Suara hentakan kaki terdengar perlahan lahan menaiki tangga. Rumah besar yang tidak berpenghuni. Suara teriakan pilu sudah terdengar dari pintu yang berada diujung ruangan.
"HUAAAA? SAYA MAU BUNUH DIAAAA".
"SAYA MAU DIAA MATII".
"DIA PEMBUNUHHH".
"DIA PEMBUNUHHH".
"SUAMI SAYA DIBUNUH. HUAAAAA".
Rasa sesak sudah kembali bersarang saat melihat wanita berumur itu mengamuk ngamuk sambil menghambur hambur meja.
"SAYA TIDAK MEMAAFKAN DIA".
"DIA HARUS MATI".
"DIA HARUS MATI".
Satu tetasan air mata keluar tanpa disadari. Kaki itu melangkah dengan langkah ragu.
"Biar saya aja yang urus? Mba boleh keluar". Titahnya. Pelayan dengan pakaian putih itu menurut.
"Baik non". Turutnya.
Kaki itu mendekat. Menghampiri wanita yang tengah duduk dikursi roda. Rambutnya nampak acak acakan dengan wajahnya yang sangat pucat dan putih.
"DIA PEMBUNUH".
"DIA PEMBUNUH".
"DIA PEMBUNUH".
hanya kata kata itu yang dari tadi keluar dari mulut wanita itu.
"Mama". Sapanya. Wanita itu menoleh. Matanya serat akan kemarahan.
"DIA PEMBUNUH".
"Awww? Mama? Mama ini aku ma". Ringisnya menahan sakit disekujur kepalanya karna rambutnya ditarik keras oleh wanita itu.
"DIA PEMBUNUH".
"Mama? Mama tenang ya? Udah udah tenang ya disini ada aku".
"TIDAKKKK? DIA PEMBUNUH".
Brakkk
"Aiss". Baru saja tadi rambutnya yang ditarik. Kini sekarang kepalanya yang dibenturkan kemeja rias yang ada didepannya. Sakit sudah pasti. Jangan ditanya.
Meski kepalanya pening ia mencoba bangun dan kembali menghampiri wanita yang sedang duduk dikursi roda itu.
"Ma? Mama". Pangilnya lembut sambil dua tangannya menyentuh lembut kedua bahu rapuh itu.
"Ini aku ma". Katanya pelan. Air matanya sudah berjalan menyusuri pipi nya yang putih bersih.
"Kamu". Jawab wanita itu dengan wajah linglung. Sesekali ia tertawa tawa tidak jelas.
"Kamu".
"Kamu".
Sakit hatinya tidak bisa terbendung saat melihat orang yang dia sayang dalam kondisi yang tidak baik.
"Mama? Udah makan". Tanyanya dengan suara bergetar.
"Makan". Jawab wanita itu.
"Makan".
"Apa makan". Wanita itu menggeleng gelengkan kepalanya.
"Makan apa? Makan".
Tangan itu terulur untuk mengambil makanan yang memang sudah ada diatas meja. Wajahnya ia paksa untuk tersenyum. Walau kenyataannya sangat sakit.
"Sekarang mama makan ya? Supaya cepat sembuh". Suruhnya. Ia menyendokan nasi dan lauk. Lalu menyodorkannya kepada wanita paruh baya itu.
Wanita paru baya itu menerimanya. Hingga beberapa suapan. Tiba tiba makanan yang ada didalam mulutnya ia semburkan keluar hingga mengenai wajah orang yang sedang menyuapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Cold Girl
Romance"Lo harus cium gue". Hah Apa Penuturan vino barusan membuat amel membulatkan matanya sempurna. Lalu mendorong tubuh vino agar mau menjauh darinya. Bughhhhh "Aww". Vino meringis menahan sakit. Gerakan tiba tiba gadis yang ada didepannya ini tidak b...