59

23.4K 1.9K 257
                                    

Satu tahun berlalu, dan hari ini hari wisuda Dyba. Dyba sudah menyandang gelar S. Psi di belakang namanya. Dyba sudah memakai kebaya berwarna biru laut yang cocok dengan kulit putihnya. Dyba tersenyum, akhirnya ia bisa menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu.

"Udah sayang? Ayo berangkat."

Dyba mengangguk. Tetapi, seketika ia terdiam, pandangannya kosong. Ia berharap Sam datang di saat wisudanya, tetapi itu hanyalah harapan. Sam bahkan sudah tiga hari ini tidak memberikan kabar untuknya.

"Sayang?"

Dyba tersadar dari lamunannya. Ia mengambil tangan lelaki di depannya ini dan menggenggamnya dengan erat. Ia menarik napas perlahan, menguatkan pikiran bahwa Sam di sana memang sibuk. Ia tersenyum tipis sambil memandang lelaki di sampingnya ini. Lelaki yang menemaninya di saat tidak ada Sam di sampingnya.

Lelaki di sampingnya ini mengacak pelan rambut Dyba karena melihat raut kesedihan di wajah gadis itu. "Gak usah cemberut gitu, jelek tau!"

Dyba mengerucutkan bibirnya, ia menatap dengan kesal lelaki di sampingnya. Lelaki dengan kemeja biru dongker dan celana kain yang di sampingnya ini terkekeh senang.

"Nah mendingan gitu aja daripada sedih gitu."

"Iya, iya. Maaf, aku cuma kepikiran sesuatu."

"Udah ada aku di sini ngapain mikirin yang lain?"

Dyba terkekeh, ia memukul lengan lelaki itu. Tetapi kemudian ia menyandarkan kepalanya dengan manja di lengan lelaki itu. "Najis tau bilangnya gitu."

"Soalnya kamu cemberut gitu, kan jadi jelek."

"Kan emang aku jelek."

Lelaki itu terkekeh, ia mengusap kepala Dyba. "Siapa yang berani bilang kamu jelek? Sini suruh menghadap sama aku."

"Kan kamu yang bilang aku jelek."

"Tadi khilap, sayang. Ayo, berangkat, kalau kamu manja-manja di sini terus kapan berangkatnya? Ayah sama bunda juga udah nungguin di mobil."

"Lah, kirain udah berangkat."

Lelaki itu mencubit pipinya dengan gemas. "Belum sayang. Jangan sedih lagi, jangan cemberut."

***

Sam menatap jam di pergelangan tangannya itu, beberapa menit lagi pesawat yang dinaikinya akan lepas landas. Ia tersenyum saat melihat wallpaper ponselnya. Gadisnya yang tengah tersenyum dengan manis. Ia mengusap-usap foto itu, sebentar lagi gadis itu benar-benar akan menjadi miliknya, tidak ada lagi yang boleh mengganggu gadisnya.

Kuliahnya hanya tinggal satu semester lagi. Dan, hari ini, tepat di hari wisuda gadisnya ia ingin melamar gadis itu. Setidaknya, hubungannya dengan gadisnya sudah lebih dari pacaran dan berlanjut ke hubungan yang lebih serius.

Sam memanjatkan doa saat pesawat ini lepas landas. Ia menghela nafas panjang karena akhirnya pesawatnya kelas landas dengan sempurna. Sam mulai membuka laptop miliknya dan mulai mengerjakan beberapa tugas kuliahnya. Seharusnya memang satu semester ini ia hanya fokus ke persoalan skripsinya, tetapi, ia terpaksa meminta izin untuk memberikan kejutan ini.

Jari-jari Sam mulai mengetikkan kalimat-kalimat di laptopnya. Sesekali ia menatap referensi buku di sebelah laptopnya ini. Sam fokus, hingga ia tidak menyadari seorang perempuan menatapnya dari sampingnya. Sam menaiki pesawat kelas bisnis, sehingga hanya terisi beberapa orang saja di dalamnya.

"Hello."

Sam mengabaikan sapaan itu. Jari-jarinya dengan lincah tetap mengetik. Perempuan di sampingnya ini mengerucutkan bibirnya karena merasa di abaikan.

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang