56

29.1K 1.9K 46
                                    

Dysam up!
Maaf buat kalian nunggu :)
Semoga suka sama part ini.

***

Sam menghela nafas kasar, gadisnya belum mau turun dari pangkuannya sedari tadi. Sejak kejadian tadi Dyba belum mau melepaskan pelukannya dari Sam. Dari dalam mobil sampe akhirnya mereka berdua duduk di sofa apartemen Dyba belum melepaskan pelukannya juga.

"Dyba."

Dyba menggelengkan kepalanya, ia semakin menyusupkan wajahnya di lekukan leher Sam. Dyba merasa bersalah, ia takut Sam akan dibully di kampusnya.

"Sayang."

"Nanti kalau kamu di bully di kampus gara-gara punya cewek yang bar-bar gimana? Nanti kalau kamu diomongin gimana? Aku gak bisa nahan emosi aku tadi, Sam."

Sam tersenyum, ia mengelus dengan lembut punggung Dyba. "Aku gak papa, sayang. Mereka juga udah tau Oline kayak mana di kampus. Kamu tadi keren, aku gak nyangka kamu bener-bener-- ahh keren lah yang pasti."

Dyba mengangkat kepalanya, menatap Sam dengan tatapan polosnya. "Beneran?"

"Iya, sayang." Sam mengecup hidung Dyba dengan gemas.

"Tadi aku ketemu sama Kenzie."

Dahi Sam mengerut. "Kenzie? Siapa?"

"Katanya dia kenal kok sama kamu. Satu ekskul basket sama kamu, dia juga pernah dikejar-kejar Oline."

Sam mengelus-elus punggung Dyba, menarik kepala Dyba supaya bersandar di dadanya. "Yang kuliah S2?"

"Iya. Tapi, tadi dengar cerita dia sedih banget, Sam. Aku gak yakin kalau aku jadi dia aku bakalan bisa ngelewatin itu. Kehilangan dua wanita berharga di hidupnya, pasti buat dia terpuruk."

Jari Dyba yang tengah membuat pola abstrak di dadanya itu langsung di tangkap Sam. Sam mengelus-elus jari itu. "Berapa lama kamu kenal? Kok dia udah cerita gitu aja."

"Baru tadi kok. Aku kan mau pergi ke kampus kamu, tapi aku mampir dulu tadi ke cafe depan. Ehh, dia duduk di depanku, ya udah kami jadi ngobrol lah."

"Jangan deket sama dia, aku cemburu." Sam mencium rambut Dyba. Ia tidak ingin mengekang Dyba seperti dulu lagi, tapi tetap ada rasa tidak suka saat melihat ataupun mendengar Dyba bercerita tentang cowok lain.

"Tenang aja. Kamu di sini udah mati-matian jaga kepercayaan, masa aku cuma kenal dia bentar udah langsung suka. Itu gak mungkin, Sam."

"Aku sayang kamu. Kamu tunggu aku melamar kamu di depan ayah sama bunda. Tunggu aku sebentar lagi sayang, kalau aku udah kerja aku bakalan langsung lamar kamu."

"Aku nunggu kamu kok."

"Kamu mau lanjut S2 atau gimana nanti?"

"Aku mau lanjut aja biar beneran jadi psikolog." Dyba menatap Sam. "Temenin aku mau gak?"

"Princess nya Sam mau ke mana?"

"Ke KUA."

Mata Sam mengerjap, masih mencerna maksud Dyba. Dyba mengusap kasar wajah Sam, ia terkekeh melihat ekspresi itu. "Temenin aku ke mall."

"Mau beli apa?"

"Beli baju."

Sam mengangguk. "Hayuk, untuk princess nya Sam siap meluncur!"

Dyba terkekeh, ia berdiri dari pangkuan Sam dan membetulkan bajunya. Sam ikut berdiri, ia membenarkan rambut Dyba yang terurai itu.

"Cantik, kalau kita nanti punya anak perempuan pasti cantik kayak kamu."

Possessive Samudera [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang