18. Tentang vino

2K 65 0
                                    



"Mel nanti keila ikut kamu ya berangkat papa gak bisa antar dia soalnya ada meeting". Suara barito dirgantara memenuhi ruang makan.

Amel hanya menatap dirgantara sekilas lalu ia melanjutkan aktivitas makannya.

"Mel kamu dengar papa". Ucap dirgantara sekali lagi.

"Hmmm". Balas amel.

"Pa kayanya keila bisa berangkat sendiri naik taksi". Pinta keila sopan.

Dirgantara mengusap lembut rambut keila."gak sayang naik taksi bahaya nanti kamu kenapa kenapa? Jadi papa saranin kamu berangkat sama amel aja ya". Jelas dirgantara.

Keila hanya menghembuskan nafas pasrah lalu ia mengangguk mengiyakan.

"Yaudah kalo gitu papa berangkat dulu ya sayang". Pamit dirgantara lalu mencium kening keila sayang.

"Mama papa berangkat ya? Amel jangan macem macem". Pamit dirgantara ia mencium kening istrinya lalu dilanjutkan dengan mencium kepala amel sekilas.

Dirgantara pergi meninggalkan rumah.

Tersisa amel, keila, dan karin yang masih setia duduk diruang makan.

Tidak ada suara diantara mereka bertiga.

Yang ada hanyalah suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersahutan.

"Sayang ini bekal kalian ya". Ucap karin lembut ia memberikan bekal itu kepada kedua anaknya.

"makasih ma". Jawab keila lalu memasukan bekal makanan ke dalam tas sekolahnya.

Amel masih diam ia hanya menatap bekal makanan yang ada didepannya dengan datar.

"Amel ini sayang bekalmu". Karin memberikan bekal makanan kepada amel dengan penuh kasih sayang.

Amel hanya menatap karin sekilas.

"Gak perlu". Ucapnya lalu pergi meninggalkan meja makan.

Karin hanya menghembuskan nafas pasrah.

"Ma sabar ya". Ucap keila menenangkan.

"Iya sayang". Karin memberikan senyuman keibuannya kepada keila."yaudah sana berangkat jangan sampai bikin amel marah ya". Karin mencoba memperingatkan.

Keila mengangguk mengerti.

Lalu mencium pipi karin.

"Ma keila pamit". Teriak keila lalu berjalan menuju pintu utama.

Karin melihat punggung anaknya semakin jauh lalu hilang.

"Lisa maaf saya belum bisa mengambil hati anakmu dia terlalu rapuh". Ucap karin lirih.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Amel dan keila sekarang sudah berada dimobil tidak ada yang ingin memulai pembicaraan.

Suasana dimobil saat ini hening hanya suara mesin dan ac yang mendominasi.

Amel melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ia hanya fokus menatap jalan tidak ada niatan untuk melihat ke arah kiri dimana keila duduk.

Keila yang seperti tidak bisa bernafas berada didalam mobil amel hanya mampu diam tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut gadis itu.

Ia hanya fokus melihat kearah jendela melihat bagaimana ramainya jalan ibu kota kalimantan timur.

Aura amel yang dingin membuat keila kaku sulit untuk bergerak ia sangat takut jika akan melakukan kesalahan.

Keila terus memperhatikan ke arah jendela dilihatnya mobil amel seperti menepi ke pinggir padahal sekolah masih jauh.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang