66. Diam

1.1K 66 10
                                    


Bacanya pelan pelan gayss supaya ngerti 😁



Amel membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Ia sibuk membaca novel kesukaannya. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 19. 40. Itu artinya hari sudah berganti menjadi malam.

Perasaan malas dan bosan sudah mulai datang menghampiri. Amel menyelesaikan aktivitas bacanya. Menaruh novelnya diatas nakas sebelah kasurnya. Tidak sengaja mata gadis itu melirik satu buket bunga lili yang disusun rapi diatas meja rias miliknya.

"Bunga". Beo amel. Matanya terus menatap bunga yang berada diatas meja riasnya. Amel turun dari kasur miliknya. Berjalan menghampiri meja rias dan mengambil satu buket bunga lili itu.

Sambil menatap dan membolak balik bunga lili itu ditangannya. Senyum gadis itu  tiba tiba terbit dengan sendirinya. Amel mengatupkan kedua bibirnya rapat dengan senyum yang ia coba tahan. Fikirannya melayang pergi menjelajah memikirkan semua bayangan vino di kepalanya. Bagaimana tingkah manja dan memaksanya vino. Sifatnya yang selalu kekanak Kanakan membuat Amel sedikit kesal tapi kadang juga gemas.

"Gue harus terbiasa dengan ini". Kata Amel memberitahu dirinya sendiri. Matanya tidak lepas dari bunga lili ditangannya. kalau boleh memilih ia lebih baik memilih bunga mawar merah dibanding bunga lili putih.

Tok tok tok tok

Perhatian Amel beralih pada pintu yang baru saja diketuk.

"Siapa". Teriak Amel.

"Saya nyonya muda? Didepan ada teman nyonya muda yang ingin bertemu". Suara pelayan itu terdengar dari balik pintu kamar.

Amel menghela nafas panjang.

"Iya".

Setelah mengatakan itu. Tidak lagi terdengar suara pelayan. Amel berjalan kearah pintu keluar kamar untuk menemui orang yang mencarinya.

Kakinya berjalan santai dengan tangan kanan yang menggenggam ponsel miliknya. Saat keluar kamar tidak sengaja ia bertemu dengan salah satu pelayan muda rumahnya.

"Mba". Panggil Amel.

Merasa terpanggil pelayan itu menoleh. Ia sedikit menunduk untuk memberi hormat pada majikan mudanya.

"Ada apa nyonya".

Mata Amel melirik kanan dan kiri. "Oma kemana! Kok dari gue pulang sekolah tadi gak keliatan". Tanya Amel.

Pelayan itu membuka suara. "Nyonya besar sudah kembali ke Jakarta tadi pagi".

Amel tersentak mendengarnya.

"Oma pulang".

Pelayan itu mengangguk membenarkan.

Amel menghembuskan nafas kasar. Selalu begini.  Semua orang akan pergi meninggalkannya. Tidak ada yang betah dirumah ini. Termasuk Omanya sendiri.

"Yasudah".

"Saya permisi nyonya muda". Pamit pelayan itu dengan bahasa sopan.

Amel melanjutkan langkahnya. Ia menuruni tangga rumahnya berjalan menuju teras melihat siapa yang sudah mengunjunginya malam malam begini.

"Ngapain". Tanya Amel sekenanya. Ia melihat tidak suka kepada Satya yang duduk di sofa dengan santai. Matanya melirik penuh dengan aura dingin.

"Gue mau ngelaksanain tugas yang dikasih sama Bu Endang". Ucap satya. Jujur

Amel memutar malas kedua bola matanya.

"Harus sekarang ya".

Satya mengangguk yakin. "Iya".

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang