"Sudah lama sekali ya! Dulu kalian masih sangat bocah, apalagi saat pertama kali kita bertemu di Janti, haha..."
"Oh iya, bagaimana pelatihan kalian sebagai murid inti perguruan?" Tanya Rakawan.
"Membosankan kak! Setiap hari hanya meditasi dan berlatih, kami jarang diperbolehkan untuk keluar perguruan." Gerutu Malya.
"Memangnya kalian sekarang sudah sampai tahap apa?"
"Kami sudah sampai tahap pencerahan. Susah untuk naik lagi, butuh keberuntungan mungkin."
Mendengar jawaban Malya, Rakawan dan para murid lain pun sedikit menahan nafas. Mereka agak kaget dengan kemampuan peningkatan kekuatan yang sangat cepat itu.
"Selamat! Selamat! Tak sia sia kalian jadi murid inti." Ucap Rakawan. Dia terlihat agak aneh saat mengucap selamat. Tampak kalau dia sedikit iri dengan kemampuan mereka.
"Yah, setidaknya kami harus mengejar kekuatan kak Suli." Gumam Malya.
"Oh! Apa kalian mengambil tugas lain selain ke Masin?" Tanya Rakawan mengalihkan pembicaraan. Semakin lama dia mendengar Malya, semakin iri dan frustasi jadinya.
"Ya! Dan kami berdua sangat menantikan ini!" Sahut Janu.
"Ow? Memangnya tugas seperti apa itu?"
"Memusnahkan para perampok Tanduk Api." Janu sedikit memicingkan mata.
Melihat Janu begitu bersemangat dengan tugas itu membuat Rakawan tersenyum.
"Ternyata kalian masih belum melupakan kejadian di Janti waktu itu. Bagus, bagus! Sepertinya ini adalah karma bagi mereka."
"Aku beritahu! Setahun yang lalu, aku bertemu Jalada di rawa utara. Disana kami bertarung, dia sudah mencapai tahap pencerahan. Kalian tahu kan kalau ilmu hitam itu sangat cepat peningkatannya. Untung saja aku dibantu salah satu murid Perguruan Pedang Emas, jadi kami bisa kabur."
"Mungkin kini Jalada sudah mencapai puncak tahap pencerahan, atau bahkan sudah ada di tingkat konsep kebenaran. Intinya kalian harus hati hati menghadapinya. Jangan gegabah!" Pesan Rakawan.
Janu dan Wulung benar benar mendengarkan pesan dari Rakawan. Keduanya memicingkan mata, membayangkan kejadian belasan tahun lalu di Janti.
"Oh iya, dalam tugas ke Masin ini, kita juga tidak boleh gegabah. Aku mendengar informasi tentang adanya kemungkinan seekor siluman kera yang memimpin para kera itu menyerang desa."
"Siluman ya! Seandainya kita sudah mencapai tingkat konsep kebenaran." Gumam Rangin.
"Disini yang paling kuat adalah kita berlima. Mungkin kalau siluman itu tingkat rendah, kita masih bisa menghadapinya." Ujar Malya.
"Semoga saja."
"Kau tak usah menakut nakuti mereka." Potong seorang wanita ikut menyahut pembicaraan.
"Ah! Perkenalkan, ini istriku, Pramodya." Ujar Rakawan sambil tertawa.
"Salam kenal!" Ujar si wanita.
"Kak! Kak Rakawan kapan menikah? Selamat untuk kalian!" Sahut keempat pemuda itu serempak.
"Hahaha, aku sudah pernah mendengar tentang kalian berempat dari Rakawan. Tentang tugas kalian di Masin dulu, aku juga pernah mendengarnya. Lalu, tentang Janu dan Wulung yang diselamatkan Rakawan."
Cepat saja keempat pemuda itu dekat dengan Pramodya. Mereka sebentar mengenang kisah pertemuan mereka dengan Rakawan. Mereka juga mendengar cerita tentang Pramodya. Barulah kemudian mereka membahas tentang tugas barunya ini.
Disini para murid yang berkumpul selanjutnya membahas tentang bagaimana menghalau ratusan kera yang menyerang ladang dan desa di Masin. Mereka juga sepakat seandainya benar ada siluman kera, maka yang harus menghadapinya adalah Janu dan kawan kawan.
Setelah beberapa saat berkumpul di sana, hari sudah malam. Rencana untuk tugas di Masin sudah disepakati. Saatnya keempatnya menemui para murid yang mengambil tugas di Lasem.
Ketika mereka menjumpai para murid itu, disana sudah mencapai tahap kesepakatan akhir. Disana mereka langsung diberitahu tentang rencana penyerangan terhadap para perampok.
Semua rencana sudah diputuskan, saatnya mereka kembali. Mereka pun akhirnya kembali mempersiapkan semua yang perlu dibawa setelah lama tidak meninggalkan perguruan.
![](https://img.wattpad.com/cover/182581631-288-k567062.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JANU : Tahap Awal
FantasyKisah seorang anak manusia yang berusaha bertahan hidup dan menjadi kuat ditengah pertempuran dua kubu. Dengan berlatar belakang jaman kerajaan Mataram hindu, sang anak berusaha menjadi seorang pendekar yang membantu menciptakan kedamaian di kerajaa...