Gadis itu sama sekali tak menggubris perkataan Aksa dan langsung nyelonong masuk ke minimarket itu. Ia keluar dengan membawa kantong plastik putih berisi obat-obatan itu.
"Bentar ya, gue pakein alkohol dulu."
"Aduhhh.... pelan-pelan Key perih," pekik Aksa sambil memegangi tangan gadis itu.
Jantung Keana semakin tak terkontrol saat Aksa memegang tangannya. Rasanya ia ingin terus mengobati cowok itu.
"Iya sabar dikit lagi kok. Habis ini tinggal di plaster. Oh iya, ini tengkuk lo kenapa? Kok kaya ada bekas goresan pisau yang dalem banget gitu."
"Nggak tau. Kata bokap gue itu udah ada dari gue waktu bayi."
"Oh gitu... Nah selesai."
"Thanks ya Key."
🌸🌸🌸
Setelah sampai di Gramedia gadis itu langsung membeli buku yang sudah ia incar sejak tadi. Aksa hanya melihat lihat buku saja, ia tak ingin membelinya karena tidak ada yang cocok.
"Lo nggak mau beli Sa? Gue beliin."
"Nggak ah, gue lagi males baca buku."
"Hah? Sejak kapan lo males baca buku. Perasaan hobi lo baca buku fisika deh."
"Sejak kenal sama lo."
"Kok gue sih." Seketika itu pipi Keana kembali di buat memerah oleh Aksa. Gadis itu hanya bisa mengulum senyumnya.
"Sejak kenal sama lo gue jadi ikutan gopret. Padahal gue kan orangnya pendiem."
"Pendiem itu buat yang belum kenal sama lo!
"Hm.... Iya deh."
Setelah selesai membayar buku itu mereka segera keluar dari Gramedia. Perut gadis itu rasanya sudah meronta sejak tadi.
"Sa, lo mau makan nggak? Gue laper nih!"
"Boleh."
"Kita mau ke restoran mana?"
"Daripada buang duit buat ke restoran mending lo ikut gue deh."
Cowok itu membawa Keana ke penjual kaki lima yang ada di pinggir jalan. Mereka berhenti di salah satu penjual ketoprak langganan Aksa.
"Kita makan di sini Sa?"
"Iya, emang kenapa?"
"Nggak papa kok."
"Lo pasti belum pernah cobain ketoprak di sini. Pokoknya ketoprak disini rasanya enak banget ngalahin di restoran" ujar cowok itu. "Lo mau pedes nggak."
"Iya."
"Eh mas Aksa, baru keliatan mas. Udah nggak ikut geng motor itu lagi?"
Mendengar perkataan itu dari penjual ketoprak, Aksa langsung menyikut lengan penjual itu.
"Geng motor?"
"Maksudnya si bapak gue dulunya sering dibilang geng motor. Padahal muka gue kan muka anak baik-baik," ucap Aksa dengan pede-nya.
"Iya bener gitu, Aksa mah orangnya baik banget dia juga ramah nggak seperti teman-temannya."
"Pak ketoprak yang super pedas 2 ya."
"Di tunggu ya mas Aksa."
Akhirnya pesanan mereka berdua datang. Aksa dan Keana menyantapnya dengan lahap karena perutnya yang sudah kelaparan sejak tadi.
"Ternyata lo cantik-cantik makannya ngeri juga ya. Ngelebihin hiu yang kelaparan."
"Yang ada juga lo ikut gue makan sekalian."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert Boy [COMPLETED]
Teen FictionKeana tidak menyangka jika ia harus jatuh cinta pada seorang cowok introvert yang sangat kaku dan dingin. Ia benar-benar tak habis fikir jika first lovenya adalah cowok absurd seperti Aksa. Gadis itu merasa jika selama ini ia hanya mencintai sendiri...