Because of Love (2)

1.8K 115 52
                                    

       Maapken kemarin gak jadi end, mata dah ngantuk pake banget. Kali ini aku buat end beneran. Apa pun endingnya tolong dinikmati aja, dilarang protes hahaha...

       Terima kasih sudah setia membaca kisah Danurdara, makasih buat masukan dan kritiknya. Author dengan senang hati menerima kritik dan sarannya asal disampaikan dengan baik. Maaf ya, Author dah tua jadi sensi kalau dapat bahasa yang gimana gitu...

      Oke, happy reading. God bless u all.

***

      "Mas, jangan lupa besok kita jemput Hayu,"

       Satu pesan masuk menyambut Bima begitu bangun pagi ini. Pukul 00.16 menit, pesan semalam yang sudah tidak sempat dibaca. Lelah yang menumpuk membuatnya tertidur pulas bahkan tidak sempat mandi. Ih, jorok ya! Gak papa tetap ganteng kok, oppa oppa itu juga jarang mandi tetap ganteng hehehe...

       Bima menulis pesan balasan yang langsung dikirim.

       Oke Non, Mas jemput jam 11, sekalian makan siang bareng. Hari ini Kamu gak ke kafe kan?

        Centang dua, artinya gawai Dara aktif. Menunggu beberapa menit, balasan tidak datang juga, Bima bangun meninggalkan kasur empuknya. Tidak berniat menelpon, siapa tahu Dara belum bangun. Kasihan semalam mereka pulang sudah cukup larut. Kafe ramai sampai dia harus ikut turun tangan.

       Bima sengaja bangun agak siang, hari ini dia berencana bekerja di rumah saja. Ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan dan akan dikirim lewat email saja. Hemat waktu, daripada di kantor hanya sebentar terus pergi lagi.

        Laki-laki muda itu berjalan ke pantry, membuat sarapan, secangkir kopi dan roti bakar isi coklat dan kacang kesukaannya siap terhidang di sisi laptop yang sudah menyala. Bima duduk menyesap kopinya perlahan, menikmati minuman beraroma segar itu tanpa dikejar waktu ternyata menyenangkan.

        Sudah dua bulan ini, Bima harus berangkat lebih pagi menjemput Dara sebelum ke kantor dan pulang lebih malam setelah mengantar gadis itu pulang. Rutinitas yang cukup menguras tenaga dan waktu, tetapi Bima suka melakukannya. Ibu yang memintanya melakukan itu, mengambil tanggung jawab sebagai anak tertua dalam keluarga.

       Kalau ibu ke Jakarta, pekerjaannya akan menjadi lebih ringan karena Dara akan menginap di apartemen, artinya dia tidak perlu antar jemput. Sudah dua minggu ini, ibu tidak sempat datang. Rencananya baru Sabtu besok ibu akan datang sekalian menyambut kedatangan Hayu kembali ke rumah.

        Pukul sepuluh lebih pekerjaannya selesai dan sudah dikirim lewat email ke Ratri. Setelah mengirim pesan pada sekretarisnya itu, Bima beranjak ke kamar mandi, merapikan diri, lalu berangkat menjemput Dara.

        Setengah jam kemudian Bima sudah sampai di rumah Dara. Tidak menunggu lama, mereka langsung meninggalkan rumah untuk makan siang sebelum ke berangkat ke Bandara.

         Pesawat Hayu berangkat pukul 15.20, akan tiba sekitar pukul 16.05. Masih ada banyak waktu untuk makan siang berdua, sekedar mengisi kekosongan waktu dan ngobrol. Banyak hal yang masih harus mereka bicarakan termasuk bagaimana nanti bersikap di depan Hayu. Gadis itu belum tahu apa-apa tentang status mereka, yang dia tahu Bima mendonorkan hatinya karena kekasih Dara, bukan sebagai kakaknya.

        Ternyata rencana itu tidak berjalan lancar, acara makan siang kali ini terasa kaku. Dara lebih banyak diam, sesekali membuka gawai, mengetik sesuatu, atau malah diam terpekur, seperti sedang berpikir keras. Bima membiarkan situasi yang diciptakan Dara. Kebetulan dari tadi Ratri dan bos besar terus mengejarnya dengan pekerjaan, dia pun sibuk dengan gawainya.

All About Danurdara (LENGKAP Alias Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang