62. Graduation

192 8 0
                                    

Hari ini, SMA Pelita Nusantara sedang menyelenggarakan acara perpisahan di suatu gedung. Para siswa kelas XII sudah bersiap menggunakan pakaian formalnya. Keana tampak cantik dengan gaun panjang tanpa lengan yang berwarna pouch dengan rambut yang di cepol. Begitu juga dengan kedua sahabatnya yang mengenakan pakaian senada dengan gadis itu.

"Ya ampun sedih banget yah bentar lagi kita mau pisah..."

"Iya... Aduhhh gue jadi pengen nangis..."

"Hussttt... Udah-udah, ntar make up kalian luntur loh..."

Ketiga cewek itu segera memasuki gedung. Menginjak acara pertama adalah red carpet, para siswa kelas XII sedang bersiap-siap berada di luar. Dan mereka harus saling berpasangan, cewek dengan cowok. Keana bingung harus memilih siapa untuk menjadi pasangan di red carpet nya nanti. Kedua sahabatnya itu sudah memiliki pasangan masing-masing. Mona dengan Dito, sedangkan Kinan dengan Varo.

Keana melihat Selly memilih Aksa untuk menjadi pasangannya. Aksa tampak gagah dengan berbalut jas hitamnya. Tetap, Keana harus bisa merelakan Aksa untuk sahabatnya itu. Ia harus bisa ikhlas untuk semua ini. Tiba-tiba Gaven langsung menarik tangan Keana hingga membuat gadis itu terkejut.

"Lo sama gue..."

Keana tampak kaget melihat Gaven yang tampak menawan tak kalah ganteng dari Aksa. Gadis itu tampak tersenyum menerima uluran tangan Gaven. Padahal hatinya terasa sakit melihat Aksa dan Selly.

"Selamat malam... Acara perpisahan sebentar lagi akan segera di mulai. Para hadirin di mohon duduk karena sebentar lagi akan dilaksanakan acara red carpet untuk kelas XII SMA Pelita Nusantara. Mohon tepuk tangannya..." Kata pembawa acara itu. Para siswa sudah bersiap untuk memasuki gedung dengan pasangannya masing-masing. Keana berada di tengah-tengah, sehingga langkahnya masih agak panjang.

Kini semua mata memperhatikan Keana dan Gaven yang sedang berjalan. Gadis itu tampak gugup karena diperhatikan oleh banyak orang di sana dan ia juga harus menggandeng tangan Gaven. Begitu juga dengan Gaven yang sangat pintar menyembunyikan ekspresi gugupnya.

"Gav gue gemeteran nih... Gue nggak biasa runaway."

"Udah santai aja. Anggep aja mereka semua nggak lagi ngelihatin kita."

Para orang tua murid tampak berdatangan untuk merayakan pesta graduation putra putri mereka. Reni, mamah Keana tampak berjalan sendirian karena papanya baru saja tiba di bandara dan nanti akan menyusul.

Setelah acara sambutan selesai, kini grup padus merah putih yang di bawahi oleh Keana dan Aksa akan segera tampil.

"Acara selanjutnya yaitu penampilan grup paduan suara Merah Putih..."

Jantung Keana langsung berdegup kencang. Kali ini rasanya benar-benar beda. Ia benar-benar nervous dan gemeteran. Mereka semua telah berada di atas panggung dan siap untuk menyanyikan lagu hymne guru dan Friends ~ Meghan Trainor.

Tepuk tangan yang gemuruh terlontar dari para guru, siswa, dan wali murid. Mereka sukses menampilkan acara itu dengan apik dan menawan. Penampilan mereka benar-benar spektakuler. Para penonton sampai melongo mendengarkan aransemen dan improvisasi mereka yang sangat bagus. Tak sia-sia Keana dan tim berlatih 2 Minggu tanpa libur.

Dibelakang panggung mereka semua tampak bersorak ria karena penampilannya yang memukau.

"Thanks ya guys... Kalian udah menampilkan yang terbaik. Makasih juga atas kerjasama kalian semua. Maaf kalau selama ini gue sering marah-marahin kalian semua..."

"Iya Key... Santai aja kali..."

Kali ini adalah momen yang paling mendebarkan dalam sejarah hidup Keana. Yaitu pengumuman kelulusan dan peraih 10 besar nilai UN tertinggi. Jantung Keana langsung berpacu semakin cepat. Gadis itu takut jika prestasinya turun karena konsentrasi Keana yang dulunya terpecah menjadi dua.

Keana memegang erat tangan mamanya yang duduk bersebelahan dengannya. "Mi, doain Key ya supaya nilai Key bagus..."

"Iya sayang... Mami selalu berdoa yang terbaik buat kamu," Reni lantas memeluk putrinya dan mungasap lembut rambut Keana. Ia tahu betul bagaimana rasa gugup putrinya sekarang.

"Selamat untuk SMA Pelita Nusantara semuanya lulus 100%."

"Alhamdulillah... Ya Allah terimakasih..."

Sorak bahagia terpancar dari semua murid. Mereka semua tampak lega walaupun mereka mendapatkan nilai yang pas-pasan yang terpenting adalah mereka lulus.

"Nah... Kali ini adalah saat yang mendebarkan yaitu pengumuman nilai tertinggi di SMA Pelita Nusantara. Mari kita hitung mundur bersama-sama... 3... 2... 1..."

Keana tampak menangis haru melihat namanya ada di posisi pertama dengan raihan nilai 58,45 dan Aksa di posisi nomor dua dengan nilai 58,40. Gadis itu langsung memeluk erat mamanya. Ia tak percaya, jika pengorbanannya untuk belajar selama ini berbuah manis. Kedua sahabatnya langsung menghampiri Keana dan memeluk gadis itu.

"Selamat ya Key... Gue bangga banget sama lo. Nggak salah deh punya sahabat kayak lo."

"Iya Key... Selamat ya..."

Keana dan Aksa sempat berkontak mata sebentar. Gadis itu melihat Aksa yang juga sedang berpelukan dengan ibunya dan adiknya.

"Makasih ya ma, mama udah mau dateng ke sini... Aksa sayang banget sama mama dan Arya..."

Aeni tampak tersenyum tipis. Walaupun ia tadinya tidak mau datang, akhirnya ia mau datang juga atas dorongan hati nuraninya.

"Selamat ya nak... Mama bangga sama kamu..."

Baru kali ini, Aeni mengucapkan rasa bangga kepada Aksa. Padahal selama ini, Aeni selalu cuek dengan apa yang terjadi pada Aksa. Tetapi kali ini, ia berbeda. Aksa seperti mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu yang selama ini ia rindukan.

"Loh Bu Linda? Ibu di sini juga?" Tanya Aeni pada Linda, seorang pemilik toko roti tempat ia bekerja.

"Iya... Saya anak saya, Varo kan juga sekolah di sini juga Bu. Ini anak ibu?"

Tidak sengaja Linda melihat Aksa yang sedang berbalik badan sehingga ia melihat seperti bekas goresan di tengkuk Aksa.

"Luka itu...."

"Ma, ayo... Bentar lagi giliran Varo..."

"Bu Aeni saya duluan ya..." Linda langsung berlalu meninggalkan Aeni. Aksa tak sempat bertatap muka dengan Aeni karena ia sedang mendapat ucapan dari teman-temannya.

"Selamat ya Key... Lo dapet peringkat satu..." Kata Gaven yang langsung menghampiri Keana.

"Makasih Gav... Lo juga dapet kan?"

"Iya gue peringkat delapan."

"Wah lumayan itu mah... Selamat juga buat lo."

Setelah ini adalah acara lain-lain, yaitu acara dansa dengan diiringi musik klasik. Para wali murid sudah pada pulang karena ini adalah acara promnight untuk kelas XII. Para siswa sudah bersiap dengan pasangannya masing-masing untuk berdansa. Panitia juga sudah siap untuk mematikan lampu agar nuansa dansa dapat terasa. Hanya lampu tumbler yang menyinari mereka. Alunan musik klasik sudah di mainkan. Kini para siswa sedang berdansa dengan pasangannya masing-masing. Keana sedang berdansa dengan Gaven. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang yang sedang berdansa dengannya.

🖤🖤🖤 TO BE CONTINUE 🖤🖤🖤

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang