Bimasena,s Mother

974 87 2
                                    

        Pertemuan Bima dan ibunya hari ini menjadi awal kedekatan mereka lebih intens beberapa waktu kemudian. Sambutan hangat perempuan yang melahirkan Bima, laki-laki yang mulai menguasai hatinya itu, membuat Danurdara bahagia.

      "Dara, siapa ini?" Goda sang ibu saat Bima memperkenalkan mereka.

      "Rekan bisnis Bu," jawab Bima tidak yakin.

      "Yakin hanya teman?" Perempuan lima puluhan itu tersenyum penuh arti. Melihat sikap anak semata wayangnya, perempuan itu tahu Dara bukan sekedar teman. Anak laki-lakinya menyimpan perasaan pada gadis berambut panjang itu. Tampaknya Dara juga menunjukan sikap yang sama. Gadis cantik itu tersipu malu dicolek adiknya.

         "Lebih dari teman juga boleh Mas," Katanya yang membuat kedua anak muda itu saling melirik malu.

        Malam itu mereka berpisah di depan lift, untuk melanjutkan acara masing-masing. Bima dan ibunya baru datang jadi masih mau belanja, sedang Danurdara dan Hayu sudah mau pulang. Sepanjang jalan Hayu terus meneror kakaknya tentang siapa Bima. Danurdara tidak bisa menjawab, karena kenyataannya mereka tidak terikat hubungan istimewa selain rekan bisnis yang sudah berakhir.

        Dua hari kemudian, Bima datang ke kafe dengan ibunya. Perempuan itu tampak senang, anak laki-lakinya menemukan perempuan mandiri seperti Danurdara.

        "Kafenya bagus Mas, unik," Bima membawa ibunya duduk di sudut kafe, tempat dia biasa nongkrong dengan Damar. Dari sudut mereka bisa leluasa mengamati apa yang terjadi.

        "Daranya juga cantik," si ibu berbisik menggoda.

       "Ibu mau jadikan dia  menantu?" Tantang Bima menggoda sang ibu. Mata perempuan paruh baya itu berbinar, sebuah harapan muncul. Saat yang ditunggu akhirnya datang juga, anak laki-lakinya jatuh cinta.

       "Beneran Mas. Ibu mau banget," jawabnya semangat.

      "Doakan dianya mau, Bu,"

     "Pasti. Lagian siapa yang mau menolak anak laki-lakiku yang hebat ini!" Sahutnya membanggakan putranya.

       Bimasena Damar Narayana, pemuda mapan dengan segala kemandirian yang dimilikinya. Didikan kerasnya membuat putra tunggalnya mandiri, tidak manja seperti kebanyakan orang.

       Dari SMA, Bima sudah merintis usaha memanfaatkan hobi fotografinya. Dimulai menjadi fotografer freelance di beberapa acara kecil, semakin hari namanya semakin dikenal banyak orang. Semester empat, anak muda itu sudah memiliki studio foto yang diperhitungkan orang di Semarang. Setelah mapan sudio itu diserahkan kepada  sepupunya, dan dia membuka cabang baru. Setidaknya ada empat studio yang dikelola saudara atau temannya, Damar salah satunya.

         Bima sendiri, lebih suka bekerja di bidang yang lain. Fotografi buatnya tetap hanya hobi, ada satu posisi yang ingin dia kejar sebagai seorang arsitek.

        Sayangnya malam itu mereka tidak bertemu sang empunya kafe karena sedang bertemu klien di luar.

        "Tadi Mbak Dara bilang mau langsung pulang Mas. Kemarin kafe ramai, ada yang ulang tahun. Kayaknya mbak Dara kecapekan," Jelas Putri tanpa diminta. Terkadang anak buah kesayangan Danurdara itu lebay, apalagi di depan Bima dan Damar. Tamu spesialnya.

       Tadi begitu melihat Bima, gadis berambut sebahu itu langsung mendatangi. Padahal dia itu kasir, ngapain datangin tamu?

        "Ya udah gak papa, emang gak nyari Dara kok. Ini cuma mampir saja," sahut Bima menutupi kekecewaannya. Putri tersenyum kecil.

        "Terus mau pesen apa Mas?" Tanyanya melihat sang tamu masih diam saja.

        "Aku minta pisang goreng keju, lumpia dan lemontea 2, yang satu hangat. Gak pakai lama,"

        "Oke," Putri tertawa renyah, tumben mas Bima lucu, katanya dalam hati. Biasanya diam banget, sebenarnya gak juga sih! Terakhir datang laki-laki itu jauh lebih ramah daripada waktu mengerjakan pemotretan waktu itu.

        Ibu-ibu tadi siapa ya? Mereka terlihat sangat dekat, jangan bilang mas Bima... aduh, gak mungkin lha ya? Mas Bima kan baik, masak gitu?  Tanda tanya itu mengiringi lamgkahnya meninggalkan kedua tamunya.
 
                 ****

     

       

All About Danurdara (LENGKAP Alias Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang