36. kamar supir

1.4K 46 0
                                    





Amel menuruni anak tangga itu satu persatu untuk menemui keluarganya yang sedang makan pagi bersama dimeja makan.

"Sayang hari ini kamu mau mulai sekolah ya". Tegur karin saat melihat amel sudah menggunakan pakaian seragam lengkap.

"Kenapa gak boleh". Ucap amel dingin lalu dengan santainya ia berjalan duduk dikursi kosong yang telah disediakan.

"Enggak bukannya gak boleh mama hanya bertanya". Tukas karin lembut.

Amel tidak terlalu meladeni ucapan karin ia hanya memutar bola matanya malas.

"Hari ini kamu gak perlu sekolah". Ucap dirgantara saat melihat putrinya sudah siap dengan seragam sma.

"Iya sayang betul kata papa kamu? Tangan kamu kan belum pulih sebaiknya kamu dirumah aja ya? Istirahat". Tukas Karin menambahkan.

"Gue mau tetap sekolah? Jadi gue gak perlu nunggu izin dari kalian semua". Ucapnya tegas.

"Papa bilang enggak? Nanti kamu kenapa napa ,,,, kamu tidak lihat bagaimana kondisi kamu sekarang". Bantah dirgantara dengan suara tegas.

"Apa perduli papa kalau aku kenapa napa". Sahut amel sarkastik.

Semua orang langsung menoleh menatap gadis itu.

sedangkan yang ditatap malah mengkipas kipaskan kedua tangannya kewajah. "Lagian gue juga malas harus lama lama disini? Panas soalnya banyak setannya".

"Maksud kamu setan". Ucap vera ada nada tidak terima saat wanita itu bertanya.

Amel menoleh menatap vera dan menaikan satu alisnya sombong.

"Setanya elu". Ucap amel tepat didepan wajah vera.

Mendengar itu vera langsung membulatkan matanya sempurna.

"Apa kamu bilang berani baraninya".

"Mba sudah mba". karin mencoba menenangkan kakaknya.

"Bagaimana saya bisa tenang". Tukas vera geram.

"Iya mba karin tau? Karin mohon kali ini aja ya mba". Karin masih kekeh menenangkan sang kakak.

Mau tidak mau vera harus lagi lagi mengalah ia kembali sedikit tenang dengan nafas yang teratur.

Disatu sisi amel yang melihat reaksi vera malah tertawa geli.

"Amel jaga sikap kamu". Tegur dirgantara.

"Maaf ya satpam yang lagi jaga sikap saya libur? Jadi saya bebas deh mau ngelakuin apa aja". Tukas amel sambil tersenyum bahagia.

Mendengar penuturan dari putrinya itu dirgantara hanya mampu menggeleng gelengkan kepalanya.

"Bi".

"Bibi".

"Bi ijahh". Amel berteriak sehingga suaranya menggema diseluruh ruangan.

"Kamu kenapa sih teriak teriak". Tegur vera cengah.

"Kenapa emang? Mau marah".

"Bukanya be". Ucapan vera terpotong.

"Mba udah mba". Tegur karin sekali lagi pada vera.

Mendengar itu vera hanya mampu menghembuskan nafas pasrah.

"Sayang emang kamu ada perlu apa panggil bi ijah nakk". Tanya karin lembut.

"Bukan urusan lo".

"Amell". Tegur dirgantara dengan suara tegas .

"Kenapa". Jawab gadis itu santai.

"Papa kan sudah bilang bersikaplah sopan".

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang