28

31.1K 2K 204
                                    

Warning!
Part ini mengandung unsur kekerasan yang tidak layak dicontoh!
Cerita ini hanya imajinasi author sendiri!
Setelah membaca part ini kalian akan mengumpati Sam, terserah, aku ikhlas kok.
Silahkan hujat Sam 🙂

***

Sam memasukkan Dyba ke dalam mobilnya, tanpa menutup pintu ia mengurung Dyba menggunakan lengannya. Ia melihat ke arah bibir Dyba, mengingat video yang dikirimkan Erlanjing tadi membuat Sam menggeram marah.

"Sam." Dyba takut mendengar geraman Sam itu, apalagi tatapan Sam seperti hewan buas yang mendapatkan mangsanya. Tanpa peduli Dyba yang ketakutan seperti itu Sam semakin memajukan wajahnya dan berbisik di telinga Dyba.

"Bibir kamu harus aku suciin lagi." Setelah mengucapkan itu Sam menjauhkan dirinya dan menutup pintu mobil dengan keras.

"Sam ...." Situasi ini yang membuat Dyba takut. Situasi dimana Sam emosinya sedang tidak stabil, situasi di mana Sam sudah terlalu kecewa dengan Dyba. Di saat emosi dan cemburu, Sam tidak memperdulikan siapa yang salah. Yang ingin ia lakukan hanyalah menghukum Dyba.

Dyba menundukkan kepalanya mendengar pintu mobil yang di tutup dengan keras. Ia berusaha terisak sepelan mungkin agar Sam tidak mengetahuinya.

"Gak usah nangis." Mendengar nada dingin itu membuat Dyba semakin terisak hebat. Bahkan ia tidak peduli Sam melihat bahunya yang sedang naik turun.

"Gak usah nangis aku bilang!" Bukannya berhenti Dyba semakin mengeluarkan air matanya mendengar nada suara Sam yang sudah naik itu. Ia tau Sam kecewa, tapi bagaimana ia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Sam ...." Suara Dyba yang bergetar terdengar saat mobil Sam melaju dengan cepat menembus jalan raya yang sedang ramai itu. Sam hanya melirik sekilas Dyba dan semakin menginjak dalam pedal gasnya itu.

Perjalanan yang biasanya memakan waktu 45 menit sekarang hanya menjadi 20 menit. Dyba mengerjapkan matanya dan melihat sudah sampai di basemant apartemen Sam. Dyba semakin terisak apalagi melihat Sam yang keluar dari mobil dengan langkah yang terburu-buru.

"Jalan sendiri atau aku gendong?" Dyba menggelengkan kepalanya.

"Pilih cepet!" Dyba tetap menggelengkan kepalanya.

"Kamu yang pilih ini." Setelah itu tubuh Dyba melayang di gendongan Sam. Dyba ingin melingkarkan tangannya di leher Sam, tetapi mengingat keadaan sekarang Dyba sebisa mungkin menahan badannya agar tidak jatuh.

"Pegangan atau aku jatuhin kamu?" Dyba langsung melingkarkan tangannya di leher Sam, ia menyembunyikan wajahnya di dada Sam.

Untung saja ini basemant pribadi Sam sehingga langsung terdapat lift yang akan menuju ke apartemen Sam. Wajar saja pemilik apartemen ini adalah papa Sam. Sam membuka pintu dengan keras dan langsung menjatuhkan Dyba di atas ranjangnya.

"Sam maafin aku, aku tadi mau ngehindar tapi gimana? Kamu tau tangan aku tadi diikat." Dyba masih berusaha membujuk Sam agar ia tidak dihukum.

Sam tidak memperdulikan, ia meninggalkan Dyba di atas ranjangnya dan berjalan ke arah tempat ia menyimpan sesuatu. Ia mengambil pisau lipat dan langsung berjalan ke arah ranjangnya yang diduduki oleh Dyba.

"Tidur!" Dyba menggeleng, ia tau apa yang akan dilakukan oleh Sam.

"Tidur!" Dyba menggeleng. Dengan kasar Sam mendorong Dyba ke atas kasur dan langsung menindih tubuh itu. Ia mengapit kaki Dyba dengan kakinya sendiri dan menyatukan kedua tangan Dyba diatas kepala dengan satu tangannya.

"Sam, please." Sam menggeleng.
Sam langsung mencium bibir Dyba dengan kasar yang membuat Dyba terisak. Ini yang Dyba tidak suka Sam yang sedang cemburu akan memperlakukan Dyba dengan kasar.

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang