46. Broken

185 5 6
                                    

Setelah kemarin Selly dijenguk oleh para sahabatnya, akhirnya ia hari ini mau berangkat sekolah juga. Walaupun dengan keadaan terpaksa. Gadis itu sekarang benar-benar sedang ada pada titik terendah dalam hidupnya.

Selly yang dulunya ceria, ramah, dan cerewet tetapi sekarang berubah drastis menjadi seorang yang pendiam dan tempramen. Para sahabatnya saat ini belum tahu dengan kondisi yang sedang dialami Selly saat ini.

🌸🌸🌸

"Key, kantin yuk," ajak Mona.

"Nggak ah males."

"Ayo Key, ke kantin ntar lo laper. Terus kalo lo ntar sakit gimana coba," kata Gaven yang tiba-tiba ada di sebelahnya.

"Gue lagi nggak mood. Mending kalian berdua aja."

Mata Mona langsung terbelalak mendengar pernyataan Keana. Keana tahu saja apa yang diinginkan gadis itu.

"Lumayan, bisa makan bareng cogan. Jadi nggak bikin malu kalo makan di kantin sendirian," batin Mona. "Ya udah kalo gitu. Yuk, Gav."

"Ehhh iya..."

Mereka berdua segera menuju kantin.

"Emang Keana jarang ke kantin yah?" Tanya Gaven.

"Nggak juga sih. Tuh anak emang suka labil kayak gitu."

"Oh..."

Sebenarnya tujuan Keana untuk tidak ke kantin karena ia ingin menyusul Aksa ke perpustakaan. Gadis itu ingin memperbaiki hubungannya dengan Aksa agar seperti dahulu lagi. Ia lebih baik berteman biasa dengan Aksa daripada harus menjauhi Aksa. Gadis itu malah tersiksa sendiri dengan misi yang dijalaninya.

🌸🌸🌸

Aksa sekarang sedang membaca buku di perpustakaan. Ia memilih berada di lantai dua karena suasananya sepi, hanya ada ia seorang. Cowok itu membaca buku geografinya. Ia melirik suasana perpustakaan yang hening di sekitarnya, benar-benar tidak ada orang disana. Saat Aksa akan mengembalikan buku itu ke dalam rak ia tak sengaja melihat seorang perempuan yang berdiri diatas balkon. Ia menyipitkan matanya untuk mengamati gadis itu.

"Itukan... Itu Selly? Ngapain dia berdiri di atas balkon sana? Jangan-jangan dia mau..." Pikiran Aksa sudah melayang jauh sampai kesana. Ia kemudian keluar lewat jendela perpustakaan untuk menuju balkon itu.

"Sel... Ngapain lo disitu?"

"Mending sekarang lo pergi atau gue loncat!"

"Lo apa-apaan sih Sel... Jangan bertindak kayak anak kecil. Lo nggak kasihan sama bayi lo?!"

"Nggak... Gue nggak sudi punya anak ini... Gue nggak mau..." Air mata Selly tumpah, ia menangis sejadi-jadinya.

Saat Selly lengah, Aksa segera menarik tangan Selly. Namun kakinya tersandung dengan batu sehingga mereka berdua tak sengaja berpelukan.

Keana sekarang sudah sampai di perpustakaan. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut perpustakaan tetapi ia tak melihat Aksa berada disana. Kemudian ia menaiki tangga lantai dua di perpustakaan itu. Namun ia juga tetap tidak menemukan Aksa berada disana. Tak sengaja Keana melihat jendela yang terbuka. Gadis itu kemudian mendekat untuk melihat jendela itu. Betapa kagetnya ia saat melihat Aksa dan Selly sedang berpelukan. Air mata gadis itu langsung tumpah membasahi pipinya. Dadanya terasa sesak melihat semua ini.

"Nggak... Nggak mungkin... Kenapa Aksa sama Selly kayak gitu. Kenapa Selly tega banget sama gue..." Gadis itu segera berlari menuruni tangga untuk pergi dari tempat itu. Para siswa yang ada di perpustakaan merasa bingung dengan apa yang terjadi pada Keana. Tetapi Keana cuek dan tidak memperhatikan mereka. Gadis itu langsung pergi dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

🌸🌸🌸

Aksa segera melepaskan pelukan itu. Ia tak menyadari jika tadi Keana melihat mereka berdua sedang berpelukan.

"Kenapa lo hentiin gue?" Satu tamparan mendarat dengan keras di pipi Aksa. "Kenapa lo nggak biarin gue mati aja?! Udah nggak ada artinya gue hidup lagi!"

"Lo salah. Lo nggak tau arti hidup yang sebenarnya. Lo nggak kasihan sama nyokap bokap lo yang udah capek-capek besarin lo?"

"Buat apa gue kasihan sama mereka kalo mereka sama sekali nggak pernah peduli sama gue?!"

"Lo nggak kasihan sama sahabat-sahabat lo kalo lo nantinya nggak ada?"

Saat mendengar kata sahabat, air mata Selly kembali tumpah. Ia sangat sayang dengan ketiga sahabatnya sama dengan rasa sayangnya terhadap kedua orangtuanya.

"Kenapa lo diem? Tuhan kasih lo hidup cuma satu kali. Sebelum lo menyesal nanti, gue ingetin lo dulu. Lo bisa rubah hidup lo jadi lebih baik lagi."

"Nggak... Gue udah hina. Gue jijik sama diri gue sendiri. Gue ini udah kotor..."

"Nggak yang nggak mungkin di dunia ini. Semua orang pasti pernah ngelakuin dosa. Dan itu suatu tantangan Tuhan buat lo, gue yakin lo bisa ngelewatin tantangan itu. Pikirin nyawa bayi lo yang nggak berdosa itu. Jangan ambil satu keputusan yang nantinya berakibat fatal. Pikirin lagi kalo lo mau bunuh diri."

Aksa segera pergi meninggalkan gadis itu. Percuma saja ia harus membujuk gadis keras kepala seperti Selly. Lebih baik ia yang mengalah. Ia yakin Selly pasti tak berani untuk melakukan hal sebodoh itu.

Sedaritadi Selly terus terdiam dengan mata yang memerah dan nafas yang tersengal-sengal. Ia terus merenungi perkataan dari Aksa. Semangat gadis itu menjadi terpacu saat Aksa bilang kepadanya jika itu merupakan sebuah tantangan dari Tuhan yang harus ia lewati. Itu artinya jika ia bisa melewati tantangan itu semua masalahnya akan selesai.

🌸🌸🌸

Keana menatap cermin di toilet itu. Matanya tampak merah dan sembab. Waktu istirahat ia habiskan untuk menangis di toilet. Gadis itu benar-benar tidak menyangka jika sahabatnya tega berbuat seperti itu kepadanya.

"Duh... Gimana nih mata gue..."

Gadis itu segera kembali ke kelas karena mendengar bunyi bel istirahat yang telah selesai. Saat akan memasuki kelas gadis itu tak sengaja berpapasan dengan Aksa yang baru saja kembali dari perpustakaan. Mata mereka berdua sempat bertemu walaupun hanya sebentar. Keana tak peduli dengan Aksa, gadis itu langsung memasuki kelas. Ia benar-benar sangat kesal dengan Aksa.

Aksa melihat jelas mata Keana yang merah dan sembab. "Dia kenapa? Kok kayak orang habis nangis gitu?" Tanya Aksa dalam hati.

"Ya ampun Kekey... Lo dari mana aja sih? Nih, lo di beliin Gaven roti bakar sama milktea," ucap Mona.

"Gu... Gue dari toilet," kata Keana sambil menunduk karena ia takut matanya terlihat oleh Mona.

"Ke toilet lama banget sih. Lo kenapa sih Key kok nunduk gitu? Lo sakit ya?" Tanya mona. Saking penasarannya Mona langsung mengangkat kepala Keana hingga ia melihat mata Keana yang merah dan sembab.

"Itu, mata lo kenapa Key?"

"Nggak papa kok. Gue cuma kelilipan tadi."

"Kelilipan kok dua-duanya sih Key?"

"Iya. Tadi gue kucek jadi kayak gini."

"Lo nggak bohong kan? Lo nggak habis nangis kan Key?"

"Enggak kok, siapa juga yang nangis," kata Keana sambil menyibakkan rambutnya.

"Jangan bohong Key, kita sahabatan udah lama. Lo nggak bisa bohongin gue. Lo sebenarnya kenapa sih Key? Cerita sama gue."

🌸🌸🌸

My Introvert Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang