31. DIRGANTARA HOSPITAL

1.8K 47 0
                                    


Kali ini keila benar benar gugup rasanya tubuhnya sangat susah untuk digerakan serasa ada ribuan tangan yang menahannya.

Rasa bersalah itu muncul ketika ia harus melihat kondisi amel yang seperti sekarang.

Air mata tidak pernah berhenti mengalir diwajah cantik milik keila.

Keila berjalan perlahan menghampiri amel yang tergeletak tidak berdaya didepan meja rias miliknya.

Suara langkah kaki tidak lagi terdengar

Keila semakin dekat mendekati gadis itu.

Saat keila benar benar berada didepan amel. Gadis itu berjongkok memegang lembut dahi saudara tirinya itu.

"Hik hiks hiks".

Keila menangis menunduk.

"Maafin gue". Ucap keila terisak kini gadis itu mengambil kepala amel menaruhnya dipahanya.

"Mel! Amel plisss gue mohon lo bangun ya". Panggil keila lirih.

Tidak ada jawaban amel masih terlihat menutup matanya rapat.

"Sayang". Panggil karin.

Keila menoleh. "Mama?".

Karin memeluk keila lembut. "Sabar sayang".

"Hiks hiks! Ma keila takut". Isak tangis keila semakin pecah rasa bersalah terus menghantui gadis itu.

Karin melepaskan pelukannya. "Liat mama gak usah takut".

Mata keila kembali mengarah pada amel ia menepuk nepuk pipi gadis itu beberapa kali.

"Mel? Mel bangun".

Panggil keila sekali lagi ia terus menerus  membangunkan gadis itu.

"Mel amel pliss". Panggil keila beberapa kali.

Sampai akhirnya mata amel sedikit demi sedikit bergerak terbuka.

"Mel? Mel lo bangun". Ucap keila bahagia.

Mata amel terbuka kini gadis itu menyesuaikan cahaya yang ada diruangannya.

Beberapa kali amel mengedipkan matanya agar penglihatannya terlihat jelas.

Pandangan pertama amel jatuh pada wajah gadis yang sedang menatapnya dari atas.

"Gue minta lo jauh jauh dari gue". Pinta amel.

Keila mendengar itu langsung menelan salivahnya. Lalu gadis itu membangunkan amel dari pangkuannya.

Mata amel berjalan menyusuri ruangan yang ternyata ia menemukan karin, vera dan keila. Amel tersenyum sinis melihat mereka bertiga.

"Tiga parasit pengganggu ada disini! Mau ngapain lo semua disini".

"Lo semua pasti mau bunuh gue kan? Iya". Tanya Amel dengan nada lemas.

"Mel gue gak pernah berfikiran kaya gitu".

"Tapi itu kan yang lo mau".

Keila menggeleng takut.

Melihat itu amel tertawa sinis.

"Keila". Panggil amel lirih.

Keila menoleh menatap kearah gadis yang ada didepannya sekarang.

Amel memegang kedua pipi keila menggunakan kedua telapak  tangannya yang dipenuhi darah.

"Mel gu- gu- gue minta maaf". Ucap keila gugup.

Amel hanya diam menatap keila.

Keila merasakan seperti ada cairan yang mengalir dipipinya.

Amel tersenyum sinis. "Kata maaf lo itu gak ada gunanya? Ngerti". Ucapa amel dingin.

Loving Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang