52. Seleksi futsal

1.3K 48 11
                                    




Ruangan yang sangat dominan berwarna putih menyelimuti kedatangan kelima siswa. Mereka berlima masuk tak lupa melepaskan alas sepatu dan menuruhnya dirak dengan rapi.

"Ngapain sih kita kesini mel". Kata jojo membuka suara. Ia duduk disalah satu sofa yang ada diuks.

"Ngobatin orang sakit". Jawab amel.

"Siapa yang sakit? Elo". Amel menggeleng.

"Teruss".

"Tu tiga temen lo". Balas amel menunjuk vino. Agam dan rendy dengan matanya. Ketiga laki laki itu sudah sibuk berbaring diatas kasur uks.

"Njirr enak bangett disini gue mau tidurr dulu ahhh". Ucap agam berbaring nyaman menikmati empuknya kasur uks.

"Cikk? Ngapain sih lo peduli amat sama mereka mell? Keenakan entar dia. Suruh aja dia obatin sendiri orang tangannya masih lengkap". Kata jojo menyindir. Betul kata orang jojo itu judes dan banyak bacot. Kalau ngomong gak pernah dipikir pikir dulu.

"Kenape sih lo jo? Iri kalau temen lo perduli sama kita kita". Balas vino tidak terima.

"Gak be aja". Jawab jojo ketus. Ia masih duduk disofa dengan santai.

"Lo ngapain kesini? Sakit gak kan sana kekelas lo gih". Usir agam.

"Ih apaan gue mau disini? Males belajar". Kata jojo. Memberitahu.

"Alasan? Pasti cemas kan lo liat gue". Tukas agam. Pede abis. Jojo memasang wajah jijik. Dan berlagak ingin muntah.

Melihat itu amel hanya tersenyum tipis. Setidaknya sedikit masalahnya berkurang karna melihat kelakuan konyol teman temannya. Ia berjalan ke arah vino. Agam dan rendy. Sambil membawa peralatan obat yang dibungkus kotak p3k.

"Sini siapa dulu yang mau gue obatin".

"Gue". Agam langsung maju. Dan duduk didepan amel. Memberikan wajahnya dengan sukarela. Vino yang kalah cepat hanya memandang sinis ke arah agam.

"Gam biarin vino aja yang diobatin amel? Lo obatin sendiri aja luka lo". Ucap rendy

"Ah gak. Gue mau diobatin sama amel kan". Sahut agam. Sambil mengedipkan satu matanya pada amel.

"Serah lo". Jawab amel tidak perduli. Ia mulai mengambil kapas dan alkohol. Lalu mengusapkan palan pelan ke bagian sudut bibir agam yang terluka. Matanya sangat teliti memeperhatikan setiap inci luka yang ada diwajah agam. Vino yang melihat itu semakin panas. Bagaimana tidak wajah agam dengan wajah amel itu sangat dekat. Membuat darah didalam tubuh mengalir deras. Kalau saja agam bukan temannya pasti sudah habis anak itu ditangan vino.

"Minggir".

Brukkk

"Aww".

"Anjingg". Agam meringis. Menahan sakit disekujur pinggangnya.

"MAMPUSS". Teriak rendy. Lalu tertawa puas.

"Vin lo apaan sih". Ucap amel kesal. Belum saja amel selesai mengobati agam. Laki laki itu langsung mendorongnya. Hingga agam terjatuh  dari atas kasur. Amel bisa membayangkan betapa sakitnya itu. Karna terdengar suara benturan lumayan keras. Entahlah agam sepertinya menabrak meja kecil yang ada didekat kasur.

"Obatin gue aja". Kata vino terlihat merajuk ia menarik tangan amel lalu menaruhnya asal kewajahnya. Menyuruh gadis itu agar mengobati lukanya saja.

"Gam lo gak papa". Tanya amel. Sedikit khawatir. Agam meringis. "Bajingan lo vin. Ah fucekk lo pinggang gue anjirr".

"MASIHH MAUU LOO? Makanya jangan ganjenn". Teriak jojo. Ikut menimpali. Ia tertawa keras melihat agam seperti itu.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang