26

31.9K 2K 57
                                    

Dyba memiringkan kepalanya karena bingung dengan orang-orang yang ada di hadapannya ini. Saat ini ia dan Chelsea sedang berada di cafe sebelah sekolah yang entah kenapa biasanya saat jam pulang sekolah rame sekarang menjadi sepi. Apalagi di hadapan mereka berdua terdapat beberapa laki-laki, apalagi yang berada paling depan, lelaki itu memandang mereka berdua dengan tatapan mesum.

Sam dan Zian sedang di panggil kepala sekolah entah kenapa, maka dari itu mereka berdua memilih untuk nongkrong di cafe daripada menunggu di sekolah seperti anak ilang.

"Pantes Alfa mau, cantik anjir!" Bukannya Dyba dan Chelsea tidak mendengar itu tetapi mereka tidak ngeh maksud lelaki d depannya ini, Alfa siapa?

"Iya, ceweknya Gama juga wahh!" Kedua kening gadis ini semakin mengkerut mendengar nama yang asing ditelinga mereka.

"Kalian siapa?" Dengan berani akhirnya Dyba bertanya kepada beberapa orang lelaki di hadapannya itu. Jaket yang mereka kenakan menurut Dyba tidak asing, dengan bentuk bulat dan bergambar dataran yang dikelilingi oleh serigala dan berwarna dongker.

Bukannya menjawab orang itu malah mengelus pipi Dyba. "Tenang aja, kami temennya Alfa kok."

"Dari tadi ngomong Alfa, Gama, siapa sih mereka? Kita berdua gak kenal!" Beberapa lelaki di depannya mengerutkan kening bingung, terutama yang mengelus pipi Dyba dan mengaku temen Sam tadi.

"Kalian beneran gak tau Alfa sama Gama?" Dengan mantap mereka mengangguk.

"Tapi kalau sama nama ini?" Orang itu membalikkan tubuh seseorang di sampingnya dan langsung terlihat jelas tulisan 'Navarro'.

"Navarro? Bukannya itu geng yang ..." Chelsea menatap Dyba setelah ia membisikkan itu, Dyba belum paham maksud Chelsea.

"Keluarga Zudianto?" Tubuh Dyba langsung menegang, mengapa nama keluarga kekasihnya dibawa-bawa?

Dyba memukul keningnya sendiri dengan keras, bego Dyba, bego! Kok lo baru sadar sih Navarro itu musuh bebuyutannya Sam?

"Keluarga Zudianto? Gue tau, tapi kan karena mereka keluarga terkenal karena kekayaan dan keramahannya." Dyba berbohong agar para lelaki di hadapannya ini mengira salah target.

"Serius cuma itu yang lo tau?" Dyba mengangguk dan memasang wajah serius. Erlan menggaruk telinganya dan menatap tajam anggotanya. Erlan beralih ke Chelsea.

"Keluarga Maureen lo tau?" Chelsea mengerjapkan matanya dan mengangguk.

"Tau lah kan dua keluarga itu bersahabat dari dulu, keluarga mereka pun keluarga harmonis dan suka menolong." Erlan semakin emosi, masa anggota gue salah target sih?

"Lo namanya Adyba Bailey Khenzi dan lo Chelsea Anindita Maulana?"

"Bukan nama gue Baley kalau dia Sisi. Kalian sebenarnya siapa sih kok nanya-nanya sama kami gini?" Akhirnya Chelsea bertanya walaupun sebenarnya ia mengetahui jawaban atas pertanyaannya itu.

"Ehh, enggak kok kayaknya kita salah orang, karena muka kalian itu mirip sama temen SMP kita dulu." Dyba dan Chelsea hanya menganggukkan kepalanya.

"Ya udah, kalau kayak gitu silahkan di lanjut, maaf kami mengganggu kalian." Dyba mengangguk.

"Lain kali diperhatiin terlebih dahulu kalau mau nanya sama orang, ya?" Erlan mengangguk.

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang