71. Tenggelam

570 41 9
                                    


Jantung Amel rasanya ingin copot. Deru nafas terus memburu seirama dengan detak jantung yang terus memompa darah dengan cepat. Bayangan wajah boneka itu terus berputar mengelilingi kepala Amel. Boneka dengan tubuh yang sudah berlumuran darah. Wajah yang menyeramkan dengan mata yang tercongkel keluar menjuntai hingga kedagu.

Amel menggeleng gelengkan kepalanya mencoba menghilangkan wajah boneka itu dikepalanya. Kakinya terus melangkah tanpa arah. Bahkan gadis itu sudah tidak sadar sejauh mana sudah ia berlari.

Satu kelemahan amel. Gadis itu sangat takut dengan benda benda yang berbau mistis. Tubuhnya akan secara refleks menolak jika semua kegiatan atau benda yang ada didepannya terkesan horor dan menakutkan.

Amel berhenti. Ia menelan ludahnya utuh tubuhnya tertunduk dengan dua tangan yang memegang lutut.

Gadis itu sudah tidak tau ada dimana. Pikirannya sudah kacau. Amel tidak perduli. Tujuannya hanya satu yaitu menjauh dari sosok boneka menyeramkan yang ia lihat diloker tadi.

"Lupain! Lupain! Lupain". Ucap Amel berbicara sendiri. Ia menegakkan kembali tubuhnya.

"Mel lupain! Lupain! Lupain tadi itu cuman mimpi oke". Amel memukul mukul kepalanya pelan.

"Anggap aja Lo gak liat! Itu cuma boneka! Boneka, Boneka, Boneka". Amel terus saja meracau mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Diam diam satu orang sudah mengintai dari kejauhan. Senyum jahatnya sudah keluar pertanda bahwa ia sudah puas dengan semuanya. Tanpa Amel sadari seseorang berjalan mendekat dari arah belakang.

Amel yang sibuk dengan fikirannya sudah tidak mau memperdulikan sekitar bahkan ia sudah tidak tau ada dimana. Sedangkan orang yang ada dibelakang Amel terus menerus berjalan mendekat semakin mengikis jarak antara keduanya sampai akhirnya.

Bukkkkk

"Arhggg". Amel meringis kesakitan saat satu buah pukulan lolos menghantam tekuk belakang lehernya.

"Astagaa". Ucap Amel lirih. Kedua matanya tertutup rapat merasakan sakit yang luar biasa dibagian belakang lehernya.

Bukkkk

Orang yang melakukan itu tersenyum senang saat pukulan keduanya membuat amel jatuh pingsan tidak sadarkan diri.

"Tidak terlalu rumit".

Ucap orang itu tersenyum. Ia menatap remeh kearah amel yang sudah tegeletak tidak berdaya dibawahnya. Orang itu membuang balok kayu yang ada ditangannya. Lalu berjongkok mengambil kedua tangan Amel lalu menyeret gadis itu pergi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

BYURRRR

Amel terbangun saat merasakan sesuatu yang dingin menerpa kasar wajahnya.

"Awww". Amel meringis. Ia merasakan sakit yang luar biasa dibagian kepalanya.

"Gue....". Ucapan Amel terjeda. Ia tidak bisa melihat apa apa. Matanya tertutup. "Gue dimana".

Sial

Saat gadis itu ingin menyingkirkan kain yang menutupi matanya. Tiba tiba kedua tangannya tidak bisa bergerak. Lebih tepatnya kedua tangannya juga diikat kebelakang.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang