54. Bertemu Lagi

1.7K 126 3
                                    

PANDU POV

"Pagi mas." Sebuah suara yang sangat aku kenali membuat aktivitasku yang sedang menyusun berkas terpaksa dihentikan. Aku mendongak, menatap lurus ke arah pintu yang dibuka. Tiara tersenyum lebar, melangkah ke arahku.

"Pagi juga Ra," jawabku seadanya, tak lupa dengan senyuman ramah pula, sebelum akhirnya aku kembali berkutat dengan berkas yang aku susun kembali.

"Oh ya mas, aku mau ngomong sama mas Pandu."

"Ngomong apa Ra? Penting?" tanyaku, tanpa menatapnya. Tiara tidak langsung menjawab, dia berjalan mendekat ke arahku.

"Mungkin ini penting," ujarnya.

Aku segera mengangkat kepala, tatapanku langsung tertuju ke arah wajah Tiara. Satu alisku naik, menunggu Tiara menjelaskan sesuatu yang katanya penting itu. Dari dalam hati, sebenarnya aku sudah bertanya-tanya.

"Tadi di parkiran, aku kayak lihat mbak Kat."

"Kat?" Aku langsung bergumam, Tiara mengangguk membenarkan.

Aku terdiam, pikiranku langsung menerawang. Kat mau ngapain ke sini lagi? Sudah kubilang bahwa aku nggak bisa berhubungan lagi dengannya. Selain tidak mencintainya lagi, aku juga sudah menikah, dan aku sangat menyayangi Ayana, istriku. Dan satu hal lagi, permintaan Kat sangat konyol. Aku tidak akan pernah kembali ke dalam lubang yang sama. Kat mencampakkanku demi laki-laki lain, dan sekarang dia datang ingin memperbaiki hubungan kita berdua agar seperti dulu?"

Ini lucu, aku jelas tidak akan bisa. Hubunganku dan Kat sudah tamat.

"Mas Pandu?"

Aku tersentak kaget ketika Tiara menepuk pelan pundakku, disusul suaranya yang memanggil namaku. Aku menatap Tiara, mengerjap pelan.

"Mas Pandu kok malah ngelamun?" tanya Tiara.

Menggeleng lemah, aku pun lantas duduk di kursi. Memijit pelan keningku yang mendadak saja diserang oleh rasa pusing.

"Mas Pandu kenapa? Kepalanya pusing?" Tiara berjalan mendekat, terlihat panik dari gurat wajahnya saat aku lihat.

Aku menggeleng pelan. Alih-alih menjawab pertanyaan Tiara, aku justru malah mengajukan pertanyaan lain. "Kamu serius lihat Kat Ra?"

"Iya mas, aku nggak mungkin salah lihat."

"Penampilan dia bagaimana?"

Tiara sempat berpikir sejenak sebelum menjawab. "Cantik mas, kayak biasa. Tapi yang membedakan, rambutnya sekarang dipotong pendek sampai sebatas pundak."

Tiara nggak mungkin salah lihat, Kat benar-benar ada di sini. Nggak lama lagi pasti dia akan datang menemuiku lagi. Jujur saja, aku lebih baik nggak bertemu dengannya. Aku sudah bahagia sekarang, dengan kemunculan Kat dihadapanku lagi, rasa sakit ketika aku ditinggalkan begitu saja terasa menyeruak lagi ke permukaan. Aku tidak mau mengingat tentang kejadian itu, kalau bisa.

"Kamu nggak salah lihat Ra, itu emang Kat," jawabku akhirnya.

"Mas Pandu tahu kalau rambut mbak Kat sekarang berubah?"

Aku mengangguk. "Kemarin dia ke sini."

"Ke sini?" Tiara terlihat terkejut, matanya sedikit terbelalak. Dia kemudian menarik kursi, duduk mendekat ke arahku. Pembicaraan ini sepertinya sangat menarik baginya. "Tapi aku kok nggak lihat?"

Aku mengangguk, lagi. "Iya, Kat kemarin ke sini. Tentu saja kamu nggak lihat Ra, kamu lagi di kafetaria, Kat datang ke sini pada jam istirahat."

"Mbak Kat kenapa ke sini? Ada urusan apa sama mas Pandu?" Wajah Tiara terlihat sangat ingin tahu. Aku diam sebentar, tidak serta merta langsung menjawab.

Honey-shit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang