17. Talk

205 14 10
                                    

"Terkadang sangat sulit untuk mengetahui kepribadian seseorang hanya dengan melihatnya tanpa mengenalnya" ~Keana Chalondra.

"Btw, lo tinggal dimana?" Tanya gadis itu

"Di rumah."

"Ya tau. Maksud gue daerah mana?"

"Kenapa emangnya? Lo pengen main ke rumah gue?"

"Gue cuma tanya," ujar gadis itu dengan sinis. "Dasar cowok nyebelin!" rutuknya dalam hati.

"Gue tinggal di daerah Cilandak."

"Oh..."

"Udah, gitu doang?"

"Ya terusss?" tanya Keana sambil mengerutkan kedua alisnya.

"Lo nggak mau tau status gue gitu?"

"Nggak!"

"Ntar lo nyesel..."

"Lo tuh beda banget sih sama realita. Kalo di sekolah diem, kalo di luar nerocos melulu."

"Ya itu karena gue nggak mudah akrab sama orang. Gue cuma bisa ngobrol sama orang yang bener-bener gue kenal."

"Emang lo bener-bener kenal sama gue?"

"Nggak!"

"Terus kenapa lo bisa ngobrol sama gue?"

"Karena kita udah sering bareng, emang lo nggak inget waktu kita pertama kenal?"

"Inget kok, waktu itu lo diem aja kayak patung sampe gue gedek liatnya."

Mereka benar-benar keasikan mengobrol hingga lupa waktu. Keana melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 8 malam. Baru kali ini ia merasa nyaman berada di samping cowok. Keana tidak menyangka jika Aksa yang selama ia kenal ternyata berbeda. Aksa ternyata mudah akrab dengannya tidak seperti awal mereka bertemu.

"Sa, balik yuk udah jam 8 nih."

"Oh iya, gue sampe lupa."

Akhirnya mereka berdua pulang. Aksa mengantarkan Keana sampai ke rumahnya. Gadis itu segera turun dari motor Aksa dan tersenyum kearahnya.

"Thanks ya..."

"Iya sama-sama."

"Lo mau mampir dulu?"

"Nggak usah, lagian ini udah malem. Gue langsung pulang aja."

"Ohh ya udah, hati-hati."

Cowok itu hanya tersenyum tipis lalu segera meninggalkan rumah Keana. Perasaan gadis itu benar-benar tak karuan rasanya. Ia benar-benar senang akan hari ini. Rasanya ia ingin mengulangnya setiap hari.

"Assalamualaikum.... "

"Waalaikumsalam.... " ujar Herman sambil membaca artikel di laptopnya.

"Papi udah pulang?" Tanya gadis itu, kemudian ia langsung memeluk papinya itu. "Pi, Key kangen banget sama papi"

"Iya, papi juga. Kok kamu baru pulang?" Tanya Herman dengan membalas pelukan putri semata wayangnya itu.

"Iya pi, aku habis bantuin temen."

"Bantuin apa?"

"Ngajar."

"Ngajar apa?" Tanya papinya dengan heran.

"Ceritanya panjang pi, besok aku ceritain sama ada yang mau aku omongin juga."

"Ya sudah kalo begitu, kamu bikin papi penasaran aja. Oiya, papi punya oleh-oleh buat kamu.... "

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang