dua dua

2.9K 179 7
                                    

PANDU POV

Aku berdiri dihadapan cermin sambil menyisir rambut setelah aku memakai pomade. Setelah merasa sudah cukup oke dan rambut terlihat nggak berantakan, aku meletakkan sisir pada tempatnya lagi. Kugulung kemeja sampai sebatas siku, kemudian keluar dari kamar.

"Rapi banget mas, mau ke mana?"

Langkahku langsung terhenti ketika papa tiba-tiba berbicara. Aku melirik ke arah papa yang sedang duduk menonton TV. Ada mama juga yang duduk disamping papa. Aku mendekat ke arah dua orang yang paling kucintai itu.

"Pandu mau keluar sebentar pa, ma," jawabku jujur.

"Sama siapa?" Kini, pertanyaan terlontar dari bibir mama.

Aku menatap beliau, tersenyum tipis. "Tiara ma."

Mama maupun papa terlihat mengangguk secara bersamaan. "Oke, hati-hati di jalan mas. Jangan ngebut, ya?" pesen papa, yang kemudian aku tanggapi dengan santai. Aku berjalan mendekat ke arah mereka berdua, meminta salam. Kemudian aku pergi menuju garasi rumah dan berkendara untuk menjemput Tiara.

"Mas Pandu beneran nggak lagi sibuk, kan?" Setelah sampai di rumah rekan kerjaku itu dan sekarang Tiara sudah berada di mobilku, tiba-tiba dia mengajukan pertanyaan.

Aku menoleh ke arahnya, tersenyum. Tiara terlihat sangat cantik malam ini. Jujur, aku nggak munafik sebagai pria normal yang suka perempuan cantik. "Nggak kok Ra, saya beneran nggak sibuk. Sekali-kali kita jalan-jalan kayak gini kayaknya seru juga. Jadi, apa salahnya kan di coba?"

"Sekarang kita mau ke mana dulu mas?" tanya Tiara lagi, setelah mobil sudah kembali berjalan memadati jalanan ibu kota di malam hari.

Tanpa mengalihkan fokus di depan sana, aku menjawab pelan. "terserah kamu aja Ra enaknya mau pergi ke mana, saya tinggal ikut aja."

Tiara tertawa pelan, aku yang bingung sedikit melirik perempuan berusia dua puluh lima tahun itu. Mengerutkan kening, aku pun bertanya, "kenapa malah ketawa Ra? Ada yang lucu, ya? Atau penampilan saya ada yang aneh?"

Apa yang aku tanyakan itu menuai respons gelengan dari Tiara. Dia masih terkekeh pelan. "Nggak ada yang aneh kok dari mas Pandu, pakaian mas Pandu oke-oke aja, nggak ada yang bikin aku sakit mata."

"Terus?"

"Mas Pandu kayak perempuan, kalo ditanya suka jawab terserah."

Oalah itu. Aku terkekeh pelan. Menatap Tiara lagi, "ya gimana lagi Ra? Saya beneran bingung. Kamu emangnya pengin pergi ke mana coba?"

"Makan dulu aja kali ya mas, eh mas Pandu udah makan belum?"

Aku menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Tiara. Dari sudut mata, aku lihat senyuman Tiara mengembang sempurna. "Belum makan Ra, mau makan dulu nih jadinya? Saya juga lapar kok."

"Oke mas, aku setuju."

"Mau makan di mana?"

"Terserah aja mas," sahut Tiara pelan. "Aku nggak masalah kok makanan di mana aja, aku nggak pemilih. Asal makanannya enak aja aja, aku bakal langsung makan."

"Cari restoran yang deket-deket sini aja kali ya Ra, atau mungkin kamu ada rekomendasi tempat yang bagus atau makanannya yang enak gitu."

Honey-shit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang