02

121K 7K 327
                                    

Dyba menghentakkan kakinya kesal, bagaimana tidak? Seorang Sam malam-malam begini tiba-tiba datang ke rumahnya. Ia membuka pintu kamar dengan kesal.

"Kenapa?" ketus Dyba, ia bahkan sudah memakai piyama tidurnya dan bersiap akan ke alam mimpi, tetapi gedoran sang bunda yang mengatakan Sam ada di rumahnya terpaksa membangunkan dia.

"Jangan ketus-ketus lah," jawab Sam dengan tidak berdosanya. Tiba-tiba Sam masuk ke kamar Dyba dan langsung merebahkan diri di kasur king size milik perempuan itu dan memejamkan matanya.

"Sam ini udah jam sepuluh!" ucap Dyba kesal, Sam tidak memperdulikan itu. Dyba menghampiri Sam dan langsung menarik tangan cowok itu agar tidak merebahkan diri lagi ke kasurnya.

"Mama papa mau buat adek lagi kayaknya untuk aku," ucap Sam sambil terkekeh pelan. Dyba yang sedang menarik Sam langsung menghentikan aksinya dan langsung menatap Sam. Dyba tau maksud perkataan Sam, mama papa Sam sedang dalam mode berantem.

"Emang masalah apa?" tanya Dyba perlahan duduk di samping Sam. Sam menolehkan kepalanya ke arah Dyba.

"Biasa, mama cemburuan. Papa kemarin lembur, terus yang ngangkat telfon mama sekretaris papa, jadi ya udahlah mama salah paham lah sama papa," jawab Sam santai. Dyba geleng-geleng kepala mendengar kelakuan calon mertuanya ini, upsss.

"Aneh-aneh aja mama kamu, tapi bener sih, siapa yang gak salah paham kalau yang ngangkat telfon suaminya yang lagi lembur itu cewek?" ucap Dyba, Sam mengangguk mengiyakan.

"Ya udah, sana pulang. Aku mau tidur, besok masih Jumat, Sam," ucap Dyba sambil menarik tangan Sam lagi membuat Sam mengerucutkan bibirnya.

Tetapi, sesaat kemudian Sam menyeringai. "Kalau aku gak mau gimana?" Dyba berfikir untuk menjawab pertanyaan itu.

"Aku teriak ke bunda sama ayah," jawab Dyba tersenyum kemenangan.

"Kalau cuma ada bunda kamu yang di rumah gimana? Bunda juga bolehin aku nginap sama bang Gean," jawab Sam yang sekarang ganti tersenyum kemenangan. Dyba membuka mulutnya.

"Gak percaya aku," jawab Dyba tidak percaya.

"Gak percaya? Yok ikut aku." Sam menarik tangan Dyba untuk ke ruang keluarga.

"Bun ..." Nia menoleh menatap putrinya dan Sam itu.

"Kenapa, Sam?" tanya Nia bingung.

"Bunda ngebolehin Sam tidur di sini, ya?" Bukan Sam yang bertanya, tetapi Dyba yang sudah duduk disampingnya bundanya itu.

"Iya, biar dia tidur sama abangmu, dia udah ceritain masalahnya sama bunda jadi bunda bolehin lah dia nginep di sini," jelas Nia. Dyba mengerucutkan bibirnya sebal, ia lantas melirik sinis ke arah Sam dan Sam hanya mengangkat satu alisnya saja.

"Ya udahlah kamu di sini aja nunggu bang Gean pulang aku mau tidur dulu. Night, Nda!" ucap Dyba sambil mencium pipi bundanya itu.

"Aku gak diucapin sama di cium gitu?" tanya Sam yang langsung mendapat cubitan keras oleh Nia. Sam hanya menyengir kuda menatap Nia.

"Night, Sam!" Setelah mengucapkan itu Dyba langsung berlari ke atas dan meninggalkan bundanya dan Sam di ruang keluarga itu.

***

"Kenapa ya kok mamamu cemburuan, Sam?" tanya Difki, Ayah Dyba.

"Ya udah takdir kalau cewek pencemburu, Yah, apalagi kalau yang ngangkat telfon suaminya itu suara cewek apalagi itu sekretarisnya," jawab Nia langsung. Sam hanya mengangguk mengiyakan perkataan Nia itu.

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang