63. Mimpi

1.1K 59 12
                                    



Kaki vino melangkah dengan tergesa gesa. Tidak perduli dengan orang orang yang sudah ia tabrak. jantungnya berdetak mengikuti irama tempo sangat cepat tidak seperti biasanya.

Wajah cemas laki laki itu tidak bisa dibohongi. Ia sangat khawatir dengan kondisi gadis yang ia buat luka beberapa jam yang lalu.

Selesai dari ruang bk vino langsung bergegas menuju ruang uks. Ditambah lagi irda yang datang menemuinya mengatakan bahwa amel mencari vino.

"Mel". Panggil vino lirih. Ia berdiri tepat didepan pintu uks.

Amel menoleh. Karna mendengar suara orang yang ia cari telah datang.

"Ngapain disitu sini masuk".

Vino tertegun mendengarnya. Ia fikir kali ini amel akan marah dan tidak mau memaafkannya.

"Lo ngapain sih disitu? Mau jadi penjaga pintu".

Senyum sedikit terbit. Dengan langkah ragu vino memberanikan diri untuk masuk keruang uks. Menghampiri amel yang tengah duduk bersandar disana sendirian.

"Kok pucet muka lo". Tanya amel.

Tidak ada jawaban. Vino nampak bungkam. Sejujurnya ia sangat malu.

"Vin".

"Hmm? Iya". vino terbangun dari lamunannya. Saat dengan sengaja amel menabok pelan lengan laki laki itu.

"Lo kenapa sih? Melamun mulu".

"Gu- gu".

"Gagap lo vin". Amel manautkan alisnya. Menatap vino dengan wajah bingung.

Vino menghembuskan nafas kasar. Bibir bawahnya ia basahi dengan lidahnya.

"Lo gak papa". Tanya vino. Matanya tidak tahan saat melihat luka yang ada dialis gadis itu.

Amel tersenyum tipis. "Gak lah gue gak papa".

Vino menunduk. "Mel gue minta maaf soal-".

"Udah gue maafin? Santai aja gue juga udah gak papa kok". Potong amel cepat.

"Segampang itu".

Amel mengangguk. "Gue juga tau? Lo pasti gak sengaja ngelakuin itu".

Vino tersenyum nanar. Ia mendekat lalu ikut duduk dibibir kasur.

Tangan vino terulur mengusap pelan luka yang ada dialis amel.

"Masih sakit".

"Udah gak".

Cup

Amel refleks memejamkan kedua matanya saat bibir vino menyentuh lembut lukanya.

"Udah sembuh ya".

Bukk

"Ngeselin lo". Amel menabok dada vino.

Vino terkekeh. "Kan udah resmi jadi pacar aku? Jadi ya gak papa lah. Orang cium doang".

Mata amel menatap sinis kearah laki laki yang ada diepannya. "Sejak kapan lo jadi pacar gue? Jangan halu".

"Tukan lupa? Dikelas tadi kan aku udah resmiin". Kata vino. Ia menaik naikan kedua alisnya jail.

Amel nampak berfikir. Mencoba mengingat ingat sesuatu. "Ishh? Itu sih mau lo? Gue gak".

"Biarin? Yang penting kamu udah jadi punya aku".

"Ngaco".

Vino tersenyum. "Mulai besok jaga diri ya".

"Hah". Amel masih mencerna ucapan vino. "Emang lo mau kemana". Tanya amel ragu.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang