74

58.1K 2.1K 149
                                    

2601 kata, jangan bosen baca part ini. Semoga kalian tetep suka!

***

Dyba tersenyum saat memasuki ballroom hotel ini. Ia mengeratkan rangkulannya di lengan Sam. Ia speechless, ia kira undangannya tidak akan sebanyak ini, tetapi ternyata ballroom hotel hampir penuh.

Sam mengeratkan pelukannya di pinggang Dyba saat banyaknya tatapan lelaki yang terpana melihat kecantikan istrinya ini. Ia tidak rela berbagi miliknya, sesuatu yang sudah sah menjadi miliknya di mata hukum maupun agama.

"Wah, wah, pasangan pengantin kita tampak romantis sekali. Yang satu ganteng dan yang satu cantik. Tidak tau kalau punya anak, anaknya bakalan jadi seperti apa nantinya." Suara Alna-- Mc yang ada di sana menggema di seluruh ballroom hotel itu.

Dyba mengulum senyumnya mendengar itu. Ia juga masih membayangkan bagaimana kalau nanti ia memiliki anak. Sam yang melihat senyuman Dyba yang tertahan itu dengan reflek ikut tersenyum. Senyuman Dyba itu kayak penyakit batuk, bakalan menular kalau kita berada dekat dengannya.

"Nah, sebentar lagi kita akan mendengarkan sambutan dari kedua orang yang tengah berbahagia ini."

Mereka sudah sampai di tengah panggung yang sudah disiapkan di sana. Sam tersenyum dengan sopan sambil mengambil microphone yang disodorkan Alna itu. Tangannya tetap ia lingkaran di pinggang Dyba dengan erat.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi semuanya!" sapaan Sam itu membuat beberapa wanita memekik. Suara Sam yang serak-serak basah dan terdengar berat itu membuat siapa yang mendengarnya menjadi mempesona.

"Saya dan istri saya, Adyba Bailey Zudianto, mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak/Ibu dan saudara semua yang meluangkan waktunya untuk ke acara resepsi pernikahan saya. Saya mohon doa dan restu dari semuanya agar keluarga kami nantinya akan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan sekarang. Saya dan keluarga sekali lagi mengucapkan terima kasih banyak. Silahkan dinikmati hidangannya. Wassalamu'alaikum, selamat pagi!"

Sam dan Dyba tersenyum sopan ke arah para tamu. Sam mengajak Dyba untuk ke bawah panggung, menghampiri beberapa pebisnis sekaligus untuk mengenalkan istrinya ini.

***

Sam mengusap-usap punggung Dyba. Mereka sedang duduk di kursi yang sudah disiapkan untuk pengantin di atas panggung itu. Sedari tadi mereka berkeliling untuk mengenalkan Dyba. Sam mendekatkan tubuhnya ke Dyba, ia berbisik, "Capek ya?"

Dyba tersenyum. "Enggak kok, aku seneng kalau gini. Tapi, ada satu yang gak aku suka."

Sam mengangkat sebelah alisnya. "Apa?"

Dyba menggidikkan dagunya ke arah segerombolan anak pengusaha yang ada di sudut ruangan. "Mereka dari tadi merhatiin kamu terus, gak sadar apa pawangnya udah ada di sampingnya? Datang ke nikahan orang kok malah liatin suami orang."

Sam tersenyum geli, ia mencolek pipi Dyba. "Wah, bentar lagi kayaknya bakalan ganti judul nih."

Dyba mengerjap tidak paham. "Maksudnya?"

"Possessive Samudera diganti jadi possessive Adyba entar."

Dyba memukul lengan Sam. "Aku gak posesif. Aku cuma gak suka aja mereka liatin kamu kayak gitu."

"Aku kan cuma punya kamu, biarin aja kalau mereka liatin aku." Sam melingkarkan tangan kirinya ke pinggang Dyba, memeluk pinggang itu dengan erat. Tatapannya tetapi masih ke arah depan melihat para tamu berlalu lalang.

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang