"Diam, bukan berarti lemah. Diam adalah cara emas untuk tidak menyakiti orang lain." ~Aksa Ravindra.
Aksa Ravindra dialah yang menjadi saingan Keana. Aksa berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya sudah meninggal 3 tahun yang lalu dan ibunya bekerja sebagai karyawan di suatu toko roti. Aksa menerima beasiswa di SMA Pelita Nusantara berkat kepandaiannya, karena di SMA Pelita Nusantara terkenal mahal untuk biaya sekolahnya. Kebanyakan murid berasal dari anak para pejabat dan pengusaha kaya. Namun, Aksa sama sekali tak menghiraukan soal itu semua yang ia pikirkan hanyalah belajar dan belajar sama seperti Keana. Aksa memiliki wajah yang tampan dan tubuh tinggi semampai ditambah dengan hidungnya yang runcing serta belahan garis dibibirnya membuat cowok tersebut tambah menawan.
🌸🌸🌸
Hari kedua bersekolah, kegiatan belajar mengajar sudah efektif dimulai. Dan jam pertama adalah pelajaran matematika, pelajaran kesukaan Keana. Bukan hanya otaknya saja yang pintar tapi ia juga memiliki paras yang cantik dengan mata belonya dan bulu mata yang lentik menambah kesan khas tersendiri pada diri Keana.
Bel istirahat pertama telah berbunyi.
"Key, ke kantin yuk! gue laper nih!" ajak Mona.
"Lo ke kantin duluan aja Mon, ntar gue nyusul soalnya gue udah ga tahan nih pengen pipis," ujar Keana.
"Ya udah, beneran ya ntar lo nyusul!"
"Iya bawel!"
Bukannya ke toilet Keana malah mengikuti cowok jangkung itu. Siapa lagi kalau bukan rival-nya. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan Aksa. Ternyata cowok tersebut masuk ke perpustakaan, Keana tak berani masuk karena takut ketahuan. Ia hanya mengintip didepan pintu lalu pergi meninggalkannya.
Aksa memang terkenal sangat introvert, ia jarang berinteraksi dengan temannya. Ia hanya berinteraksi dengan teman satu bangkunya saja atau teman yang ia kenal. Bahkan ia dikategorikan kedalam cowok dingin, kaku, yang tidak bisa ngobrol dengan temannya apalagi perempuan.
"Key, lo lama banget sih! Gue sendirian tau dari tadi nungguin lo!" omel Mona.
"Sorry, lo tau sendiri kan kalo cewek ke toilet. Emang Selly sama Kinan nggak kesini?"
"Nggak, kayaknya sih di kantin bawah."
"Oh..."
"Nih gue udah pesenin makanan lo roti bakar plus susu."
"Aduh, makasih Monakuh yang cantik..."
"Alay lo!"
Setelah menghabiskan makanan mereka berduapun kembali ke kelas karena bel istirahat akan segera selesai.
Prakkk....
"Ya ampun milktea gue!" ucap Keana sambil melongo karena melihat milktea-nya tumpah ke lantai. "Lo kalo jalan tuh pake mata dong!" omelnya.
"Sorry, gue nggak sengaja," balas Aksa dengan santainya.
"Sorry lo bilang? Terus yang mau ngepel semua ini siapa? Untung nggak tumpah ke baju gue! Makanya kalo jalan tuh lihat kedepan jangan baca buku terus!"
Keana benar-benar kesal dengan kelakuan cowok itu. Ingin sekali dia menelan hidup-hidup cowok itu sekarang juga.
"Biar gue yang ngepel, mending lo pergi daripada ngomel-ngomel nggak jelas!" tambah Aksa.
"Awas lo ya, kalo ini sampe nggak bersih gue bakal aduin lo ke kepsek!" ancam Keana sambil memelototinya.
Aksapun tak membalas perkataan Keana dan memilih meninggalkannya untuk mengambil alat pel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert Boy [COMPLETED]
Teen FictionKeana tidak menyangka jika ia harus jatuh cinta pada seorang cowok introvert yang sangat kaku dan dingin. Ia benar-benar tak habis fikir jika first lovenya adalah cowok absurd seperti Aksa. Gadis itu merasa jika selama ini ia hanya mencintai sendiri...