Sudah tiga hari ini Aksa menunggu ibunya di rumah sakit. Bahkan ia sampai izin untuk tidak bekerja di cafe hanya untuk menunggu ibunya. Keadaan Aeni sekarang sudah agak membaik. Memang penyakit asma tidak boleh terlalu kecapaian, tetapi Aeni lebih memilih bekerja daripada memikirkan kondisi kesehatannya.
"Mama cepet sembuh ya... Aksa nggak tega lihat mama sakit terus..."
Krekkkkk....
Suara pintu kamar ruangan Aeni terbuka. Disana ada perempuan yang berumur empat puluh tahunan dengan membawa parsel buah. Itu adalah Linda, boss Aeni. Linda adalah pemilik toko Roti di tempat Aeni bekerja.
"Luka itu seperti..." Pandangan Aeni terfokus pada bekas luka di tengkuk Aksa. Rasanya ia begitu familiar dengan bekas luka itu.
"Maaf tante ini siapa ya?"
"Oh iya... Perkenalkan nama saya Linda, saya pemilik Toko Linds Bakery. Kamu anaknya Bu Aeni?"
"Maaf Tante saya nggak tahu. Iya, saya Aksa. Anak mama Aeni."
"Gimana keadaan mamamu?"
"Mama udah agak mendingan. Kata dokter mama nggak boleh kecapean."
"Padahal saya sudah sering ingetin Aeni untuk tidak memforsir pekerjaannya. Tapi mamamu itu ngeyel, dia terlalu ulet untuk bekerja. Susah buat dapetin karyawan kayak mamamu. Ini Tante bawakan buah buat mamamu," ucap Linda sambil menyerahkan parsel bunga itu pada Aksa.
Aksa lantas menerima parsel itu dan menaruhnya di atas meja. "Makasih Tante."
Tak lama kemudian, Aeni terbangun dari tidurnya karena mendengar suara orang lain di kamarnya. "Ibu Linda?"
"Bu Aeni udah bangun, maaf ya saya mengganggu waktu istirahat ibu."
"Iya tidak apa-apa kok Bu. Maaf kalau saya udah ngerepotin ibu."
"Nggak kok, saya sama sekali nggak merasa direpotkan."
🌸🌸🌸
Genap 3 tahun sudah Keana menyelesaikan studinya. Keana memang mengambil jalur akselerasi agar kuliahnya cepat tamat. Ia berhasil meraih IPK tinggi walaupun bukan yang tertinggi di kampusnya. Tetapi gadis itu masuk ke dalam 10 besar peraih IPK tertinggi. Kali ini, ia akan pulang ke Indonesia untuk bertemu dengan kedua orangtuanya. Rasanya selama tiga tahun tidak pulang, ia sangat kangen dengan orangtua, para sahabat, masakan Indonesia dan Aksa. Gadis itu sengaja untuk tidak memberitahukan kepulangannya kepada Aksa. Ia hanya memberitahu kepada orangtuanya dan kedua sahabatnya.
Gadis itu sekarang sudah sampai di bandara Soekarno Hatta. Katanya kedua sahabatnya berjanji untuk menjemputnya di bandara. Tiba-tiba gadis itu ingin ke toilet karena kebelet. Alhasil ia harus ke toilet terlebih dahulu dan ia juga mengirim pesan kepada kedua sahabatnya jika ia ingin ke toilet terlebih dahulu.
Kekey :
Mon, gue ke toilet bentar yah... Kebelet nih..."Gimana Mon?"
"Kekey lagi ke toilet..."
"Ya udah biar gue susulin..."
"Eh... Yang bener aja lo..."
Aksa sama sekali tidak mempedulikan ucapan Mona. Cowok itu berlari ke arah toilet jas sambil mengenakan jas. Ia tak peduli apa kata orang nanti. Jantung Aksa rasanya sudah tak terkontrol lagi. Bahkan ia sampai tidak sadar jika sekarang cowok itu sedang berada di toilet cewek.
"Eh mas... Ini kan toilet cewek. Jangan-jangan mas mau mesum ya... Satpam... Ada orang mau mesum..."
"Bu... Plis jangan berisik... Kedatangan saya kesini cuma mau..." Aksa lantas membisikkan kata-kata itu pada sang ibu. Sang ibu rupanya mengerti dan ia sangat mendukung niat Aksa. Bahkan sang ibu mau membantu Aksa untuk tidak ribut.
Mendengar ada suara ribut-ribut Keana langsung keluar dari toilet. Ia sama sekali tidak menjumpai orang di sana yang sedang ribut. Bahkan di toilet itu sama sekali tidak ada orang. "Perasaan tadi ada suara ribut-ribut, tapi kok nggak ada orang satupun." Bulu kuduk gadis itu jadi merinding. Ketika ia melangkah kakinya, tiba-tiba...
Ceklek.... Seluruh lampu di toilet itu padam. Membuat Keana menjerit ketakutan berada disana. Gadis itu sama sekali tidak dapat melihat apa-apa karena saking gelapnya. Gadis itu juga lupa, jika ia menaruh ponselnya di tempat penitipan barang. Alhasil gadis itu berlari kencang untuk meninggalkan toilet bandara yang cukup luas itu.
Brughhh.... Keana terjatuh karena menabrak seseorang. "Maaf saya nggak sengaja," jantung Keana semakin berdebar, pikirannya sudah kalang kabut. Ia takut jika yang tadi menabraknya adalah makhluk astral bukan orang. Peluh Keana sudah menetes, ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang itu. Saat ia ingin beranjak bangun, tiba-tiba tangannya di pegang oleh orang itu. Jantung Keana serasa mau copot, lutut gadis itu sudah sangat lunglai, badannya sudah gemetar semua. Cengkeraman di tangan gadis itu semakin kuat, membuat Keana tidak berani untuk berteriak sedikitpun.
"Will you be my wife?"
Deg... "Suara itu...?" Otak Keana masih belum bisa berfikir dengan jernih. Ia takut jika orang yang sekarang berbicara dengannya adalah makhluk astral yang ingin melamarnya. "Jangan-jangan gue mau di bawa ke dunia gaib. Plisss god, help me!"
Klekk... Tiba-tiba lampu menyala. Membuat batin Keana menjadi lega. Gadis itu benar-benar kaget ketika menengok kebelakang ia melihat penampakan Aksa yang mengenakan jas.
"Aksa? Lo bukan hantu kan?"
Aksa tidak bisa menahan tawanya, ia benar-benar melihat ekspresi ketakutan Keana. Bibir Keana sudah pucat pasi dengan bulir keringat di dahinya. Bahkan gadis itu sudah mengeluarkan air matanya.
Keana langsung memukuli badan Aksa yang sengaja mengerjainya. Gadis itu benar-benar sebal dengan Aksa. Padahal tadi ia sudah takut bukan main, bahkan sampai akan pingsan. Ternyata orang yang mengerjainya adalah Aksa.
"Lo nyebelin banget sih..."
Aksa langsung memeluk erat gadis itu. Rasanya ia sudah kangen dengan suara manja Keana. "Key gue kangen banget sama lo..."
"Gue juga..." Keana membalas pelukan erat dari Aksa. Gadis itu juga sangat merindukan Aksa, orang yang selama ini ia cintai.
"Lo belum jawab pertanyaan gue. Maksudnya kamu."
"Pertanyaan yang mana?"
Aksa langsung berjongkok dan membuka kotak yang berisi cincin itu. Aksa lantas mengulangi perkataannya yang tadi sambil memegang tangan kanan Keana.
"Keana Meysha Chalondra... Will you be my wife?"
"Terima.... Terima... Terima..." Kata orang-orang yang ada di luar toilet itu.
"Yes, i Will..."
Aksa langsung memakaikan cincin permata berlian itu di jari manis Keana. Padahal ia tidak tahu ukuran jari Keana, Aksa hanya mengukur cincin itu lewat jari Mona. Karena badan Keana dan bada Mona hampir sama.
Suara tepukan yang sangat gemuruh berasal dari luar toilet. Mereka berdua kembali berpelukan. Kedua sahabatnya langsung masuk dan ikut memeluk Keana.
"Kekey selamat... Gue ikut bahagia..."
"Iya Key... Gue ikut seneng..."
"Makasih ya Nan, Mon..."
"Selamat ya Keana..."
"Tante Linda? Tante Linda kok tau Key pulang?" Keana merasa heran kenapa ada banyak orang di sana. Bahkan di sana juga ada kedua orang tua Keana dan mama Aksa. Padahal ia sama sekali tidak memberitahukan kabar kepulangannya kepada mereka. Kenapa mereka bisa tahu?
🖤🖤🖤 TO BE CONTINUE 🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert Boy [COMPLETED]
Подростковая литератураKeana tidak menyangka jika ia harus jatuh cinta pada seorang cowok introvert yang sangat kaku dan dingin. Ia benar-benar tak habis fikir jika first lovenya adalah cowok absurd seperti Aksa. Gadis itu merasa jika selama ini ia hanya mencintai sendiri...