Sam sedang jalan berdua dengan Zian menuju ke arah markas Terrell, semua anggota Terrell sudah berkumpul di sana. Bukan tanpa alasan mereka semua mengumpul, mereka mengumpulkan karena ada anggota Terrell yang di pukuli oleh anggota Navarro, masalahnya bukan cuma satu orang tetapi tiga orang sekaligus dan ketiganya saat ini sedang dirawat di rumah sakit.
Sam membuka pintu dengan sedikit kasar yang membuat anggota Terrell yang di sana mengumpat kasar karena kaget. Zian yang berada di belakang Sam menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya ini, ia tau mood sahabatnya ini sedang tidak stabil. Sam paling tidak suka apabila ada yang mengganggunya saat ia sedang berduaan dengan Dyba dan itu tadi terjadi saat ada salah satu anggota Terrell yang mengganggunya.
Sam duduk di kursi yang berada di depan semua anggota Terrell, di sebelahnya ada Zian yang sedang memperhatikan dua wajah anggota Terrell yang sedikit lebam. Ia yakin Sam tidak memperhatikan keadaan dua orang itu, yang Sam pikirkan hanyalah Dyba saja.
"Ceritain." Aura dingin Sam keluar dengan sendirinya setelah ia masuk ke dalam ruangan ini. Anggota Terrell semuanya hanya diam saja tanpa ada yang bersuara.
"Gue bilang ceritain!" Kata penuh penekanan dari Sam membuat semuanya meneguk ludah gugup.
"Gue bakalan nyeritain, Al." Suara itu dan suara kursi yang berdecit membuat perhatian Sam beralih pada seseorang yang wajahnya sedikit lebam. Saat di Terrell nama Sam lebih dikenal dengan Alfa-- nama tengah Sam.
"Semalam kami berlima lagi nongkrong di cafe dan kita gak tau cafe itu ada anak Navarro yang lagi ngumpul, mereka gak pake jaket jadi kita gak tau."
"Kalian gak kenal mukanya emang?" Sam memotong pembicaraan Delvin itu.
Delvin menggeleng. "Gue rasa mereka anggota yang jarang liatin mukanya kalau kita lagi tawuran makannya kami gak tau wajah dia. Gue sama yang lain sebenarnya udah curiga kenapa mereka kayak ngawasin kita gitu, tapi kami gak mau nethink dulu, Al. Gak lama, kami keluar dari cafe itu karena udah malem juga. Di tengah jalan, kami dicegat sama kalau gak salah lima puluh orang lebih pake jaketnya Navarro itu. Dan di barisan paling depan ada si Erlan, dia bilang mau berantem atau Terrell harus sujud sama mereka. Di situ kami gak berpikir dengan bersih karena tersulut emosi dan dengan bodohnya kami nerima ajakan dia. Dan yah beginilah." Sam manggut-manggut mengerti dengan cerita Delvin.
"Lo berdua tapi gak pa-pa kan? Gak ada luka dalam atau apalah itu kan?"
"Gak papa, Al." Delvin tersenyum tipis mendengar pertanyaan Sam. Sam memang keras dan tegas jadi ketua tapi Sam selalu memperhatikan anggota-anggotanya.
"Terus mereka bertiga gimana?" Delvin menghembuskan nafas kasar.
"Si Joy sama Riko tangan kanannya patah, si Rian dapat sepuluh jahitan di lengannya karena ke gores sama pisau anak Navarro." Tangan Sam mengepal mendengar penjelasan Delvin, ia kira anggotanya hanya butuh perawatan sedikit saja dari rumah sakit, tapi ternyata sampai separah ini.
"Gak bisa dibiarin kalau kayak gini, mereka mancing kita kalau kayak gini. Sepulang sekolah semua ngumpul lagi disini kecuali Delvin sama Roy, kalian berdua istirahat aja. Rapat selesai, bubar!" Setelah mengucapkan itu Sam berdiri dan langsung keluar dari ruangan itu.
"Jangan sampai lupa nanti setelah pulang sekolah, jangan sampai gak datang, sayang sama nyawa kalian sendiri. Alfa emosinya lagi labil jadi jangan ada yang mancing emosinya. Kalian boleh kembali ke kelas masing-masing." Zian keluar diikuti oleh semua anggota Terrell. Di Terrell posisi Zian merupakan wakil Sam, tidak heran Zian berada di posisi itu karena hanya Zian yang dapat mengendalikan Sam yang sedang emosi.
***
"Dy, kamu pulang sama Chelsea aja nanti, aku sama yang lain mau rapat dulu." Dyba memutar matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Samudera [Selesai]
Ficção Adolescente"Aku gak suka kamu senyum sama dia!" "Ya Allah, masa aku gak boleh senyum sama pak Polisi sih? Waktu itu dia natap aku, jadi ya aku senyum lah, gak mungkin juga itu pak Polisi suka sama aku." "Tapi aku gak suka, kamu cuma milik aku, milik Samudera!"...