"Astagfirullah ..." Sam dan Dyba langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu UKS dan menemukan Nita yang sedang berkacak pinggang.
"Heh kalian berdua ini bukannya belajar malah di sini!" omel Nita sambil berjalan ke arah kedua orang itu. Sesampainya di sana ia langsung menjewer telinga Sam dan Dyba.
"Mama sakit!" teriak kedua orang itu sambil berusaha melepaskan jeweran Anita.
"Ma, jangan jewer Dy, kasian dia baru aja sadar, jewer aja kuping Sam dua-duanya," ucap Sam sambil berusaha menarik tangan Nita dari telinga Dyba. Mendengar itu Anita langsung melepaskan jewerannya.
"Kamu baru sadar, sayang? Emang kamu kenapa?" tanya Nita sambil menangkup pipi Dyba. Dyba cengengesan saja.
"Gimana sih kamu ini mama tanya malah cuma cengengesan?" heran Nita.
"Dy gak ngerjain tugas, Ma, makannya disuruh hormat bendera," jawab Dyba sambil menyengir.
"Kamu ini jangan ngikut nakalnya Sam atuh, Dy," omel Nita menatap tajam putranya yang malah menunjukkan sederet gigi putihnya kepada Nita.
"Dy beneran lupa tentang tugas itu, apalagi kemaren Dy kan lagi galau." Nita hanya geleng-geleng mendengar itu.
"Jadi, Dy mau pulang atau masih mau sekolah? Kayaknya Dy pulang aja deh istirahat dulu muka Dy masih pucet, sayang." Dyba menangkup wajahnya sendiri dan menatap bergantian Sam dan Nita.
"Dy masih pucet?" Dua orang itu mengangguk.
"Alhamdulillahh," syukur Dyba.
"Lah kenapa malah alhamdulillah?" Nita heran dengan tingkah calon menantunya ini.
"Karena kalau Dy pulang bunda gak bakalan ngira Dy bolos, kan muka Dy pucet," jujur Dyba.
"Jadi, sekarang Dy mau pulang aja?" Dyba menggeleng.
"Lah terus kamu mau apa, sayang?" Sam geram dengan Dyba, lama-lama aku makan juga kamu Dy.
"Dibilangin Dy mau es krim, Sam. Ma, boleh kan?" Nita menggeleng tegas, melihat itu Dyba mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kamu masih sakit, sayang." Mendengar jawaban Nita itu Dyba langsung berusaha untuk bangun dari brankar UKS, Sam yang melihat itu langsung memegang lengan Dyba.
"Awas, Sam! Aku mau buktiin kalau aku udah enggak sakit." Dyba melepaskan tangan Sam dari lengannya, baru saja satu langkah ia berjalan tubuh Dyba sudah limbung dan langsung ditangkap Sam.
"Kamu ngeyel sih kan aku sama mama udah bilangin, udah kamu tidur aja dulu," ucap Sam dengan nada lembut tapi penuh dengan intimidasi. Dyba hanya mengangguk karena entah kenapa saat ia berjalan satu langkah tadi tiba-tiba kepalanya langsung serasa berputar lagi.
"Dy, istirahat aja dulu, nanti kamu sama Sam mama bilangin ke guru-guru. Sam bawa Dyba pulang aja kasian kalau disini nanti istirahat dia gak nyaman."
"Iya, Ma."
"Ya udah mama ke kepala sekolah mau kegiatan rutin dulu ngecek sekolah." Sam mengangguk. Sebelum pergi Nita mencium sayang kening Dyba yang hangat itu.
"Istirahat, sayang, badan kamu udah mulai hangat nih, mama pergi dulu." Nita pun mencium pipi putra tersayangnya dan calon menantunya itu.
"Dy, pulang?" Dyba mengangguk pelan.
"Ya udah aku gendong aja, ya." Dyba mengangguk lagi. Melihat itu Sam langsung menggendong Dyba ala bridal style dan berjalan cepat ke arah parkiran mobil.
"Dy, bukain pintunya sayang, tangan aku gak bisa," ucap Sam di depan wajah Dyba. Dyba dengan lemas membukakan pintu mobil dan memasukkan Dyba. Sam berlari ke arah kemudinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Samudera [Selesai]
Teen Fiction"Aku gak suka kamu senyum sama dia!" "Ya Allah, masa aku gak boleh senyum sama pak Polisi sih? Waktu itu dia natap aku, jadi ya aku senyum lah, gak mungkin juga itu pak Polisi suka sama aku." "Tapi aku gak suka, kamu cuma milik aku, milik Samudera!"...