04

91.4K 5.5K 159
                                    

"Dy," panggil Sam ke arah Dyba yang sedang memainkan ponsel di sebelahnya. Dyba hanya bergumam untuk menjawab itu. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah.

"Kemarin aku belum jadi nanyain tentang ini deh." Dyba meletakkan ponsel nya di pangkuannya dan menatap Sam heran.

"Nanya apa?" tanya Dyba.

"Kemaren kan bang Gean ngomong  'Abang lupa kalau pacarmu yang ini anak pemilik sekolah' maksud kata pacar yang ini apa?" tanya Sam tetap fokus ke arah jalan yang ada di depannya ini. Dyba mengerutkan keningnya bingung, ia saja lupa kapan abangnya berkata seperti itu.

"Ya maksud abang pacar ku yang ini ya kamu lah," jawab Dyba.

"Bukan maksud bang Gean kamu punya pacar lain kan selain aku?" tanya Sam dengan datar.

"Gimana caranya aku mau selingkuh kalau di mana ada aku di situ ada kamu?" tanya Dyba heran. Sam menoleh sebentar ke arah Dyba.

"Berarti kalau aku gak kayak gini kemungkinan besar kamu bakalan selingkuh gitu?" tanya Sam sakratis. Dyba mengembuskan napas kasarnya, salah ngomong deh gue.

"Enggak gitu juga kali, Sam. Gak mungkin juga aku punya selingkuhan," jawab Dyba mengalah.

"Bagus kalau kayak gitu, awas aja kalau nanti kamu ketauan selingkuh sama cowok lain, cowok itu aku pastiin bakalan tinggal nama doang," ucap Sam santai. Dyba hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Sam itu.

***

"Dyba," panggil Chelsea, Chelsea Anindita Maula-- sahabat Dyba dari SMP.

"Kenapa, beb?"

"Lo ke mana kemarin?" tanya Chelsea sambil duduk di bangku Sam. Saat ini Sam sedang berada di ruang pribadi karena di panggil oleh papanya.

"Oh biasa, si Sam gue lagi sakit perut bulanan dia aja yang gak bolehin gue sekolah," jawab Dyba, Chelsea hanya ber-oh-ria saja. Chelsea tau bagaimana khawatirnya seorang Sam terhadap Dyba yang sedang meringis kesakitan.

"Enak ya jadi pacar Sam, diperhatiin, lo minta apa aja bakalan diturutin," ucap Chelsea, Dyba memutar bola matanya malas.

"Enak apa yang tiap hari di kekang?" tanya balik Dyba, Chelsea hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"Enakan jadi lo, Zian gak pernah ngekang lo, gak pernah batasin lo mau berteman sama siapa aja," imbuh Dyba.

Zian Gama Maureen, pacar Chelsea yang sekaligus sahabat dekat Sam. Zian itu orangnya tidak jauh beda dengan Sam, tetapi perbedaan yang paling mencolok adalah Zian itu orangnya tidak pencemburu dan possessive.

"Jangan gitu, Sam ngelakuin kayak gitu karena Sam gak pernah mau kehilangan lo, Dy," ucap Chelsea, Dyba mengangguk.

"Gue tau alasan dia kayak gitu, tapi ya gak tiap hari harus ngekang juga lah, masa gue gak boleh senyum sama ibu kantin, gila gak sih dia?" Dyba cemberut, Chelsea membulatkan matanya mendengar itu.

"Ibu kantin, Dy?" tanya Chelsea memastikan, Dyba mengangguk.

"Sam terlalu gila kalau kayak gitu," ucap Chelsea sambil geleng-geleng kepala.

"Siapa yang lo bilang gila, Chelsea Anindita?" Sebuah suara dingin mengagetkan kedua wanita yang tengah berbincang itu. Mereka berdua kompak menatap orang itu dan mereka kompak meneguk ludah kasar, seorang Samudera Alfa Zudianto sedang menatap mereka tajam tidak lebih tepatnya menatap Chelsea tajam. Chelsea mengalihkan pandangannya menatap Zian yang ada di samping Sam dan meminta pertolongan, Zian hanya menggidikkan bahunya saja.

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang