara dengan buah hatinya dengan lalisa.
"Ini bekal untuk kalian ya". Kata karin mencoba mencairkan suasana yang sangat tegang.
Kerin menyodorkan dua kotak bekal makanan untuk dua anaknya.
"Ini sayang". Ucap karin memberikannya pada amel. Tapi sayang gadis itu hanya menatapnya.
"Gak perlu". Ucapnya lalu pergi meninggalkan meja makan.
"Cepat antarkan saya". Kata amel menyuruh para bodyguard dirgantara.
"Baik nyonya". Bodyguard itu menurut. Ia berlari mendahului tuannya untuk mempersiapkan mobil yang akan mengantar amel pergi kesekolah.
Amel berjalan dengan santai. Sampai satu buah mobil mewah berwarna hitam stop didepan pintu utama rumah dirgantara.
Terlihat satu bodyguard keluar berlari menuju kursi penumpang. Ia membukakan pintu mobil. "Silangkan nyonya muda". Ucapnya sopan.
Amel hanya meliriknya sekilas. Lalu masuk kedalamnya duduk dengan tenang disana.
Mobil berjalan dengan kecepatan sedang. Mengantarkan tuan putri menuju sekolahnya.
*****************
"Ehh bukannya itu amel ya". Kata natali. Ia menyenggol bahu rahel pelan.
"Mana". Rahel bertanya. "Gue gak liat tu". Tambahnya.
"Itu hel? Makanya mata lo dibuka lebar lebar". Kata natali ia mengarahkan wajah rahel untuk melihat gadis yang sedang berjalan sendirian dikoridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Cold Girl
Romance"Lo harus cium gue". Hah Apa Penuturan vino barusan membuat amel membulatkan matanya sempurna. Lalu mendorong tubuh vino agar mau menjauh darinya. Bughhhhh "Aww". Vino meringis menahan sakit. Gerakan tiba tiba gadis yang ada didepannya ini tidak b...