03

101K 5.9K 255
                                    

"Sam," panggil Dyba mendongak. Saat ini Dyba tengah bersandar di dada bidang Sam. Dyba yang mau sendiri? Untuk saat ini iya, tapi kalau hari-hari biasanya Sam lah yang memaksa Dyba agar bersandar di dada bidangnya. Dyba itu bisa di hitung hanya sesekali saja manja kepada Sam. Mereka saat ini sedang berada di ruang keluarga mansion Sam, mereka tidak jadi sekolah karena Dyba yang tiba-tiba sakit perut.

Flashback on ....

Sam yang sudah siap dengan seragam batik yang tidak di masukkan ke dalam celana menghampiri Dyba yang sedang tiduran di ranjangnya sambil memainkan ponselnya. Apalagi yang gadis itu lakukan kalau bukan memanfaatkan wifi Sam yang berkekuatan cepat untuk menonton film yang ia suka. Sam sudah berulang kali melarang itu, karena menurutnya kalau Dyba sudah menonton, ia bakalan di abaikan.

"Dyba," panggil Sam, Dyba langsung mengeluarkan aplikasi menonton film itu. Dyba langsung duduk dan cengengesan ke arah Sam.

"Aku dah bilang berapa kali kamu jangan nonton film lagi?" tanya Sam datar, Dyba berlagak seperti menghitung dengan jarinya.

"Kalau gak salah dua puluh kali dalam sebulan," jawab Dyba santai.

"Terus kenapa masih nonton?" tanya Sam heran, Dyba mengerucutkan bibirnya saja.

"Kalau kamu nonton lagi bakalan aku cabut wifi di rumah ini." Dyba langsung membulatkan matanya, mau jadi apa dia tanpa wifi Sam? Walaupun di rumahnya ada wifi tetapi arusnya tidak sekencang arusnya wifi rumah Sam.

"Kalau mau cabut, cabut aja, aku masih punya paket data terus masih ada wifi di rumah juga," jawab Dyba mencoba tenang, ia juga sudah menormalkan ekspresi wajahnya.

"Kalau kayak gitu aku bakalan nginep terus di rumah kamu tiap hari, tiap jam, tiap menit, dan tiap detik, terus aku juga bakalan ngikutin kamu kemanapun kamu pergi." Saat ini Dyba sudah tidak bisa menahan ekspresi wajahnya lagi, Sam benar-benar ingin dibunuh!

"Gila aja kamu!" Dyba sudah tidak bisa menahan kekesalannya. Ia berdiri dari duduknya dan berdiri di hadapan Sam.

"Kamu jangan possessive banget deh, Sam, masa aku nonton film aja gak boleh?" Dyba kesal, ia melipat tangannya didepan dada. Sam menunduk untuk melihat mata Dyba.

"Kalau kamu nonton film sama aja kamu liat cowok lain, Dy," jawab Sam menatap mata itu. Dyba mengerucutkan bibirnya kesal, jawaban Sam benar-benar tidak memuaskan.

"Bodo amat, udah yok berangkat." Dyba sudah mengalah untuk berdebat dengan Sam. Dyba duduk di pinggir ranjang Sam untuk memasukkan earphone dan ponselnya. Tapi seketika gerakannya terhenti, perutnya melilit.

"Anjir sakit perut gue, aduh tamu bulanan ini," keluh Dyba pelan tapi masih didengar Sam. Sam langsung berjongkok di depan Dyba.

"Kita gak usah sekolah, ya? Kamu istirahat aja, aku mintain izin sakit," ucap Sam cemas. Inilah Sam, ia memang possessive tapi kalau Dyba sudah merintih sedikit saja Sam tidak akan tega.

"Gak papa, Sam, ini juga udah penyakit bulanan aku. Gak papa, ini paling cuma bentar aja kok. Ayok kita berangkat, bentar lagi bel masuk," ucap Dyba sambil menahan ringisannya, Sam tetap berjongkok di depan Dyba.

"Gak usah sekolah, hari ini kamu aku mintain izin biar gak sekolah. Kamu harus istirahat dulu!" tegas Sam sambil berdiri dan menelpon seseorang untuk meminta izin sakit Dyba. Dyba tidak bisa menolak karena perutnya benar-benar tidak bisa di ajak kompromi.

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang