27

30.9K 2K 67
                                    

Maaf kalau part ini gak sesuai sama ekspektasi kalian. Aku masih author amatiran.

***

"Erlan anjing sini lo!" Sam berjalan dengan cepat ke arah anggota Navarro yang tengah berada di depan pintu basecamp mereka itu. Sam tidak memperdulikan mobilnya yang sedikit penyok karena menabrak pembatas jalan tadi, yang ia pedulikan hanya Adyba seorang.

"Wahh, berani banget datang sendiri ke basecamp kita bro," ucap salah satu anggota Navarro sambil meneliti Sam dari atas ke bawah.

"Bacot lo! Minggir gue mau ketemu sama ketua bangsat lo!" Sam membuka kerumunan Navarro yang di tengah pintu itu.

"Tenang dong, Alfa, bos lagi main sama dua orang itu." Yoga, anggota Navarro yang merekam adegan ciuman Erlan dan Dyba tadi akhirnya bersuara.

"Bangsat! Dimana dia? Gue bilang AWAS! GUE MAU MASUK BUDEK!"

"Ouwww, selow atuh, Mang, gak usah teriak-teriak juga. Bentar ya gue liat bos udah siap atau belum mainnya."

Setelah Yoga masuk Sam tanpa aba-aba langsung menghajar tujuh orang itu. Sam mengangkat satu orang dan diputar-putarkannya agar tubuh orang itu dapat menghalau serangan lainnya. Sam menginjak salah satu dada orang itu.

"Mati lo!" Setelah itu Sam menekan kuat dada lelaki itu hingga nafas lelaki itu terasa tercekat.

"Sam." Sam menatap tajam Zian yang memanggil nama depannya saat ini.

"Sorry, Al dimana Dyba sama Chelsea?"

"Lo masuk ke dalam gue mau beresin orang ini dulu." Zian mengangguk kemudian dengan cepat ia melesat kedalam basecamp Navarro itu.

"MATI LO ANJING!" Dengan keras Sam mengangkat tubuh lelaki itu dan langsung menjatuhkannya dengan keras.

Zian berlari untuk membuka satu persatu kamar yang ada di basecamp ini, entah untuk apa fungsi kamar itu padahal di basecamp ini tidak ada yang menginap.

"Al, lantai tiga!" Dengan cepat Sam langsung berlari ke arah tangga untuk menuju lantai tiga. Basecamp Navarro ini berbentuk ruko, tetapi terletak jauh dari pemukiman penduduk, setidaknya Navarro buat basecamp masih mikir pake otak!

"Gam." Zian mendelik memberi isyarat agar Sam tidak bersuara.

"Bangsat lo! Terrell gak bakalan mau berlutut di hadapan para bangsat kayak kalian!" Suara Dyba yang bergetar itu membuat Sam ingin sekali mendobrak pintu rumah ini tetapi Zian masih menghalanginya.

"Anjing lo! Bangkek! Para penjahat kayak kalian itu gak bisa ngelawan sama Terrell! Terrell tandingannya bukan kalian! kalian sama Terrell itu diibaratkan tainya Terrell!" Setelah suara Chelsea itu langsung terdengar gebrakan meja. Di situ Sam sudah bisa mengendalikan diri dan langsung mendobrak pintu itu.

"Wahhh, dua pangeran sudah datang."
Emosi Sam dan Zian langsung naik setelah melihat keadaan kedua perempuan yang mereka sayangi itu.

"Bangsat lo, Erlan! Mati lo!" Sam langsung maju dan menghajar Erlan, tetapi serangannya sempat terbaca oleh Erlan sehingga Erlan menangkisnya.

"Santai dong, Bang, gak usah langsung ngegas, kita pemanasan dulu." Erlan terkekeh sambil melepaskan tangan Sam yang berada di genggamannya.

"Anjing lo!" Serangan Zian yang dari belakang langsung membuat Erlan tersungkur.

"Wahhh, gak nyangka gue ada yang dari belakang." Erlan masih bisa terkekeh sambil menghapus darah yang berasal dari hidungnya.

Melihat Erlan yang tersungkur membuat Sam dan Zian langsung berusaha membuka ikatan Dyba dan Chelsea. Setelah membuka ikatan kedua perempuan itu mereka berdua berbalik badan dan menemukan anggota Navarro yang sudah berbaris rapi.

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang