30. Rain

191 11 14
                                    

Mereka berdua sudah sampai di rumah singgah itu. Semua anak-anak itu berlari menghampiri Keana dan Aksa. Sedari tadi, rupanya mereka sudah menunggu kedatangan Keana dan Aksa.

Keana membalas dengan senyum lepasnya melihat tingkah polos anak-anak itu yang sedang menghampirinya. Rasanya ia benar-benar bahagia bisa mengenal anak-anak itu.

"Kak Key... Kak, Tiara mau di ajarin matematika sama kakak," kata seorang anak perempuan berambut ikal itu.

"Iya, nanti Kak Key ajarin..."

Aksa mengajar anak-anak itu dengan menuliskan materi di papan tulis putih yang mulai terlihat agak lusuh itu. Sedangkan Keana berada bersama anak-anak sambil mengajari jika ada anak yang kesusahan untuk menerima materi.

Keana menatap lekat-lekat tubuh Aksa dari belakang. Gadis itu benar-benar suka memandang wajah Aksa yang sedang serius seperti saat ini. Sama seperti saat lelaki itu sedang fokus untuk meracik kopi. Sampai ia tak sadar bahwa anak kecil disampingnya itu sedang mencolek tangannya untuk meminta diajari soal yang susah.

"Kak Key... Kak aku panggilin dari tadi kok malah diem aja si," kata bocah itu dengan wajah polosnya. Omongan bocah itu terdengar sangat keras hingga membuat Aksa menengok kebelakang.

Gadis itu tersentak kaget dan langsung salah tingkah karena ketahuan tengah memperhatikan cowok itu.

"Ehhh... Iya, maaf kakak lagi nggak konsen," kata Keana dengan gugup.

Aksa memandang kelakuan gadis itu dengan heran. Ia sudah hapal betul hobi melamun yang di miliki oleh gadis itu. Sehingga ia sama sekali tidak kaget dengan hal seperti ini.

"Dasar cewek lamun," gumam Aksa dalam hati.

🌸🌸🌸

Suasana langit kali ini sangatlah mendung. Membuat mereka berdua memutuskan untuk pulang lebih awal karena takut terguyur hujan. Namun tetap saja, saat ditengah jalan hujan turun dengan derasnya. Membuat mereka kehujanan dan basah kuyup. Mereka berdua memutuskan untuk berhenti di pinggir toko.

Keana tampak menggigil karena dinginnya air hujan ditambah dengan tiupan angin yang cukup kencang membuat tubuh gadis itu sampai bergetar. Hari ini ia benar-benar lupa membawa jaket, padahal biasanya ia selalu mengenakan jaket saat pergi ke sekolah.

"Sorry ya Key, gara-gara gue lo jadi basah kuyup kayak gini." Cowok itu menyadari bahwa gadis itu sedang kedinginan.

"Iya... Ng... nggak papa kok..." ujar gadis itu dengan nada suara yang bergetar sambil mengatupkan kedua lengannya.

Aksa langsung melepaskan jaket itu dari tubuhnya dan memberikan jaketnya pada Keana. Cowok itu ternyata sudah tidak memakai seragam lagi. Ia hanya mengenakan kaos oblong berwarna putih dengan di rangkap jaket. Tetapi tetap saja air hujan dapat menembus jaket Aksa sehingga kaos itu menyatu dengan tubuh Aksa yang menampakkan tubuhnya yang atletis. Terlihat otot perutnya yang sixpack membuat gadis itu segera mengalihkan pandangannya.

"Nih pake jaket gue..." Cowok itu langsung memasangkan jaketnya di tubuh Keana.

"Lo nggak pake seragam?"

"Tadi udah gue lepas waktu di sekolah" cowok itu masih belum sadar juga jika kaosnya yang basah itu mengakibatkan otot perutnya kelihatan.

"Sa... Lo bisa ngadep kesana nggak?" pinta Keana, karena posisi mereka yang sedang berhadapan.

"Emang kenapa?"

"Nggak papa... Itu... Baju lo ngejiplak."

Cowok itu kemudian melihat kaos oblong berwarna putihnya berubah menjadi transparan. Sehingga benar-benar terlihat jelas otot perutnya yang sixpack.

"Sorry... Gue ambil seragam dulu di tas." Aksa segera memakai seragamnya yang tadi ia lepas.

Gadis itu menarik napas dengan lega, karena sudah tidak melihat penampakan perut Aksa yang terlihat sixpack itu. Setelah 30 menit menunggu, akhirnya hujan telah reda. Mereka segera pulang karena takut hujan akan turun deras lagi.

"Thanks Sa udah nganterin gue sampe rumah..."

"Sorry ya Key... Gue udah buat lo jadi kehujanan."

"Iya nggak papa kok... Santai aja kali..."

"Gue balik dulu ya..."

"Nggak mau mampir dulu?"

"Lain kali aja. Ntar takutnya hujan malah turun lagi."

"Ya udah hati-hati. Jangan ngebut-ngebut jalan licin banyak aspal bolong."

"Iya bawel."

Aksa segera menancap gas motornya untuk pulang kerumahnya. Gadis itu masih memandang Aksa dari belakang. Ia baru ingat jika sekarang ia masih mengenakan jaket milik Aksa.

"Aksa... Jaket lo..." Teriak Keana. Namun percuma saja, motor Aksa sudah melaju dengan cepat hingga menampakkan punggungnya yang akan hilang dari pandangan gadis itu.

"Ya udah deh gue kembaliin besok aja."

Gadis itu segera memasuki rumahnya dan ternyata sudah ada Kak Siska di dalam yang menunggunya di ruang tamu.

"Kak Siska..." Sapa gadis itu sambil ingin memeluk kak Siska. Ia lupa jika tubuhnya sekarang sedang basah kuyup.

"Ehhh Key... Kenapa kamu bisa basah kuyup gini sih," kata Siska sambil memegang tubuh gadis itu.

"Iya Kak, tadi aku kehujanan pas waktu pulang"

"Kok kamu jam segini baru pulang?"

"Iya, tadi aku ada acara sama temen aku."

"Temen apa pacar?" Goda Siska.

"Ishhh... kak Siska apaan sih," gadis itu tersipu malu mendengar candaan dari Siska.

"Ya udah mending kamu mandi terus ganti baju biar nggak masuk angin."

"Iya Kak..."

Gadis itu keluar dari kamarnya dengan handuk yang masih terikat di kepalanya. Ia tak mau Kak Siska menunggu lama kalau ia memakai hairdryer terlebih dahulu. Gadis itu segera memasuki ruang belajarnya dan mendapati Siska yang sudah berada di dalam sana.

"Sorry ya Kak lama nunggu. Aku kira kakak pulangnya besok atau lusa."

"Iya nggak papa kok, kan kamu udah biasa lama," canda Siska. Siska memang orangnya sangat asik, ia tau kapan waktunya bercanda dan kapan waktunya serius. Membuat Keana nyaman belajar dengan Siska.

"Ihhh kakak kok gitu. Mana oleh-olehnya kak?"

"Tenang aja kakak udah bawain oleh-oleh spesial buat kamu..."

"Beneran Kak? Mana aku mau liat."

"Eitsss ntar, setelah selesai belajar."

"Ahhh... Kakak mah nggak seru deh... Bikin Key penasaran aja"

Setelah selesai les privat, gadis itu segera membuka oleh-oleh dari Kak Siska. Disana terdapat piyama hello kitty berwarna pink, sesuai dengan warna kesukaan gadis itu. Juga ada makanan kecil oleh-oleh khas daerah tersebut. Keana memang paling senang jika mendapatkan oleh-oleh. Setiap ada orang terdekatnya yang sedang bepergian gadis itu tak sungkan untuk minta dibawakan oleh-oleh.

🌸🌸🌸

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi tetapi gadis itu masih juga belum bangun juga. Untungnya hari ini adalah hari Sabtu sehingga sekolah libur.

Reni memasuki kamar Keana, ia khawatir karena sedari pagi anak gadisnya itu belum keluar dari kamar. Ternyata benar suhu tubuh Keana sangat panas. Ia juga mendapati anaknya sedang mengigau tidak jelas.

"Sa... Aksa... Lo dimana... Sa... Sa..." Ucap gadis itu dengan suara yang tidak jelas. Membuat Reni kebingungan dengan apa yang diucapkan putrinya itu.

"Key... Bangun... Ini mami... Badan kamu panas Key," ujar Reni sambil menepuk lengan gadis itu. Akhirnya Keana terbangun dari tidurnya.

"Mami..." Ujar gadis itu dengan suara yang masih lemah.

🖤🖤🖤 TO BE CONTINUE 🖤🖤🖤

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang