Vino memarkirkan motor ninja hitam kesayangannya dengan rapi diparkiran sekolah SMA cahaya Bhakti. Ia membuka helm full case yang tadi sempat menutupi wajah tampannya. Tidak jarang murid murid perempuan yang tidak sengaja lewat mencuri curi pandang ke arah vino.Cuaca hari ini terlihat bagus. Tidak hujan dan tidak juga panas pokoknya ditengah tengah. Vino berjalan keluar dari parkiran motor. Ia masuk kedalam area sekolah melalui ruang piket. Laki laki itu berjalan dikoridor dengan santai tidak jarang beberapa murid dari kelas lain menyapanya hanya sekedar mengucapkan kata selamat pagi. Vino hanya tersenyum sebagai balasan. Senyum yang membuat beberapa siswi perempuan teriak kegirangan.
"Ka".
"Ka vino".
Vino berhenti karena mendengar suara perempuan memanggilnya.
"Ka vino". Panggil orang itu. Vino membalikkan tubuhnya.
"Kenapa". Tanya vino pada siswi perempuan yang kini telah berdiri tegak didepannya. Tinggi siswi itu hanya sebatas bahu vino. Bisa dibilang tubuhnya mungil dengan pipi caby serta rambut yang terurai hingga kebahu.
"Ada perlu apa".
Siswi itu menggeleng pelan dengan kepala menunduk. Vino menyatukan alisnya bingung.
"Kok nunduk..... Angkat kepalanya". Suruh vino.
Siswi perempuan itu masih diam. Vino gemas melihatnya lalu dengan inisiatif sendiri vino mengangkat dagu siswi perempuan itu agar wajahnya bisa terlihat sepenuhnya.
"Ada perlu apa kok Lo manggil gue tadi".
Siswi itu nampak pucat. "Emm! In-ini ka".
"Ini apa". Tanya vino. Terlihat siswi itu nampak gugup saat berada didepan vino. "Santai aja ngomongnya gue gak gigit kok". Kata vino memberitahu.
Siswi itu mengangguk kecil.
"Saya Rara dari kelas X IPA 2". Kata siswi itu memperkenalkan diri.
Vino tersenyum. "Terus........ Rara".
Rara terdiam karena hanya mendapat respon seperti itu dari vino.
"Maaf ka". Rara kemabali menundukkan kepalanya.
Dan pada saat itu juga vino kembali bingung dengan tingkah adik kelasnya ini.
"Lo kenapa sih dari tadi gue liat nunduk Mulu gak cape tu leher".
Rara menggeleng.
"Rara kesini mau kasih ini ka". Ucap Rara lalu mengulurkan satu batang coklat kearah vino. "Tolong diterima ya ka". Tambah Rara.
"Untuk gue". Tanya vino memastikan.
"Iya ka". Jawab Rara.
Vino tersenyum.
"Thanks". Rara diam begitu juga dengan vino. Rara merasakan jika coklatnya sudah diambil oleh orang tapi bukan vino terus.
"Thanks untuk coklatnya". Ucap Amel berterima kasih. Entah sejak kapan gadis itu ada disana. Vino yang melihat Amel hanya mampu bungkam dengan wajah cemas.
"Ka Amel".
"Iya". Amel menjawab panggilan Rara. "Ohiya! Coklatnya untuk gue aja ya". Ucap Amel sambil menatap dalam ke arah adik kalasnya.
"Kenapa! Gak mau Lo ngasih gue". Tanya amel. Ia membuka perlahan bungkus coklat itu didepan wajah Rara.
"Ta- tapi ka".
"Kenapa".
Rara menunduk takut. "Coklat itu buat ka vino ka". Jawab Rara memberitahu.
Amel mengangguk. Gadis itu menggigit coklat yang ada ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Cold Girl
Romance"Lo harus cium gue". Hah Apa Penuturan vino barusan membuat amel membulatkan matanya sempurna. Lalu mendorong tubuh vino agar mau menjauh darinya. Bughhhhh "Aww". Vino meringis menahan sakit. Gerakan tiba tiba gadis yang ada didepannya ini tidak b...