"Pegang terus... FTV banget deh," Celetukan Danurdara menyadarkan Rajasa. Ditegaknya tubuhnya, perlahan dilepaskan Saras yang masih tersipu malu.
"Bisa jelaskan apa yang ditanya Saras tadi?" Rajasa berbalik membatalkan kepergiannya. Laki-laki itu duduk di sofa yang sudah lebih dulu diduduki kedua gadis itu.
"Katanya mau ke dapur. Kok balik lagi, ini sudah mau masuk jam makan siang lho Bang," Danurdara mencoba mengusir sang koki.
"Biar aja, lo juga yang rugi," sahutnya cuek.
"Lha kok gitu, gue pecat juga nih," dengkus si bos pura-pura jengkel. Danurdara tahu, Rajasa tidak serius dengan ucapannya.
Tubuh kekar laki-laki itu bersandar santai. Danurdara mencebik, mungkin kedua sahabatnya harus tahu apa yang sudah.
"Kalian pingin tahu apa?" Tanyanya menyerah.
"Bener hubungan kalian bubar?" Danurdara mengangguk.
"Karena?" Tanya Saras dan Rajasa barengan. Danurdara kembali tersenyum
"Lo berdua memang jodoh," Gelak tawa kemenangan Danurdara kembali membahana. Saras tersipu malu, sementara Rajasa tetap dengan ekspresi lempengnya.
"Gak usah mengalihkan pembicaraan. Jawab saja!" Gadis pemilik kafe itu menarik napas panjang.
"Jadi begini,.." Akhirnya Danurdara menceritakan semuanya, termasuk siapa yang bermain api dengan Dhimas.
"What Tasya, dia tidur dengan Dhimas!"
"Gak usah teriak juga kali, lo mau semua orang dengar,"
"Pantas Tasya tidak pernah datang lagi sejak hari Jumat lalu," Danurdara tersenyum kecut.
"Gue sudah pernah bilang, lo harus hati-hati. Gue sering gerah lihat cewek gatel itu lihatin laki lo," omel Saras gemes.
"Mantan," sahut Danurdara pendek.
"Lo gak apa-apa kan Bos?" Danurdara menggeleng, Rajasa menarik napas lega.
"Bohong besar kalau gue gak sakit hati. Pengkhianatan selalu menyakitkan, tapi gue bersyukur akhirnya bisa lepas juga dari Dhimas," Saras menatap sahabatnya tidak mengerti.
"Gue sudah beberapa kali dapat info tentang sifat tidak terpuji Dhimas, tapi gue gak punya bukti jadi gak bisa lepasin diri. Begitu lihat sendiri, mama langsung mendukung keputusan gue," jelasnya lega.
Diam-diam Saras merasa bersalah, harusnya dia yang melakukan itu. Mengingatkan sahabatnya dari laki-laki tidak setia seperti Dhimas. Bodohnya dia hanya memikirkan kepentingannya sendiri, karena takut kehilangan kesempatan mendapatkan Rajasa yang belum tentu menyukainya. Maafkan gue Ra, gue egois.
"Kenapa Ras? Perasaan malah lo yang kelihatan tegang," Saras menghela napas panjang.
"Gak apa-apa," Rajasa yang dari tadi hanya melihat interaksi kedua sahabatnya menggeleng-geleng lemah.
"Terus waktu itu lo kabur ke mana?" Rajasa kembali bertanya tentang pelariannya waktu itu.
Pelarian? Ah, tanpa sadar Danurdara tersenyum malu. Bimasena, laki-laki tenang yang sempat membuatnya kehilangan akal sehatnya. Kemana dia? Sejak terakhir mereka bertemu Bima hanya sekali menghubunginya, malam sepulang dirinya dari rumah Dhimas.
"Malah senyum-senyum, kesambet lo!"
"Rese lo, gak senang lihat orang seneng," sungut Danurdara yang membuat kedua sahabatnya bingung.
"Gebleg, tunangan selingkuh malah seneng," Saras mengomel sewot. Ketakutan kehilangan Rajasa semakin membayangi, bahkan sebelum dimilikinya.
"Ketemu siapa di sana?" Tebak Rajasa tepat sasaran.
"Gak ada," Danurdara salah tingkah.
Heran, Rajasa selalu tahu apa yang dialami dan dirasakannya, itu salah satu alasan Danurdara tidak bisa mencintai laki-laki baik itu. Bukankah menyenangkan memiliki pasangan yang tahu semua yang kita inginkan? Gak asyik ah, salah dikit bisa ketahuan.
Ketukan di pintu, membuyarkan obrolan mereka. Putri muncul dengan wajah jengkelnya.
"Lha malah pada kumpul di sini! Bang, dah rame tuh, dapur kekurangan orang!" Omel Putri bossy. Rajasa melotot, tidak suka diomeli anak kecil. Danurdara tersenyum geli, sedangkan Saras melongo.
"Eh, bos sesungguhnya sudah balik," sahut Rajasa jengkel.
"Gue gak peduli, Abang segera balik ke dapur ya. Gak usah macam-macam," katanya berkacak pinggang.
Danurdara tidak bisa menahan tawanya. Rajasa langsung berlari mengejar Putri yang sudah menghilang ditelan pintu.
****
Puji Tuhan hari ini bisa double update. Semoga bisa nutup sampai jatah hari ini.
Salam literasi
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Danurdara (LENGKAP Alias Tamat)
Chick-LitDanurdara Agni Pratista Cinta, silahkan berakhir dan pergilah! Aku tak butuh cintamu, tak terima pengkhianatanmu. Cukup bagiku jika kamu pergi menjauh Pengkhianatan, adakah kamu masih mau menghancurkanku? Bahkan ketika kau tabur itu lewat gen yang m...