44. Teror

1.4K 40 2
                                    






"Eh nak satya. Sini nak duduk dulu ibu mau bicara". Kata bu endang.

Satya tersenyum ramah.

Sedangkan amel. Sudah banyak mengeluarkan sumpah serapah pada guru yang ada dihadapannya ini. Bagaimana kalau satya melihatnya. Haruskah ia diam? Berbicara? Atau ah. Memikirkannya membuat kepala ingin pecah.

"Ada perlu apa".

"Amel". Ucap satya saat melihat amel juga berada disitu. Bahkan ia belum menyelesaikan pertanyaannya.

Wah gawat. Ini gawat amel bingung harus menjawab atau diam.

"Ehemm". Amel berdehem untuk menetralkan suasana. Matanya masih berkeliaran entah kemana yang penting tidak melihat mata satya.

"Jadi kalian sudah saling kenal ya". Ujar bu endang pada amel dan satya. Wajah bu endang terlihat tidak memiliki dosa. Coba saja membunuh tidak bakal masuk neraka. Mungkin bu endang sudah termasuk kedalam list orang yang bakal amel bunuh.

Satya tersenyum. "Emmm iy".

"Gak bu kita gak saling kenal". Potong amel cepat. Sedangkan satya hanya menatap gadis itu sekilas lalu menghembuskan nafas pasrah.

"Segitu bencinya lo sama gue mel". Lirih satya dalam hati.

"Oh kirain ibu sudah saling kenal".

"Satya sini duduk dulu". Pinta bu endang. Satya menurut.

"Jadi gini? Kamu kan pinter matematika satya. rencananya ibu mau minta tolong supaya kamu menjadi guru privat untuk amel"...

"Gak gak bisa bu? Ibu bukan orang tua saya. Jadi gak usah repot repot untuk nyariin saya guru privat". Potong amel. Ia tidak terima dengan keputusan bu endang yang menurutnya tidak masuk akal.

"Ibu sudah mengonfirmasikan ini semua pada orang tua kamu dan orang tua kamu setuju". Jelas bu endang yang membuat amel sulit untuk membantah.

"Tapi bu".

"Gak ibu gak mau dengar alasan kamu? Disini ibu hanya ingin yang terbaik buat murid ibu".

"Saya gak". Ketus gadis itu. Wajahnya terlihat sangat kesal.

"Satya mau kan bantuin ibu? Buat ngajarin ini anak murid ibu yang paling bebal dan susah diatur". Kata bu endang menyindir.

Satya tersenyum ramah. "Iya bu? Saya mau". Ucap satya yang membuat hati amel makin tidak terima.

"Saya permisi bu". Pamit gadis itu. Lalu ia berjalan dengan cepat meninggalkan meja bu endang.

Bu endang yang melihat kelakuan muridnya itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya. "Kamu liat kan satya bagaimana kelakuannya".

Satya diam.

Ia hanya memperhatikan punggung amel yang semakin jauh dan menjauh meninggalkannya.

Tentang les privat ini rasanya satya sangat bersyukur. Karna tuhan masih mau berbaik hati untuk mau mempertemukannya dengan gadis kesayangannya.




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.









"Ih dasar guru gila. Stres gak punya otak". Amel terus saja meracau didepan jojo.

Jojo yang melihat itu hanya diam memperhatikan. "Lo kenapa sih mel. Dari tadi gue liat ngomel mulu kerjaan lo".

"Hooh? Waras lo mel". Tambah irda. Ia sibuk mengunyah cemilan.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang