73. Gio

533 37 100
                                    



Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana tempatnya untuk istirahat dari dunia yang namanya persekolahan serta menjauh sementara dari yang namanya pelajaran.

Jam masih menunjukkan pukul 08.00. Amel masih santai diatas kasurnya. Gadis itu duduk bersandar sambil membaca novel kesukaannya. Banyak yang tidak tau jika amel suka membaca dan menulis. Hanya beberapa orang yang mengetahuinya salah satunya adalah jojo sahabatnya.

"Permisi nyonya muda".

Amel menoleh. Ia mendapati salah satu pelayan rumahnya masuk kekamarnya sambil membawa nampan berisi makanan.

"Ini sarapan untuk nyonya muda". Kata pelayan itu sambil berjalan masuk.

Amel diam. Ia kembali pada aktivitas membacanya. Ia tidak terlalu memperdulikan orang orang yang ada disekitarnya sekarang.

"Saya permisi nyonya muda". Pamit pelayan itu setelah meletakkan nampan makanannya diatas nakas sebelah kasur.

"Hmm". Jawab amel malas.

Gadis itu menaruh novelnya. Matanya teralihkan oleh makanan yang ada diatas mejanya.

Beberapa detik amel melamun sambil menatap makanan diatas mejanya.

"Ckkk". Amel berdecih tidak suka.

"Gini amat hidup gue".

"Punya keluarga tapi serasa gak punya".

Dengan malas amel mengambil makanannya lalu menaruhnya diatas kasur lengkap dengan alat makannya.

Gadis itu duduk bersila. "Papa udah terlalu sibuk sama anak barunya sampe sampe gue dilupain". Lirih amel sambil menyendokkan makanan kemulutnya.

Amel mengunyah makanannya dengan malas. Gadis itu mencoba belajar untuk tidak perduli dengan dunianya sekarang.

Dretttt drettt dretttt

"Siapa sih".

Amel menghentikan aktivitas makannya. Lalu tatapannya teralihkan pada ponselnya yang berbunyi.

"Ganggu". Kesal gadis itu mengambil ponselnya.

Amel menatap heran saat nama Agam yang tertera jelas dilayar ponselnya.

"Perlu apa ni orang". Kata amel tidak berselera. Ia menjauhkan semua alat makannya. Lalu menggeser tanda telepon yang ada dilayar ponselnya.

"Hallo sayang". Sapa agam dari seberang sana.

"Hmm!".

"Ganggu gak nih". Tanya agam.

Amel menghela nafas. "Lo mau apa". Tanya Amel to the point.

Agam tertawa. "Galak banget sih Lo Mel".

"Ngapain".

"Gue depan rumah Lo".

"Hah".

"Gue didepan rumah Lo Amel sayang, cantik, seksi".

"Gak! Lo ngapain kesini". Tanya Amel.

"Sini keluar dulu! Gue bawa pangeran". Kata agam dari seberang sana.

"Gak jelas Lo".

"Kesini makanya! Cepetin kalau gak keluar gue santet ya Lo mel".

"Anj-".

"Suttt jangan ngomong kasar nanti didenger pangeran".

Amel memijat pangkal hidungnya. Ia pusing karena berbicara dengan agam. Berbicara dengan agam itu ibarat berbicara dengan alien! Gak jelas

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang