58. Remember

164 8 0
                                    

"nggak tau tuh."

Dengan perasaan gugup, Keana segera pergi ke ruang Bu Winda. Ternyata di dalam sudah ada Aksa yang datang terlebih dahulu. Degup jantung Keana terasa semakin cepat di tambah dengan dinginnya AC yang merasuk sampai ke tulang.

"Itu Keana. Ayo duduk Key," ujar Bu Winda sambil mempersilahkan Keana duduk. Gadis itu segera menduduki bangku kosong di sebelah Aksa.

"Jadi gini, tujuan ibu panggil kalian kesini itu, ibu pingin kalau kalian sama tim padus kemarin tampil di perpisahan nanti."

"Tapi Bu..."

"Ayolah Aksa, Keana. Lagian ini kan momen akhir buat kalian. Masa kalian nggak mau sih memberikan penampilan kalian yang terbaik buat bapak ibu guru sama temen-temen kalian," ucap Bu Winda dengan memohon. Bu Winda ingin menunjukkan penampilan terbaik dari muridnya itu.

"Ya sudah Bu. Untuk masalah lagu gimana Bu?"

"Untuk masalah lagu kalian bebas mau pilih lagu apa. Asalkan lagu wajib kalian harus himne guru."

Keana mengeti maksud dari Bu Winda. Gadis itu akan menyiapkan penampilan sebaik mungkin, walaupun ia sendiri tidak PD dengan kemampuannya sendiri. Tetapi ia harus bisa membuat penampilan itu menjadi menarik.

"Aksa, apa ada yang mau kamu sampaikan?" Tanya Bu Winda kepada Aksa yang sedari tadi cuma diam saja. Aksa hanya mendengarkan mereka berdua berbicara. Ia sama sekali tak menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Bu Winda.

"Nggak Bu. Saya ikut saja."

"Ya sudah kalau begitu, kalian dan kelompok kalian bisa berdiskusi untuk lagi apa yang nantinya cocok ditampilkan. Besok kalian sudah bisa mulai latihan kan?"

"Bisa Bu," jawab Keana. Mereka hanya mempunyai waktu 2 Minggu untuk mempersiapkan ini semua.

Mereka berdua segera menyalami Bu Winda dan keluar dari ruangan itu. Tak ada satupun yang memulai percakapan. Hanya suara sepatu yang terdengar di antara mereka. Keana sebenarnya sangat ingin mendiskusikannya pada Aksa.

Tetapi ia gengsi, takut jika ia dicap sebagai cewek murahan. Begitupun Aksa yang hanya diam saja daritadi.
Langkah Aksa begitu cepat hingga membuat Keana tertinggal di belakangnya. Akhirnya mau tak mau gadis itu lah yang harus mengalah untuk membuka percakapan terlebih dahulu.

"Sa... " Panggil Keana dengan nada tegas. Sekarang ia tak mau dimanjakan dengan perasaannya sendiri yang terlalu lunak pada Aksa. Gadis itu harus bisa menahan diri agar tidak selalu terlihat cewek gatel.

Aksa menoleh kebelakang dan menghentikan langkahnya. Ia sama sekali tidak sadar jika langkah Keana tertinggal jauh darinya.
Keana segera mempercepat langkahnya untuk menuju ke arah Aksa.

"Lo sebenarnya niat nggak sih buat padus?"

"Niat."

"Kenapa daritadi lo diem aja."

"Terus gue harus ngapain?"

"Ya lo cari ide kek kita mau tampilin lagu apa," kata Keana dengan nada kesal. Ia begitu dongkol melihat kelakuan Aksa yang terlalu kaku dan susah untuk diatur.

Mereka berdua segera menemui kelompok paduan suara yang dulu, untuk berdiskusi. Akhirnya mereka menemukan lagu yang bagus untuk ditampilkan nanti di acara perpisahan. Mereka semua telah menyepakati lagu itu, mereka hanya tinggal mencari aransemen dan improvisasi yang tepat.

"Key..."

"Loh kok belum pulang Gav?"

"Gue barusan ada ikut rapat dekor, lo kok nggak ikut?" Tanya Gaven dengan napas tersengal-sengal karena ia berlari ke arah Keana.

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang