Sam menatap sebal cewek yang tidak tau malu duduk di mejanya ini. Sudah berkali-kali diusir, tetapi yang namanya cewek gak tau diri tetep aja duduk di mejanya.
"What are you doing? I want to learn, Lin." Bukannya pindah Oline malah tersenyum seakan tanpa dosa dan memainkan kuku-kuku yang diberi warna merah itu olehnya.
"I really miss you, you've been in Indonesia for a long time, what are you doing in there?"
"Lo bacot!" Mata Oline mengerjap, ia tidak paham kata-kata yang dikeluarkan Sam itu.
"What do you say, Sam? Ba- cot? What it is?"
Sam pergi begitu saja meninggalkan Oline yang masih memikirkan arti bacot itu. Ia pergi ke taman kampus. Ahh, setidaknya di sini lebih tenang walaupun banyak juga mahasiswa yang berpacaran.
"Shit!" Sam menggosok-gosok telinganya, ia mendengar suara orang yang tengah berciuman.
"Di sana nenek lampir, di sini orang ciuman. Gue sabar," kata Sam sambil mengelus-elus dadanya. Sam mulai membuka buku pelajarannya, tadi pagi ia meminjamnya di perpustakaan.
Sam menghela nafas lelah, ia ingin mengunakan bahasa Indonesia. Lelah ia menggunakan bahasa Inggris. Hanya beberapa mahasiswa yang berasal dari Indonesia, itupun Sam tidak kenal dekat. Sam membuka ponselnya, sudah jam 2 siang. Sam menatap ragu kontak Dyba, apakah gadis itu sudah tidur?
Sam memencet tombol panggilan dan menunggu panggilan itu diangkat. Tetapi, sepertinya gadisnya sudah tertidur.
"Halo." Sam tersenyum lebar. Akhirnya suara yang dirindukan olehnya terdengar.
"Hai, sayang. Kebangun ya gara-gara aku nelfon?"
"Enggak kok, aku juga masih ngerjain tugas."
Mata Sam membulat. "Dy, jangan dipaksain. Udah jam 1 malem kan di sana?"
"Iya, tapi ini deadline-nya besok Sam."
Sam menghela nafas kasar. "Kenapa baru dikerjain sekarang? Dari kemaren ke mana?"
"Ini tugas kemarin, yang. Dosennya ngasih tugas gak ada akhlak, banyak banget, mana waktu dikasih cuma satu hari lagi."
"Sabar, sayang. Mau ku bantuin ngapain gitu gak? Aku juga lagi kosong ini."
Dyba di sana terkekeh, "Gak usah. Lagi pula pelajaran kita beda. Kamu gak mungkin paham kepribadian-kepribadian orang. Kamu mah ngertinya hitung-hitungan."
"Ya siapa tau aku bantu benerin typo gitu. Atau ngapain gitu. Aku kasihan sama kamu, ini udah malem, sayang. Besok kelasnya jam berapa?"
"Jam delapan."
"Tidur, Dy."
"Nanggung tau, Sam. Bentar ini tinggal satu lembar lagi."
Sam mengangguk. "Habis itu janji harus tidur. Nanti aku pulang malah ketemunya bukan sama princess, ketemunya nanti malah sama panda pula."
"Enak aja kalau ngomong!" Setelah itu hanya suara ketikan yang terdengar oleh Sam.
"Dy, udah makan kan?"
"Udah, sayang. Kamu udah?"
"Belum, masih mager."
"Makan! Kamu nanti sakit kalau gak makan."
"Iya, nanti aku makan kalau kamu udah tidur."
"Finally, Sam! Dah siap!" teriakan Dyba yang tiba-tiba itu membuat telinga Sam seakan berdenging.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Samudera [Selesai]
Teen Fiction"Aku gak suka kamu senyum sama dia!" "Ya Allah, masa aku gak boleh senyum sama pak Polisi sih? Waktu itu dia natap aku, jadi ya aku senyum lah, gak mungkin juga itu pak Polisi suka sama aku." "Tapi aku gak suka, kamu cuma milik aku, milik Samudera!"...